Septi_Prastiani

"Maaf, Anda ini…," kata Sa, terhenti, lengannya ditarik paksa oleh Dian agar tidak terlalu banyak bicara. Tak lama setelah itu ada laki-laki berjalan di belakangnya, laki-laki sederhana dengan belahan rambut klimis luar biasa. "Ngotorin kerjaan aja,"

Wanita Sang Boss

Sci-fi · PrincesAuntum

Semua orang terkekeh dengan ucapan dari Fabian tersebut. Sementara Sri agaknya kaget bukan main melihat Meta berada di sini.

Wanita Sang Boss

Sci-fi · PrincesAuntum

"Ini sarapannya, Simbok taruh di sini ya," kata Simbok Aidan lagi. Aidan tampak membuka tikar, kemudian simboknya menata makanan di bawah, untuk kemudian Sri juga sambil mencuri-curi pandang pada Yoga.

Wanita Sang Boss

Sci-fi · PrincesAuntum

Suasana di penginapan agaknya cukup tegang. Bagaimana tidak, mimik wajah kesal dan jutek Lintang benar-benar tampak nyata. dia memilih duduk di pojokan yang paling pojok, seolah tak peduli dengan siapa pun, enggan berkumpul dengan dua sepupunya, apalagi dengan Aidan dan keluarganya. Sedari tadi, dia mencoba untuk melihat sosok yang asing. Sebab dia merasa jika sosok asing tersebut tudak ada sama sekali. Ya, yang ada hanyalah buliknya Aidan, Udin, kemudian simboknya Aidan. Dan beberapa orang lain yang pasti itu bukanlah mbakyunya Aidan. Bagaimana Lintang bisa seyakin itu? bagaimana tidak, sebab mereka sudah berumur. Jadi tidak mungkin sama sekali kalau mereka mbakyunya Aidan. Lintang kembali mendengus, bahkan di acara ini mbakyunya Aidan pun tak tampak sama sekali. sepertinya benar, wanita yang wajahnya tidak diketahui oleh Lintang itu cukup membuatnya penasaran. Dia harus membuat perhitungan kepada wanita itu, malam ini, dia akan benar-benar mendatangi wanita itu dan akan berbuat hal yang sama sekali tidak akan pernah wanita lupakan seumur hidup.

Wanita Sang Boss

Sci-fi · PrincesAuntum