Unduh Aplikasi
33.33% Ya, he's my brother! / Chapter 2: Episode 2

Bab 2: Episode 2

Sesampainya didalam kelas rombongan berpencar duduk di tempatnya masing-masing disusul guru datang memasuki ruang kelas.

"Selamat pagi anak-anak"

"Selamat Pagi pak ~" Jawab semua siswa-siswi serempak.

Sebelum KBM dimulai guru menyebut nama Nickolas dan memintanya untuk maju kedepan.

"Saya pak?" -Nickolas

"Ada nama Nickolas lagi di kelas ini?"

"Hehe gak ada pak" - Nickolas.

"Yaudah cepat sini kau maju kedepan, kenapa pula kau malah cengegesan"

"Baik pak"

Setelah Nickolas didepan sang guru pun mengutarakan banyak kata-kata teguran dll karena seringkali saat si Guru sedang mengajar Nickolas selalu tidak hadir.

Nickolas saat ditegur hanya mengangguk dan menjawab "Iya, paham, iya paham saja" sambil cengegesan dan korek-korek telinga.

"Baiklah kalau kau sudah paham. Sekarang kau kerjakan materi soal ini. Materi soal ini sudah keluar dari beberapa minggu yang lalu" perintah Guru.

Glugh, Nickolas menelan ludah dan garuk-garuk kepala memandangi tulisan di whiteboard itu, menyadari sangat jarang belajar dan memang rada-rada low di akademik.

"Cepat kau kerjakan, kenapa pula kau malah garuk-garuk kepala? apakah ada banyak kutu di rambutmu?"

"Hahahaha" banyak siswa-siswi tawa terbahak.

"Diam semuanya! Siapa yang nyuruh kelean ketawa?!" Tegas guru, semuanya pun diam.

"Cepat kau kerjakan" Perintah guru pada Nickolas.

"Baik pak" Meski tak yakin, Nickolas tetap mengerjakannya.

Selesai itu guru langsung melihat hasilnya. Dan ...

Brak!

Sebilah papan penggaris besar berbahan kayu dipukulkan di atas meja.

"Ini nih, contoh yang sangat buruk dari siswa populer dengan kegantengannya tapi sangat bodoh di akademik! Populer itu tidak hanya bermodal tampan saja, paham kau!"

"Hehehe"

"Kenapa kau malah cengegesan? Kau paham atau tidak!"

"Paham pak, saya ganteng pak"

"Halah kenapa malah itu yang kau pahami?!"

"Lah, tapi emang bener saya ganteng kan pak? Tadi bapak ngomong begitu loh"

"Halah sudah sudah, bicara omong kosong macam apa pula kau ini. Saya akan buatkan kau materi soal, ambil di meja saya selesai jam pelajaran nanti dan kerjakan dengan baik. Awas saja kalau kau mengerjakannya dengan jawaban yang ngawur lagi seperti tadi saya akan menghukummu"

"Jangan dihukum lah pak"

"Kalau tidak mau dihukum makanya sekolah yang serius! Sudah sana sekarang kau duduk lagi di tempatmu"

"Baik pak, terima kasih"

Selagi melangkah menuju tempat duduk, Nickolas melewati meja teman serombongan, mereka ketawa-tiwi mengejeknya kemudian Nickolas menepuk kepala mereka persatu-satu.

Plak!

"Hebat kelean ye, pada ngetawain gua lu ye?"

Plak!

"Rasain nih hm"

Plak!

"Awuhh oi Nick!"

"Sakit woe"

Lalu dari belakang sebuah penghapus mendarat di kepala Nickolas.

Suut!

Klotak!

"Awh, siapa yang ngelemparin gua anjeng!" Omel Nickolas

"Siapa yang kau sebut binatang hah!"

Nickolas langsung noleh ke belakang dan spontan melotot ternyata penghapus itu dilempar oleh guru

"Enggak kok pak saya gada ngomong apa-apa" Nickolas langsung duduk dengan baik di tempatnya.

____

Setelah memasuki jam istirahat sebelum guru hengkang dari ruang kelas beliau memanggil Nickolas.

"Ya pak" Nickolas maju kedepan.

"Ini yang tadi saya bilang saya membuatkan kau materi soal. Kerjakan dengan benar dan juga teliti esok selasa berikan pada saya" Guru menyodorkan lembaran kertas Folio berisikan tulisan tangan materi soal.

Setelah itu guru keluar kelas disusul siswa-siswi beriringan keluar kelas. Nickolas masih berdiri didepan meja guru sambil membaca materi soal itu.

"Aihh ... tulisannya kayak cakaran ayam pula, gimana cara membacanya coba?" gerutunya, lalu semua teman serombongan datang menghampiri.

