Rendy memicingkan mata menatap ke kejauhan, melewati tubuh para mahasiswa dan mahasiswi yang simpang siur di depannya. Jemari tangannya mengetuk-ngetuk meja kantin yang terbuat dari kayu tempat ia menopangkan dagu di atas tangan satunya. Tatapannya tajam, terkunci pada satu sosok di seberang sana.
Gadis dengan rambut diikat satu di belakang kepala itu tampak duduk sendirian, bersandar pada dinding rendah di sisi luar ruang perpustakaan, menekuni sebuah buku tebal yang terbuka di atas pangkuannya. Gadis berwajah manis dan berpenampilan sederhana itu terlihat tenang membaca, sama sekali tidak terganggu dengan orang-orang yang berlalu lalang di sekitarnya.