Konon katanya ada seorang bayi perempuan yang terlahir dengan kekuatan ajaib di belahan bumi paling dingin, yaitu dibagian selatan. Tempat itu tertutupi dengan salju putih abadi yang tidak akan pernah cair dan tersimpan banyak sekali berlian indah. Nama negeri itu adalah Ice Crystal. Kekuatan itu mampu menjadi penengah dalam bencana besar juga penenang bagi pasangannya. Namun tidak ketahui jelas seperti apa rupa anak perempuan itu, bahkan peramal sekalipun. Berita itu gempar ketika ada seorang peramal yang meramalkan berita itu, tepat dihari pertama salju mulai turun di awal tahun yang bertepatan pula dengan gerhana bulan total.
Cahaya dari gerhana bulan itu begitu indah sekali, banyak orang yang takjub akan fenomena indah itu. Tiba-tiba para penyihir berdatangan entah dari mana asalnya. Mereka mencari keberadaan bayi perempuan itu. Bagi mereka, bayi itu adalah pembawa sial juga kutukan bagi mereka. Padahal ada hal lain yang disembunyikan. Para penduduk mulai berlari-larian kesana kemari menghindari serangan dari penyihir. Tapi keajaiban terjadi, sebuah cahaya yang sangat terang datang mendekat, berjalan di tengah-tengah terjadinya keributan. Penyihir-penyihir itu tidak bisa menyerangnya bahkan dengan kekuatan bersama.
Saking kuatnya, serangan dari penyihir malah melukai mereka sendiri. "Untuk apa kalian datang kemari? Jangan menganggu kami ...," ujar seorang bersinar terang itu.
"Jangan menghentikan kami, kegelapan akan menang. Dan cahaya akan padam suatu saat!" sahut salah satu dari penyihir itu. Mereka semua pun berubah menjadi burung gagak dan pergi entah kemana. Begitu juga dengan orang bersinar terang itu. Seketika suhu udara di tepat itu menjadi sangat dingin. Bahkan sangat sulit sekali untuk menghidupkan api. Kehangatan disana menjadi hilang hanya karena ramalan dari sang peramal itu. "Ramalanmu benar-benar membawa petaka untuk kami semua. Lebih baik, kamu pergi dari sini!" usir seorang penduduk.
"Tapi aku hanya memberitahu apa yang kalian minta. Bukankah kalian sendiri memintaku untuk meramal?"
"Kami tidak perlu alasanmu itu, cepat pergi dari sini!"
"Tolong jangan usir aku, aku masih memiliki bayi dan aku baru saja melahirkan seminggu lalu ...." Orang itu tidak mempedulikannya, rasa belas kasih juga kasih pun hilang karena suatu masalah. Peramal itu langsung berlutut di depan semua orang, memohon-mohon untuk dipertimbangkan lagi. "Aku masih punya bayi dan dia butuh aku ...."
"Kami tidak peduli soal bayimu itu, yang kami ingin kamu segera angkat kaki dari sini!" Peramal pun melihat kearah belakang menatap seorang pria yaitu suaminya sendiri yang sedang menggendong anaknya. Suaminya pun pergi menjauh tanpa mengucap atau membela peramal tersebut. "Tunggu apa lagi hah? Kamu memang tidak pantas disini!"
Peramal mendongak kepalanya, sambil menangis. Sebelum pergi, ia meminta izin terakhir kalinya kepada semua orang untuk mengucapkan salam perpisahan kepada suami juga anaknya. Bukannya dizinkan, mereka semua malah menyeret-nyeret peramal itu. Ada pula yang melemparinya dengan batu. Burung gagak jelmaan penyihir tadi, tertawa melihat kejahatan itu. "Tolong izinkan aku untuk menemui mereka berdua. Hanya mereka yang aku punya, tolong izinkan aku ...."
"Tidak boleh, kamu akan memberikan kesialan pada mereka. Terus lempari dia dengan batu, biar dia mati sekalian!" Dengan menahan tangis ditambah perih, ia terus berdoa agar anaknya tumbuh menjadi anak yang baik hati dan pintar, bukan sekedar cantik saja. Dan berharap anaknya kelak akan menjadi terang seperti terangnya gerhana bulan. Perlahan detak jantungnya mulai melemah, orang-orang mulai membawanya ke hutan dan tubuhnya habis dimakan oleh binatang buas. Paling mirisnya, suaminya sama sekali tidak mencari keberadaan jasad istrinya atau menguburnya dengan layak.
