Unduh Aplikasi
65.71% The Tales of Lixe / Chapter 68: The Twin Princess of the Sea part 2-3

Bab 68: The Twin Princess of the Sea part 2-3

Hawa keberadaan Edward yang menghilang secara tiba-tiba itu benar-benar membuatnya terkejut dan tanpa disadarinya Edward yang asli ada tepat di belakang Lorelei.

Seketika Lorelei merasakan perasaan merinding karena apa yang dia rasakan itu adalah sesuatu seperti kematian sendiri yang ada di belakangnya.

Merasakan sesuatu yang mengerikan seperti itu Lorelei pun menoleh ke belakang dan segera menyerang Edward dengan menggunakan peluru air yang ia tembakkan dari bulatan air yang melapisi dirinya itu tetapi...

"Terlalu lambat!"

Dengan sekejap mata Edward sudah berada tepat di depan Lorelei dan dia pun mencengkeram tengkorak belakang dan menghantamkannya ke tanah dengan sangat keras.

*Crack* suara tanah yang retak karena ulah Edward itu.

Chamuel yang melihat dari kejauhan langsung merinding melihat Edward ulah jahat Edward yang menghantamkan wajah Lorelei yang seorang wanita itu ke permukaan es dengan sangat keras.

"Ed-chan jahat!"

Arashel dan yang lainnya juga merasa kasihan kepada Lorelei tetapi bagaimanapun Edward adalah orang seperti itu. Dia bukanlah seorang ksatria terhormat yang akan bertarung secara terhormat. Dia akan menggunakan cara apapun untuk bertahan hidup karena bagi dunianya entah lawannya laki-laki atau perempuan, jika dia kalah maka dia mati terutama sekarang lawannya adalah Lorelei yang kehilangan kendali sehingga jika Edward tidak sungguh-sungguh bisa-bisa dia yang kalah dan rencananya gagal. Kemungkinan yang terburuk adalah banyak korban yang akan berjatuhan jika rencananya sampai gagal disini.

Secara tiba-tiba Edward terlihat terkejut dengan sesuatu disana. Sesuatu yang dia sendiri sama sekali tidak menduga itu sebelumnya.

"Jadi begitu..."

Setelah menghantamkan Lorelei ke permukaan es dengan segera Edward keluar dari bulatan air dan melompat menjauh darinya lagi.

"Aku tidak menduga kalau dia..."

Setelah wajah cantiknya itu dihantamkan Edward ke tanah tentu tidak ada wanita yang tidak akan marah melihat aset yang sangat berharganya itu dirusak. Walau tidak melihat ekspresi Lorelei secara langsung pun semuanya juga akan langsung tahu kalau Lorelei sangat-sangat marah.

Dengan perlahan Lorelei bangkit.

[Sialan sialan sialan sialan!]

Irisnya mulai bersinar dengan terangnya menunjukkan seberapa marahnya dia sekarang.

"SIALAAAAN!", teriak Lorelei dengan segala amarah yang ada di dalam dirinya.

Dengan kemarahannya itu dia mengeluarkan pena dan mulai menulis sesuatu di bukunya.

Dengan tiba-tiba terdapat retakan di es-es yang ada tepat di sekitarnya. Retakan itu tidak lain tidak bukan adalah air yang menyembur dari dalam Es itu yang sekarang terlihat seperti geyser.

"Pisces:

Air-air yang menyembur dari bawah itu pun menyatu membentuk ikan hiu raksasa yang sekarang menuju ke tempat Edward.

Itu merupakan pemandangan yang mengerikan melihat ikan hiu yang terbuat dari air datang menyerangmu tetapi...

"Tidak akan saya biarkan!"

White membekukan semua ikan hiu yang ada di sana hanya dengan satu sihirnya.

Dengan adanya White sebagai support untuk mencegah Lorelei menggunakan kemampuan airnya itu memberikan Edward sebuah keuntungan yang sangat besar bahkan pertarungan ini serasa seperti hanya sepihak dengan hadirnya White.

Edward pun meloncat dan memukul hiu yang membeku itu sehingga dengan cepat melesat menuju ke Lorelei.

Lorelei pun menghindari hiu es yang dilesatkan Edward kepadanya itu dengan mudah dan setelah itu dia mulai menulis lagi.

"Lagi! LAGI!"

Lagi Lorelei berusaha untuk membuat pasukan hiu air tetapi selama ada White disana, dia tidak bisa berkutik karena walau sekuat apapun pasukan air yang Lorelei buat, jika itu membeku maka tidak akan berguna, tetapi...

"Piscess: Realia!"

Hiu-hiu yang dibuatnya dari air itu sama sekali tidak membeku, bahkan mereka bergerak bebas layaknya tidak ada yang terjadi.

"Inikah kekuatannya yang asli? kekuatan yang bisa membuat hukum fisika tidak berguna."

"Ya, tetapi ada batasan zona untuk seberapa bisa nona Lorelei merubah hukum miliknya. Dengan kata lain selama kita meninggalkan zona itu maka kekuatannya tidak berguna."

Ini adalah kekuatan yang sudah seperti Cheat bagi Edward. Dengan kekuatan ini penggunanya bisa berbuat apapun sesukanya selama dia ada di dalam zonanya sendiri dan sekarang dia mulai mengguncang es-es yang membeku dan mengubahnya menjadi air kembali.

