Unduh Aplikasi
2.79% Truth and Justice / Chapter 5: PART 5

Bab 5: PART 5

"cara orang berkendara menunjukkan harga nyawanya, cara orang berbicara menunjukkan harga dirinya"

.........************

pukul tujuh pagi pada hari rabu kelabu dan mendung, Karin pergi ke sekolah, kaali ini bukan dengan memakai mobil mewah nya yang kemaren dia pakai tapi hari ini dia mengendarai motor sport nya. Di sepanjang jalan mulai dari gerbang sekolah semua mata siswa siswi lain tak henti henti nya menatap dia, bisa di bilang setelah beberapa hari ini Karin pindah sekolah, dia sudah menjadi artis dadakan untuk beberapa hal. Semua mata siswi sekolah elit ini menatap si pengendara dengan penuh rasa kagum dan ketertarikan, andai saja mereka tau bahwa si pengendara adalah seorang gadis. Setelah di parkiran, Karin mematikan mesin motor nya, semua mata menatap dia,tampak nya orang orang itu punya rasa penasaran yang tinggi tentang siapa pengendara itu.

Kini Karin membuka helm nya dan mengibas ibaskan rambut nya karena kegerahan. Semua orang langsung heran karena seorang wanita mengendarai motor besar seperti seorang laki laki?. Dan perlu kalian tau, Karin memakai celana panjang saat ini, jadi jangan berpikir bahwa paha indah Karin akan terekspos saat mengendarai motor sport nya, Karin adalah tipe orang yang tertutup dan selalu berpakaian sopan.

Dia turun dari motor nya dan berjalan santai menuju kelas nya, dia mengabaikan semua tatapan tatapan seram dari para siswi siswi di sekolah nya. Saat Karin sudah sampai di kelas nya, dia melihat kelas nya yang sangat berantakan, susunan meja yang tak beraturan, kursi yang dibentuk menjadi lingkaran, dan kebanyakan itu dijadikan sebagai pusat gosip oleh para siswi siswi. Karin sangat benci jika melihat keributan seperti ini, dia langsung pergi meninggalkan ruang kelas nya. Dia berjalan menaiki beberapa anak tangga, dari lantai satu naik kelantai dua, lalu naik lagi kelantai tiga dan akhirnya disini lah dia sekarang. Kini Karin sudah berada di lantai paling atas sekolah nya. Bagi Karin tidak ada tempat paling nyaman baginya selain berada di ketinggian, menurutnya hanya ketinggian yang bisa menghilangkan semua pikiran, semua rasa lelah dan semua beban yang ada pada dirinya. Dia memeriksa telepon genggam nya dan dia melihat ada nitifikasi masuk di handphone nya, dia melihat nama Rachel disana

Lo dimana?

atap .

ngapain lo diatap?

bentar lagi bel, turun woi

gue bolos satu kelas

lo gila? Trus gue harus bilang apa

sama pak ryan bambang

bilang aja gue di UKS

lo gila ya?

Dan Karin langsung mematikan handphone nya, dia tidak peduli apa yang akan terjadi nanti jika pak ryan sampai tau dia tidak masuk kelas. Karin tidur di salah satu kursi panjang yang ada di tempat itu, dia memasang earphone ke teliganya, dia memejamkan matanya, dan saat Karin sudah tertidur, seseorang datang dan tak sadar akan keberadaan Karin disitu.

Saat dia hendak duduk di salah satu kursi, dia merasakan sesuatu yang aneh, kenapa kursi ini berubah menjadi tidak datar seperti biasanya, dan tiba tiba ada suara yang ia dengar dari bawah sana, dia melihat dan betapa terkejutnya dia saat melihat seorang gadis sedang menahan sakit karena kedua kakinya dijadikan sebagai alas duduk.

Saat orang itu hendak berdiri dan berlari, orang itu tidak sengaja menginjak salah satu tali sepatu nya yang lepas entah sejak kapan, dan dia tidak bisa menahan keseimbangan tubuh nya, alhasil dia terjatuh ke lantai tapi dia tidak sengaja menarik pergelangan tangan Karin.

