Pagi ini pengacara datang untuk mendiskusikan terkaut kasus ini. Sebentar lagi persidangan akan dilaksanakan. Namun aku enggan untuk mengetahui sedikit pun. Aku merasa bahwa lembaran baru sudah dimulai dan tidak ingin ikut campur. Aku tidak ingin mengetahui apa pun yang berhubungan dengan Linda. Aku juga sudah membahas hal ini dengan Argat. Saat hendak kembali ke kamar, pengacara itu pamit untuk pergi.
"Delisa," panggil Papa yang melihatku ada di atas.
Aku turun untuk menghampirinya. Namun mendengarnya mengatakan nama Linda membuatku menyela ucapannya. Sungguh, aku benar-benar tidak ingin mendengar siapa pun menyebut namanya.
"Persidangannya akan dilaksanakan besok. Papa yakin kalau pengacara kita akan- " ucapan Papa terpotong olehku.
"Maafkan aku, Pa. Seperti yang sudah kubilang tadi, aku tidak mau tahu," ucapku.
"Sayang, Mama rasa kita harus hadir ke sana. Mama ingin memusnahkan wajah liciknya menjadi ciut," ucap Mama.