Albert menaruh tangannya dipundak kiri Nickolas lalu bilang "Sabar ya tuan muda, anggaplah semua ini ujian didalam hidupmu semoga engkau diberikan ketabahan oleh Tuhan"

Lalu Ivan nyusul menaruh tangannya di pundak kanan Nickolas "Semoga setelah semua kejadian ini engkau dapat berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi wahai tuan muda yang ganteng kek sekuteng yang belum mateng"

Rava memegang pundak Ivan dan Albert "Sesungguhnya aku sangat prihatin dengan tuan muda ini wahai kawan. Marilah kita semua membantu kawan kita tercinta ini dengan doa dan pujian-pujian kepada Tuhan"

Vicktor nyusul memegang tangan Nickolas yang sedang memegang kertas lembaran soal itu lalu bilang "Dan semoga ... setelah semua yang engkau lalui ini engkau dapat memperbaiki dirimu untuk bisa lebih mengerti tentang perasaanku ini wahai tuan mudaku terchayang ..."

"EMANG DASAR KAMPRET KALIAN ORANG!" - Nickolas.

"BUAHAHAHA" semua kawan saling tawa terbahak-bahak.

Nickolas hendak memukul mereka, lalu mereka-mereka saling menghindar sambil masih ketawa-tawa

"Kampret!" - Nickolas.

"Hahahaha"

Mereka berlari-larian memutari kursi-kursi, Nickolas mengejar.

Di dalam ruangan kelas tidak semua siswa/siswi keluar di jam istirahat seperti sekarang, masih ada sebagian yang tinggal didalam kelas salahsatunya Zamry dan juga Jovan yang sedaritadi mereka berdua duduk di kursinya masing-masing memperhatikan Nickolas.

Albert, Rava, Ivan dan Vicktor kebetulan berlarinya memutari barisan meja tempat duduk Zamry.

Brak!

"Kalian bisa diam gak sih!" Zamry berdiri sambil mengebrak meja.

"Kenapa Zam?" Nickolas berhenti dari larinya.

"Brisik tau gak!"

"Emmm ... kayaknya Sekarang sedang jam istirahat deh, lo keluar sana kalo merasa kebrisikan" - Nickolas

Zamry masih diam di tempat, wajahnya nampak kelihatan sangat marah.

"Nick," Jovan datang mendekati mereka berdua.

"Apa Jov?"

"Sini, PR nya aku aja yang ngerjain" Jovan mengambil kertas yang masih Nickolas pegang sejak berlari-larian tadi.

"Gak usah, ini tugas gua, lagipula tugas yang kemarin saja masih sama lo, buat mtk yang ini lo ajarin gua aja nanti" - Nickolas.

"Iya, makanya biar sekalian sini kertasnya aku aja yang pegang, btw nanti sepulang sekolah kamu datang ke rumahku kayak biasanya kan?" Kata Jovan.

"Iya nanti gua ke rumah kalo gak sibuk" - Nickolas.

"Cowok ini sering datang ke rumah lo?" Zamry bertanya pada Jovan.

"Iya, hampir setiap hari malah, kadang juga Nicko nginep di rumah aku. Kita sering belajar bersama Ya kan Nick?" - Jovan.

"Oh ... pantaslah cowok tolol kayak dia memang sering memanfaatkan kebaikan orang dan Lo bakalan jadi korban dia selanjutnya" Cetus Zamry.

"Wait, korban? Maksud lo apa Zam?!" Nickolas spontan melotot mendengar kata-kata itu.

"Kenapa? Lo gak suka gua ngomong begini? Lalu mau ngelaporin ke bokap lo yang kaya raya itu hah?" - Zamry.

"Tutup mulut lo! Apa hubungannya sama bokap gua sampek lo sebut-sebut segala?" Nickolas menjadi semakin marah.

"Apanya yang salah? Faktanya memang benar kan? Lo cuma cowok manja anaknya orang kaya raya yang suka memanfaatkan kebaikan orang!" - Zamry.

"ZAMRY!" Nickolas tidak tahan dia raih kerah Zamry, saking geregetannya.

"Kenapa? Mau pukul? Iya! AYO PUKUL SINIH! Kalo tanpa bokap lo yang kaya raya itu, lo ituh cuma cowok goblok yang gak lebih baik daripada kotoran dan sampah yang gak guna tau gak!"

Nickolas melepaskan kerah Zamry kemudian benar-benar memukul wajah Zamry.

Bugh!

"Lo beneran mukul gua Nick?" Mata Zamry berkaca-kaca sambil memegangi pipinya yang merah.

"Kenapa tidak?" - Nickolas.

