Setelah jamuan makan yang hikmat itu, mereka mulai meninggalkan tempat itu, walaupun hanya Zen yang menikmatinya. Semua siswa menuju kekamar mereka masing – masing, karena keesokan harinya mereka akan dilatih langsung oleh Kapten ksatria dari negara tersebut.
Pihak gereja yang dipimpin oleh Kakek yang banyak berbicara itu, memang langsung membawa para murid untuk menghadap raja dari negara itu. Bisa dilihat juga beberapa petinggi negara menyambut mereka.
Zen menghiraukan itu semua, dan hanya menatap orang yang dikenalinya, termasuk Kapten Ksatria yang akan melatih mereka beserta putri dari kerajaan tersebut yang terlihat kecantikannya.
Zen saat ini sudah berbaring dikasur yang nyaman pada kamarnya saat ini.
"Irene, menurutmu seberapa kuat Monster yang akan aku lawan saat rencanaku berhasil?" tanya Zen.
[Jika Kakak menggunakan rencana Kakak, yang langsung turun ketengah labirin tersebut, mungkin rata – rata monster disana mempunyai status E sampai B sedangkan boss dari labirin tersebut, dipastikan statusnya adalah A] jawab Zen.
"E ya, itu akan sulit kalau begitu" kata Zen.
"Baiklah, tunjukan Status Poinku dan statistikku Irene" kata Zen.
Status Poin: [487]
STR: G [0/100]
AGI: G [0/100]
INT: G [8/100]
DEX: G [0/100]
"Hm... baiklah, pertama ubah semua statusku menjadi F Irene" kata Zen.
[Baik Kak] jawab Irene singkat.
Status Poin: [487] > [95]
STR: G [0/100] > F [0/175]
AGI: G [0/100] > F [0/175]
INT: G [8/100] > F [0/175]
DEX: G [0/100] > F [0/175]
"Sekarang, aku membutuhkan beberapa skill yang berguna" gumam Zen didalam hatinya.
Lalu Zen membuka menu toko skillnya dan mencari Affinity Cahaya guna mengkatifkan skill Healnya, yang mungkin akan berguna saat pertempurannya.
[Affinity Cahaya: 1.000.000]
Melihat harga tersebut, sebenarnya Zen sangat ragu untuk membelinya. Karena menurutnya, dia akan menabung dan membeli skill yang hebat. Namun karena keterbatasan toko poin, akhirnya dia mulai membeli itu.
Toko Point: [6.334.000] > [5.334.000]
Lalu Zen mulai mencari beberapa skill yang menurutnya berguna jika digunakan untuk bertempur, karena statusnya saat ini sangat membuatnya tertekan. Walaupun dia mempunyai skill creation berlevel maksimal, tetapi dirinya masih belum tenang.
Lalu setelah mencari, pilihannya terjatuh disebuah skill yang menurutnya sangat berguna saat ini.
[Gravity: 5.200.000]
[Skill: Gravity]
[Skill yang dapat megubah gravitasi disekitar area dari host.]
Karena melihat skill yang bagus, tanpa pikir panjang Zen langsung membelinya, tanpa memikirkan sisa dari toko poin yang dimilikinya saat ini. Sedangkan untuk senjata, Zen sangat mudah untuk membuatnya menggunakan skill creationnya saat ini.
Lalu Zen mulai memanggil sistemnya kembali dan meminta menunjukan semua skill yang diapunya untuk saat ini.
Skill: [Infinity Mana] [Clean: 2] [Heal: 1] [Creation: 10] [Fire: 8] [Water:6] [Wind: 2] [Light: 1] [Cooking: 1] [Enchant: 1] [Gravity: 1]
Zen sangat senang setelah melihat skill healnya sudah bisa digunakan dan mendapatkan skill baru seperti cahaya dan gravity. Namun tatapannya terjatuh pada sebuah skill yang baru dia lihat pada statusnya ini.
"Irene, sejak kapan, aku mendapatkan skill Enchant? Setahuku, aku tidak pernah membeli ataupun menerimannya dari hadiah quest manapun." Kata Zen.
[Skill itu didapatkan, karena berkah dari dewa yang memanggil Kakak kedunia ini] kata Irene.
"Benarkah? Lalu mari kita lihat kegunaannya" kata Zen.
[Enchant: 1]
[Skill yang berguna untuk menambahkan status maupun skill tertentu pada senjata maupun peralatan tempur lainnya seperti senjata, armor, sepatu, helm dan aksesoris]
Melihat informasi yang dilihatnya, membuat Zen sangat senang dengan skill yang didapatkannya ini. Menurutnya, jika dia bisa memaksimalkan semua skill yang dimilikinya saat ini, dia bisa mengalahkan beberapa musuh yang mempunyai status yang berada diatasnya.