Seiring berjalannya waktu, anak peramal itu tumbuh menjadi anak perempuan berusia 5 tahun yang sangat cantik sekali, bernama Ella Althea. Hati juga sikapnya sama cantiknya dengan wajahnya. Ia sering kali bertanya kepada ayahnya soal keberadaan ibunya. Namun sang ayah tidak menjawabnya. "Ibumu tidak ada nak, ayah menemukanmu ketika kamu ditelantarkan di tengah hutan."
Hanya itu yang Ella tahu, hatinya sering kali curiga akan jawaban ayahnya, setiap kali ia bertanya pada pertanyaan yang sama. Ia yakin bahwa ayahnya adalah ayah kandungnya dan ia punya ibu. Ella hidup di keluarga yang terbilang cukup mapan, bahkan apapun yang ia inginkan. Bisa ia dapatkan dengan mudah. Banyak sekali wanita dari umur 30-an, 40-an, juga 20-an memohon kepada Ella agar bisa diberikan izin untuk menjadi ibu tirinya. Ella sendiri tidak bisa memutuskan keputusan seenaknya, itu semua tergantung kepada ayahnya. Ia tidak ingin bersikap egois, memang dirinya inginkan hadirnya sosok ibu. Tapi bukankah ayahnya berhak menikah dengan wanita yang ia cintai?
Setiap hari Ella selalu berdoa, meminta didatangkan wanita yang pantas menjadi ibu tirinya dan menjadi pendamping yang baik untuk ayahnya. Umurnya kian bertambah, sekarang ia sudah berumur 20 tahun. Rambutnya panjang kecokelatan, matanya cokelat, bulu mata lentik, dan bibirnya merah manis. Tidak lupa-lupanya ia berdoa dengan permintaan yang sama. "Aku tidak ingin melihat ayahku kesepian terus ... Amin ...."
Mendengar doa dari Ella, hati kecil sang ayah pun tergerak. Ia sendiri merasa menyesal karena tidak membela istrinya waktu insiden itu, kalau tidak pasti istrinya masih hidup sampai sekarang. "Maafkan ayah nak, ayah akan mencarikan sosok ibu yang mungkin akan mengobati rasa sedihmu akan hilangnya sosok ibu," gumam sang ayah.
Setiap hari ayah Ella bekerja sebagai penambang berlian juga pembuat perhiasan. Ella ingin sekali membantu ayahnya, hanya saja ia selalu tidak diizinkan membantu. Suatu hari sang ayah tidak kunjung pulang ke rumah dari tempat tambang. Badai salju di luar, turun begitu lebat. "Aku harus mencari ayah ...."
Ketika Ella membuka pintu, udara dingin langsung masuk ke dalam rumahnya. "Bagaimana caranya aku mencari ayah, semoga saja ayah baik-baik saja disana." Sang ayah yang kedinginan pun diberikan teh hangat oleh seorang janda. Ternyata sang ayah sewaktu jalan pulang, memutuskan untuk berteduh di rumah terdekat dengan lokasi kerjanya. "Terima kasih banyak," ucap sang ayah Ella, bernama Ferand.
"Sama-sama, jika perlu sesuatu, panggil aja aku," jawab janda itu bernama May. Seketika Ferand langsung jatuh cinta dan terpukau akan kecantikan juga kebaikan May. "Aku harap kamu bisa menjadi ibu dari anakku."
"Maksud kamu apa, tuan?" tanya May kebingungan. Ferand tersenyum malu-malu dan bingung harus berkata apa. May mulai menebak-nebak apa yang dipikirkan oleh Ferand.
"Jadi?" kata mereka bersamaan, keduanya refleks menutup mulut masing-masing. May mempersilahkan Ferand berbicara lebih dulu. "Aku ingin kamu menjadi istriku, May. Apa kamu bersedia menikah denganku?"
Mata May membulat, ini adalah impiannya. Sudah lama sekali ia mendambakan hal ini. Ia ingin sekali menikah dengan orang mapan, seperti Ferand. Agar bisa terlepas dari hidup susah. "Aku mau menikah denganmu ...."
