"Kek, enggak masuk? Hujan lho, nanti Kakek bisa masuk angin kalau duduk di sini terus." Sari menyapa kakek yang sedang duduk berayun-ayun di atas kursi goyangnya. Beliau hanya mengangguk-angguk seperti biasa. Kakek memang sudah tua dan pikun, tidak bisa diajak berkomunikasi lagi.
Sari melemparkan senyum ramah pada ibu tetangga sebelah rumah yang tampak sedang berada di halaman rumahnya. Sang ibu tetangga membalas dengan sebentuk senyum kaku dan kemudian terburu-buru masuk ke dalam rumahnya. Entah menghindari hujan, atau menghindari dirinya.
"Dasar orang aneh," gerutu Sari. Ia melepas sepatunya di depan pintu dan melangkah masuk ke dalam rumah.
"Sudah pulang, Sari?" Terdengar suara ibu dari arah ruang makan.
"Iya, Bu." Sari menghampiri ibu dan menghempaskan diri di atas salah satu kursi makan. "Capeek banget!" keluhnya.
"Capek kenapa?" tanya ibu sambil menata piring di atas meja.
"Capek habis lari, Bu," jawab Sari.
"Kenapa harus lari?" tanya ibu lagi.