Akhirnya Zen mulai mengisitrahatkan tubuhnya yang lelah. Sebenarnya, Zen ingin kembali ke Alaska, namun ternyata beberapa orang sedang mengawasi semua siswa yang berada menginap diistana ini.
.
.
Keesokan harinya, semua siswa berkumpul disebuah lapangan tempat dimana mereka berlatih. Saat ini Kapten dari ksatria kerajaan ini yang bernama Meld, menyerahkan mereka sebuah plat yang berguna sebagai plat status.
Mereka semua melihat status mereka masing – masing. Bisa dilihat mereka sangat senang melihat statusnya yang sangat tinggi. Kouki contohnya, dia mendapatkan sebuah Job sebagai Hero dengan rata – rata 100 pada semua statusnya.
Sedangkan Zen melihat statusnya hanya tersenyum saat ini. dia mempunyai Job Enchant dengan statusnya yang rata – rata 10. Bahkan bisa dipastikan dia yang terlemah dari mereka semua. Status ini memang sengaja diubah oleh Irene, untuk memuluskan rencana mereka.
Kapten Meld mulai memanggil satu persatu siswa tersebut dan mencoba melihat status mereka. Mereka merasa bangga menunjukan status mereka satu persatu. Lalu saatnya Zen menunjukan statusnya.
Bisa dilihat beberapa orang mengantisipasi status dari Zen, karena bisa dikatakan dia sangat kuat. Namun saat Kapten itu membacakan satusnya yang merupakan seorang non tempur, beberapa siswa mulai mencemoohnya saat itu juga.
"Tidak apa Zen-kun, gurumu ini juga mempunyai sebuah status non tempur" kata Aiko-sensei yang berdiri disebelahnya.
Sebenarnya Zen merasa iri, melihat status dari Aiko. Dikarenakan walaupun lemah, skill yang dia dapatkan sangat berguna, yaitu tentang pertanian. Zen hanya tersenyum kepada gurunya tersebut setelah dia menyemangatinya.
Sedangkan disisi lain, Hiyama tersenyum puas, karena merasa waktu untuk menindas Zen akan tiba. Akhirnya mereka mulai berlatih, namun tidak untuk Zen dan Aiko beserta beberapa murid yang tidak mempunyai status petarung.
Keesokan harinya, Zen masih berada didalam kamarnya. Zen saat ini sedang bereksperimen dengan setsuatu dikamarnya. Zen sudah menangkap sebuah hewan pengerat yaitu tikus yang ukurannya yang lumayan besar, yang dia tangkap kemarin dan saat ini bersiap untuk memulai meningkatkan skillnya.
Zen saat ini terus melukai tikus tersebut dan menyembuhkannya, guna meningkatkan skill healnya. Sebenarnya Zen sangat tidak ingin melakukan ini, karena tindakan ini menurutnya sangat keji, namun demi usahanya menjadi kuat, terpaksa dia harus mengorbankan sesuatu.
Teman – teman yang lainnya, merasa Zen sangat depresi dengan keadaannya, sehingga dia tidak keluar kamar. Namun tindakan mereka meleset, karena Zen selalu makan bersama dengan mereka dengan tenang, namun kembali kekamarnya.
Dua minggu sudah terlewati. Saat ini Zen memutuskan untuk melanjutkan rencana yang telah dia buat, setelah dia memaksimalkan beberapa skill, yaitu skill api dan heal, walaupun untuk meningkatkan kedua skill itu sangat tidak manusiawi. Sedangkan skill yang baru didapatnya, yaitu skill enchant, Zen berhasil meningkatkannya pada level 7, karena mengenchant beberapa senjatanya.
Zen terus membakar tikus yang didapatkannya dan menyembuhkannya. Hal itu diualang – ulang, hingga kedua skillnya tersebut mencapai level maksimal saat ini. Zen berjalan santai keruang latihan, dan mendapati beberapa siswa sedang berlatih dengan serius dan diawasi oleh Kapten Meld.
Para Siswa sangat heran dengan kehadiran Zen itu, namun mereka menghiraukannya dan melanjutkan pelatihan mereka. Shizuku akhirnya senang, melihat temannya itu berada disini, karena dia juga sempat menganggap Zen mengalami depresi.
"Akhirnya kamu mau keluar kamarmu Zen" kata Shizuku yang menghampiri Zen.
Sebenarnya Shizuku sering mengunjungi Zen dikamarnya dan mengobrol sambil memintanya mengajarkan beberapa skill bertarung yang dikatahuinya. Walaupun Zen disini lemah, tetapi pengetahuan tentang skill bertarungnya masih ada.
"Zen, bisakah kamu mengajariku lagi?"