"Misalnya nih, si A yang merasa sudah berusaha keras mempertahankan rumah tangganya tapi tetap nggak berhasil, akhirnya berhenti berusaha dan akan mengatakan pada orang-orang di sekelilingnya bahwa 'ini sudah takdir'. Padahal jika masalah tersebut dialami oleh si B, maka rumah tangganya akan tetap utuh. Intinya, kata takdir itu menjadi sesuatu yang fleksibel dan berbeda-beda ukurannya pada setiap orang, dan biasanya digunakan untuk menutupi ketidaksanggupan atau mencari pembenaran dan penakluman atas keputusan seseorang dalam mengatasi masalahnya," jelas Marina.