Dalam waktu singkat, berita tentang Yuga yang tertangkap basah menyelundupkan komik dewasa ke sekolah, merajai dunia pergosipan sekolah. Semua penduduk sekolah terbagi menjadi dua kubu, yang percaya dan tidak percaya. Para senior kebanyakan tak percaya, beda halnya dengan teman seangkatan atau para junior yang menelan mentah-mentah berita itu. Yuga menjadi sasaran bisik-bisik dimanapun ia berada. Kejadian ini makin menguatkan Yuga bahwa Jihan adalah salah satu dari komplotan haters yang bergerak secara sistematis untuk menghancurkan namanya dan Ralin.
“Ga, mereka berusaha menghancurkan lo juga.”
Ravi mengeluh pelan, terlihat lesu. Deni sebaliknya, bersikap galak setiap waktu, dan gampang sekali tersulut. Mereka bertiga tengah duduk di padang rumput dekat lapangan voli yang sepi. Yuga berkali-kali mengecek ponselnya, menantikan jawaban dari orang yang ingin ditemuinya sesaat lagi.
“Gue tahu.” Yuga menjawab pelan.