Hai, aku Lavenia. Ini adalah cerita yang sudah berulang kali di revisi, semoga suka :) Jangan lupa untuk dukungan, komentarnya, juga memasukkan buku ini ke dalam perpustakaan. Terima kasih :)
"Matanya terus menatap kearah luaran di jendela. Berharap badai salju lebat ini akan segera berhenti. Pikirannya mulai kemana-mana saat ia melirik kearah jam. "Bagaimana caranya, aku harus menyusul ayah kesana. Ayolah badai salju, tolong berhentilah ...," ujar Ella dalam doa. Tiba-tiba terdengarlah suara ketukan pintu. Dengan cepat ia berlari kearah pintu. "Ayah." Ella langsung memeluk sosok yang dikhawatirkannya itu. "Aku senang melihat ayah, syukurlah ayah baik-baik saja sekarang. Ayah tidak apa-apa kan? Apakah ayah terluka? Ayah ingin Ella buatkan apa?" rocosnya yang hanya dibalas senyum hangat dari Ferand.
"Tidak Ella, ayah tidak apa-apa. Sebelumnya ayah sempat mampir untuk berteduh, karena hari sudah sangat larut, jadi ayah berjalan pulang. Ayah takut kamu kenapa-napa jika di rumah sendirian."
"Ayah, aku bukan anak kecil lagi."
"Iya Ella, kamu sudah makan?"
"Belum ayah ...." Ferand tersenyum dan menutup pintu. "Ayah membelikanmu roti gandum, kesukaan kamu." Mata Ella berbinar-binar senang, dengan mengucapkan terima kasih. Ia pergi ke dapur untuk membuatkan teh hangat untuk di makan dengan roti gandum tersebut. Keesokan harinya, seperti biasa Ella bangun lebih awal. Mau tidur jam berapa pun, ia selalu bangun lebih dulu dari ayahnya. Ia menyiapkan air hangat untuk mandi, membuat sarapan, dan bersih-bersih.
"Ayah, ayo bangun ... Ella sudah siapkan sarapan, nanti dingin itu makanannya!" teriak Ella dari dapur. Ferand pun membuka matanya perlahan, dari semalam ia tidak bisa tidur memikirkan cara untuk memperkenalkan Ella pada May. Ferand takut bahwa Ella tidak akan setuju jika May menjadi ibunya. Siapa yang tidak kenal May, namanya sangat terkenal di negeri itu. Dia adalah seorang janda cantik anak satu. Ia dikenal suka foya-foya dan mempunyai sikap arogan. Namun, Ferand percaya bahwa sikap May yang tidak baik itu bisa diperbaiki. "Iya Ella, ayah akan segera turun ...."
Ella yang merasa bahwa ayahnya sedang menyembunyikan sesuatu dari semalam pun memutuskan untuk berani bertanya. "Ayah, apa makanannya tidak enak? Ella lihat ayah sepertinya sedang memikirkan sesuatu, apa itu penting?" Mengetahui bahwa Ella curiga, Ferand menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. "Jadi begini Ella, ayah ingin memperkenalkan kamu dengan seorang wanita, lebih tepatnya seorang janda."
"Iya, terus?"
"Ayah ingin menjadikan dia istri sekaligus ibu untuk kamu. Dia mempunyai anak, perempuan juga. Sayangnya, anaknya 3 tahun lebih tua dari kamu ...."
"Ayah, dengarkan Ella. Ella tidak mempermasalahkan ayah ingin menikah dengan siapapun. Ella ingin ayah menikah, karena ayah juga mencintainya. Ella ingin melihat ayah bahagia, ayah bahagia, Ella juga ikut bahagia, ayah. Ayo kenalkan Ella pada calon istri, ayah." Jawaban dari Ella berada di luar dugaan Ferand. Ferand pikir, Ella akan protes soal ini. Namun ia belum memberitahu siapa namanya, apakah jawaban Ella berubah?
"Baik Ella, ayah senang mendengar responmu. Hanya saja, kamu akan terkejut jika ayah menyebutkan siapa nama calon istri ayah nanti."
"Katakan siapa namanya ayah? Ella tidak akan marah ...."
"Namanya May, May Clearany."
"Baiklah, kapan ayah akan memperkenalkan aku pada dia? Ella tidak sabar ayah atau begini saja, ayah beritahu saja dia untuk datang makan malam disini. Ella akan masak makanan enak untuk menyambut dia." Lagi-lagi jawaban dan respon Ella tetap sama. Padahal May bukanlah orang yang dikatakan punya sikap baik.