"Lo dulu gak pernah ngelakuin begini ke gua Nick! Kenapa lo jadi begini sekarang!" Zamry sambil melirik benci pada Jovan.

"Kata-kata itu seharusnya buat diri lo sendiri Zam!mulut lo dulu gak begini anjir. Sudahlah gausah ngomong apa-apa lagi, mending lo keluar aja sana sebelum gua bener-bener marah sama lo" - Nickolas.

Ivan, Rava, Albert dan Vicktor yang kumpul menyaksikan berdebatan mereka pun saling berbisik.

"Itu Zamry kenapa sama Nickolas begitu ya bro, kayak cewek yang lagi patah hati gitu" - Ivan.

"Entah, mungkin dulunya Zamry Sohibnya Nickolas kali, lalu sekarang Nickolas udah ganti temenan ama Jovan" - Albert

"Bisa jadi sih, tapi ... cuma temenan kok sampek segitunya amat yak, perasaan kita kagak begitu deh" - Rava.

"Dah yuk ach kita keluar aja, yang patah hati disini tuh akuh tau ngeliat mereka begitu!" - Vicktor.

Setelah teman rombongan Nickolas pergi, Zamry juga ikutan pergi dengan mengucapkan kata-kata untuk Nickolas. "Gua akan buat lo menyesal telah memukul gua begini Nick"

"Ya ya ya silahkan sana buatlah yang banyak, dobel juga boleh kok" Jawab Nickolas dengan nada mengejek.

"Nick, Zamry kayaknya paham banget sama kamu ya?" Kata Jovan setelah Zamry sudah keluar kelas.

"Duh, laper perut gua. Lo mau ikut ke kantin gak Jov?"

"Iiiih Nick kebiasaan banget deh, kamu belum jawab pertanyaanku loh, kamu udah lama kah kenal sama Zamry?" Ulang Jovan.

"Dari SMP." Jawab Nickolas.

"Dari SMP? Kok kamu gak pernah cerita apapun ke aku tentang dia?" - Jovan.

"Haiyaah, Ini lo mau ikut gua apa kagak? Gua mau ke kantin sekarang nih, tadi pagi gua belum sempet sarapan. Laper banget" karena sangat lapar Nickolas pun beranjak keluar kelas.

"Susul aja gua ke kantin kalo lo mau, ntar gua traktir" Nickolas lari.

"Kenapa Nickolas gak pernah cerita apapun tentang Zamry ke aku ikh! Nyebelin banget sih!" Gumam Jovan kemudian keluar kelas hendak menyusul Nickolas.

____

Selang beberapa menit dari ngobrol dengan Nickolas tadi, Jovan sudah tidak melihat Nickolas bahkan setelah sampai di kantin pun dia tidak melihat Nickolas.

"Lah tadi bilang mau ke kantin? Lalu kemana dia?" Gumam Jovan.

"Hei Jess, Vio, kalian liat Nicko gak?" Tanya Jovan saat berpapasan dengan dua cewek yang sesama dekat dengan Nickolas bernama Jessa Jeferson dan Violetta.

"Enggak, enggak liat" jawab dua cewek itu.

'Kalo udah ngilang begini dia pasti bolos, huh! Bahkan kalo udah bolos begini biasanya dia gak jadi main ke rumah!'  Gumam Jovan didalam hati.

"Jov, halooo kok bengong?" - Jessa sambil melambai-lambaikan tangan didepan wajah Jovan.

"Eh, anu ... mmm ... ini Jess aku takut lupa, aku mau nitip kertas ini nanti tolong kasih ke Nickolas ya" Jovan menyodorkan lembaran soal beserta jawaban milik Nickolas dari PR tempo hari.

"Lah emang dia kemana? Bukannya kalian sekelas ya?" Tanya Violetta.

"Ahh gua tau, Nickolas pasti bolos dan besoknya kagak masuk sekolah lagi" Jessa menerima lembaran kertas itu.

Jovan manggut-manggut.

"Oke deh, ntar kalo sempat gua mampir ke rumahnya, kalo nunggu ketemu orangnya langsung mah entah tahun kapan, chat aja gak tau di balas kapan" ucap Jessa yang rumahnya berada di satu jalur dengan Nickolas.

"Makasih banyak ya Jess" Kata Jovan lalu mereka berpisah, Jovan berlanjut menuju ke perpustakaan.

"Ikut gua" Tangan Jovan tiba-tiba ada yang memegang dari belakang, yakni Zamry.

"Ada apa Zam?"

"Ada hal yang mau gua omongin sama lo, penting" - Zamry.

"Penting tentang apa?" - Jovan.

"Tentang Nickolas"


next chapter
Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C2
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk