Esok paginya, saat matahari belum terbit, dan semuanya masih tertidur, Yuga mengajak Ralin pergi ke pantai untuk melihat matahari terbit. Mereka mematikan ponsel, sengaja tak membawanya sebagai alasan agar tak diceramahi beramai-ramai nantinya. Langit di ufuk timur semburat oranye kelabu. Awan kelabu tebal bergulung-gulung di atas mereka, namun tak ada tanda-tanda akan turun hujan. Pantai remang gelap, sepi, hanya ada beberapa ekor anjing yang berlarian di kejauhan. Perahu-perahu nelayan masih mengapung di tengah laut, belum menepi. Yuga dan Ralin berjalan bergandengan tangan, berjalan dalam senyap.
Cahaya matahari yang kekuningan menerpa mereka yang berjalan makin jauh dari villa. Hangat, keemasan, membuat Ralin mendesah kagum. Yuga menghentikan langkah dan tersenyum melihat binar di mata cokelat Ralin.