"Apa kamu tidak keberatan jika May menjadi istri ayah? Bukankah nama dia cukup terkenal, karena si-"
"Tidak apa-apa ayah, Ella yakin sikap nyonya May masih diubah ... Mungkin saja orang lain melihat dia dan berpendapat seperti ini itu. Padahal belum tentu benar seperti apa yang mereka lihat. Mungkin saja, nyonya May punya sikap baik yang tidak diketahui orang lain. Bukankah begitu?" Ferand mengangguk setuju dan mengelus rambut indah anaknya itu.
"Kamu benar Ella, malam ini ayah akan mengajaknya berkunjung kesini ...."
"Baiklah ayah, Ella akan pergi ke pasar setelah ayah pergi bekerja, Ella akan siap makanan untuk makan malam nanti." Dalam perjalanan ke tempat kerja, hati Ferand merasa aman damai, namun ia teringat sekilas akan mendiang istrinya. "Dia tampak mirip denganmu, Tara ...."
Ella yang sudah selesai membereskan rumah pun segera mencari buku resep yang ia tulis sendiri dari pengalaman ia belajar di rumah tetangganya. Tapi sayang, tetangganya sekarang sudah meninggal, karena sakit keras. "Malam ini aku akan memasak sup dan ayam panggang. Untuk makanan penutupnya, aku akan membuat teh dan kue jahe. Aku yakin nyonya May dan anaknya senang ...." Dengan senang, ia mengambil kerudungnya warna biru tua dan membawa keranjang untuk pergi ke pasar. Seperti biasa, ia bersikap ramah kepada semua orang dan tidak lupa memberi roti gandum yang ia buat sendiri kepada orang yang membutuhkan.
"Akhirnya doa-ku terkabulkan. Tidak sia-sia aku terus berdoa, pasti ayah sangat bahagia sekarang ...," katanya dengan riang gembira. Saking senangnya, ia tidak sengaja menabrak seorang pria dengan pakai serba hitam dan sangat tertutup.
BUGH ....
"Aww ...," ringis Ella sambil memegang jidatnya. "Ah, m-maafkan saya ...." Pria itu hanya mengangguk dan pergi. Ella pun merasa sedikit aneh dengan orang itu, tapi ia melanjutkan kembali langkahnya ke tempat jual sayuran.
***
"Apa? Kamu serius Ferand? Apakah ini tidak terlalu cepat? Bagaimana tanggapan orang-orang soal kamu menikah denganku. Sejujurnya aku sedikit menyesal karena menjawab iya kemarin malam. Setelah aku pikir-pikir, aku akan mempermalukanmu nanti ...," kata May sangat khawatir.
"Tidak apa-apa May, aku mencintaimu. Aku sudah menceritakan soal ini dengan anakku, Ella. Dan ia mau menerima kamu, lagipula aku yakin sikap dan pandangan orang-orang soal kamu bisa diubah."
"Kamu tidak bohongkan Ferand? Apa benar Ella mau menerimaku? Bagaimana dengan anakku? Umur anakku dan anakmu selisih 3 tahun ...." Ferand memegang kedua tangan May sambil tersenyum lembut untuk menyakinkannya.
"Iya May, dia mau menerima semuanya. Dia ingin aku bahagia dengan wanita yang aku cintai. Sekarang aku bertanya sama kamu, apakah kamu mencintaiku?" Dengan mata tidak berkedip, May menganggukkan kepalanya.
"Senang rasanya jika kamu mau menikah denganku. Aku harus kembali bekerja sekarang, nanti sepulang kerja, aku akan datang kemari untuk menjemputmu makan malam di rumahku." Semakin senanglah hati May, sudah lama sekali ia tidak makan makanan enak. "Baiklah kalau begitu, terima kasih banyak Ferand." May pun memeluk Ferand, kemudian Ferand pergi bekerja. "Akhirnya sekian lama, impianku terwujud. Ditambah sedikit akting menyedihkan, aku berhasil mendapatkan apa yang aku inginkan sekarang. Sangat lihai sekali diriku. Lihat saja, setelah kita hidup bersama, aku akan perlahan merebut apa yang menjadi punyamu, Ferand ...," gumamnya dalam hati.
May menutup pintu rumahnya dan bersiap-siap mempercantik dirinya untuk hadir makan malam di rumah Ferand. "
Anda mungkin juga menyukai
Komentar Paragraf
Fitur komentar paragraf sekarang ada di Web! Arahkan kursor ke atas paragraf apa pun dan klik ikon untuk menambahkan komentar Anda.
Selain itu, Anda selalu dapat menonaktifkannya atau mengaktifkannya di Pengaturan.
MENGERTI