Daggg…..digggg…..dugggggg

Kini Karin dan siswa laki laki itu saling tindih menindih, Karin berada diatas tubuh siswa laki laki itu, dan terjadi kontak mata antara mereka berdua, posisi mereka saat ini sudah sangat dekat, bahkan hembusan nafas Karin sudah bisa dirasakan oleh laki laki itu.

Satu menit

Tiga menit

Lima menit

Sudah lebih dari lima menit, belum juga terjadi perubahan posisi, mereka masih tetap dengan posisi mereka yang tadi. Hingga suara batuk laki laki itu mengembalikan kesadaran kedua nya. Dan Karin langsung berdiri dengan cepat, dan kalian tau, wajahnya kini sangat merah dan dia berusaha menjauhkan wajah nya dari siswa laki laki itu, sedangkan siswa laki laki itu berusaha bangkit, dengan santai nya, seakan akan dia berusaha agar tetap tampil cool, dan bersikap seakan akan tidak terjadi apa apa dengan mereka berdua.

Siswa laki laki itu menatap Karin yang masih sibuk membersihkan pakaian nya yang tidak kotor, dia memerhatikan Karin dengan pandangan yang sulit diartikan. Dan melihat sikap laki laki itu, Karin hanya diam, dan dia langsung meninggalkan siswa laki laki itu sendirian.

"woii, lo mau kemana?" panggil siswa laki laki yang belum kari ketahui namanya

"apa gue punya kewajiban buat jawab pertanyaan lo ?" jawab Karin yang menunjukkan sisi tak baik dalam dirinya

"lo mau pergi gitu aja tanpa minta maaf sama gue karna udah nindih gue? Itu ngak sebentar, asal lo tau aja lo itu beratnya minta ampun" ucap siswa itu yang sama sekali tak membuat Karin marah

"lo harusnya bersyukur saat itu gue ngak bawa pisau buat ngebunuh lo, harusnya lo sadar itu posisi yang bagus buat gue bunuh lo karna udah berani nyentuh gue" ucap Karin yang jika didengar oleh orang lain akan merasa merinding mendengar ucapan nya

"dan lo juga harus sadar itu posisi yang bagus buat lakuin adegan kiss" jawab siswa laki laki itu yang sontak membuat Karin kaget, dan Karin langsung bergegas meninggalkan tempat itu.

"cewek unik" ucap siswa laki laki itu tapi sama sekali tidak bisa di dengar oleh Karin.

laki laki itu tersenyum tipis saat mengingat kembali kejadian tadi, kenapa tiba tiba wajah gadis itu terbayang terus di otak nya. dan dia masih ingat bagaimana wajah gadis itu saat ia mengatakan kata sakral tadi "kiss", dari mana dia bisa berpikiran mesum seperti itu, tapi seperti nya dia cukup senang saat dia mengerjai gadis tadi.

sekali lagi senyuman nya terpampang dengan jelas di wajah nya.

setelah itu, dia turun, dia pergi ke arah pintu yang tadi karin pakai untuk masuk ke arah koridor nya.

saat dia sudah sampai di koridor sekolah yang di penuhi oleh para siswi siswi sekolah ini, banyak yang histeris, mereka memanggil manggil nama laki laki itu, dan memuji muji ketampanan nya sedangkan laki laki itu hanya diam dan tidak peduli sama sekali. dia tetap melanjutkan langkah nya dengan santai dan sangat terlihat cool.


next chapter
Load failed, please RETRY

Hadiah

Hadiah -- Hadiah diterima

    Status Power Mingguan

    Rank -- Peringkat Power
    Stone -- Power stone

    Membuka kunci kumpulan bab

    Indeks

    Opsi Tampilan

    Latar Belakang

    Font

    Ukuran

    Komentar pada bab

    Tulis ulasan Status Membaca: C5
    Gagal mengirim. Silakan coba lagi
    • Kualitas penulisan
    • Stabilitas Pembaruan
    • Pengembangan Cerita
    • Desain Karakter
    • Latar Belakang Dunia

    Skor total 0.0

    Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
    Pilih Power Stone
    Rank NO.-- Peringkat Power
    Stone -- Batu Daya
    Laporkan konten yang tidak pantas
    Tip kesalahan

    Laporkan penyalahgunaan

    Komentar paragraf

    Masuk