Aku hanya diam karena tertegun dengan ucapan Argat. Apa maksudnya dengan dia membutuhkanku? Namun di tengah keheningan ini, tiba-tiba Argat tertawa. Saat itu juga aku kembali mengunyah makananku. Pasti saat ini dia sedang menertawakanku. Sudah kubilang kalau maksudnya bukan itu, tapi yang lainnya.
"Maksudku aku membutuhkanmu untuk memijatku nanti. Pasti aku akan lelah seharian ini," ucap Argat yang diselingi dengan tawa.
Aku ini terlalu cepat menyimpulkan ucapannya. Lagipula mana mungkin Argat akan mengatakan sesuatu seperti itu. Lain kali tidak akan lagi aku termakan dengan ucapannya yang memiliki segudang makna itu. Kami kemudian keluar dari hotel dan sedang menunggu taksi. Pantai menjadi pilihan utama kami. Selain karena sudah lama tidak ke pantai, Argat juga merasa bahwa pantai adalah tempat yang cocok untuk meluapkan unek-unek yang ada di hatinya.
"Kenapa harus Bali? Kau bisa memilih yang lainnya," tanyaku selama perjalanan.