Chamuel yang ada di sana tanpa pikir panjang langsung merapal sihir pelindung untuk melindungi kota dari terjangan air dari Lorelei tetapi walaupun begitu di dalam lubuk hatinya dia benar-benar merasa khawatir dengannya karena entah kenapa dia merasa ada sesuatu yang salah dengan Edward. Perasaan yang mengatakan seolah-olah dia akan semakin menjauh dan tak tergapai oleh siapapun.

Lorelei, kali ini dia membuat puluhan monster dengan kekuatannya yang merepotkan itu yang bahkan membuat Edward sendiri merasa kalau melawannya itu akan sangat merepotkan.

"Apa kau tahu seberapa besar maksimal zona yang bisa dia buat?", tanya Edward.

"Sayangnya tidak. Hanya dia lah yang tahu tetapi dulu dia pernah mengatakan kepadaku kalau batas maksimalnya adalah sekitar lima ratus meter tetapi tenang saja tuanku, kalau ada sesuatu yang terjadi saya akan menjadi tameng anda."

"Membiarkan seorang gadis menjadi tameng? Maaf saja tetapi aku menolaknya."

Tanpa mengindahkan Lorelei yang mulai mengeluarkan kekuatan aslinya yang mengerikan, bahkan hujan badai disertai petir dan angin juga membuat suasana menjadi mencekam tetapi di dalam itu terdapat cahaya yang masih belum padam.

Cahaya itu berjalan ke depan White sehingga white bisa melihat punggungnya. Dia pun menoleh ke arahnya dan tersenyum.

"Jika aku benar-benar tuan kalian maka akulah yang seharusnya ada di depan kalian. Melindungi para anak-anak berharga yang menjadi harapan kami."

"Harapan...kami...?"

Edward melihat ke belakang, melihat tepat ke arah Es yang belum mencair.

"Jika diukur dari titik tengah dia berada sekarang maka...sekitar seratus meter ya?"

Pada saat ini Edward merasa bersyukur karena dia telah menghantamkan wajah Lorelei ke permukaan Es sehingga dia sekarang bisa memfokuskan amarahnya kepadanya.

Mereka bertiga pun akhirnya melanjutkan pertarungan selama beberapa waktu, bahkan pertarungan mereka membuat orang-orang yang menyaksikannya merasa tidak berdaya jika semisal mereka mengganggu.

Lorelei sedari tadi terus-menerus membuat monster-monster dari air. Ini merupakan salah satu keuntungan karena alam ada di pihaknya, dia bisa memanfaatkan air dari hujan untuk membuat apa yang diinginkannya sementara Edward terus menerus menghindar dan White terus berusaha menyerang Lorelei dengan sihir esnya.

Setelah beberapa lama bertarung Edward pun Edward mulai menyadari sesuatu yang sangat penting. Itu adalah sesuatu yang berkaitan dengan apa yang ia rasakan tadi.

"White apakah dulu gaya bertarung Lorelei, maksudku Pisces itu seperti ini?"

"Sejauh yang saya tahu, Pisces selalu bertarung bersama karena mereka adalah bagian yang saling melengkapi."

"Aku mau bertanya satu hal lagi. Apakah jika kalian dalam pembalikan kalian bisa lupa dengan kemampuan kalian?"

"Tidak, itu tidak pernah terjadi."

"Jadi begitu..."

Edward pun terdiam dan dia pun menatap Lorelei dengan tatapan yang tajam.

Kali ini Edward berniat untuk serius. Itu bisa dilihat dari raut wajahnya yang sama sekali tidak menampakkan ekspresi tenangnya yang biasanya.

"Apa yang akan anda lakukan, tuanku?"

"Suruh Chamuel buat membawa duyung itu, sudah saatnya mereka melakukan pekerjaannya."

"Pekerjaan?", tanya White yang sama sekali tidak paham dengan apa yang Edward ucapkan.

"Sudah kubilang jika mereka mau menyelamatkan Lorelei dari luka masa lalunya lakukanlah sendiri, aku tidak akan ikut campur dalam urusan itu."

Edward kembali melihat ke arah Lorelei.

"Aku akan mengurusi akarnya sedangkan kalian fokus saja untuk mengembalikan Lorelei."

"Tunggu dulu tuanku! Apa yang anda maksud dengan itu?"

"Kau masih belum menyadarinya ya? Selama aku menghadapi Lorelei, aku selalu memperhatikan semuanya tetapi mau bagaimanapun Lorelei terlihat seperti seseorang yang bahkan tidak tahu bagaimana cara kekuatannya bekerja. Yang dia lakukan hanyalah terus-menerus membuat monster-monster air seperti itu."

Kekuatan mengubah sesuatu itu adalah kekuatan yang sangat hebat. Kekuatan yang bahkan katanya bisa mengubah takdir seseorang yang merupakan kekuatan Cheat level tinggi tetapi Lorelei yang sekarang sama sekali terlihat tidak mengerti bagaimana cara kekuatannya bekerja.

Dari mata Edward Lorelei hanya terlihat seperti anak-anak yang hanya mengerti bagaimana caranya menembakkan air jarak jauh.

Edward mulai berjalan mendekati Lorelei tidak peduli walau ada badai petir atau ada monster yang ada di depannya.

"Jalan yang aku tempuh adalah neraka! Di belakangku hanya ada penyesalan! Di depanku hanya ada siksaan! Ya ilahi, Penjaga surga, semuanya sebagai satu Reuni darah murni, Perhiasan keberanian suci, Menembus tabir kegelapan!"

Di dahi Edward, muncul sesuatu seperti sebuah tato yang menyisakan bagian tengah dari dahi Edward kosong, dan di tempat yang kosong itu muncul sebuah simbol matahari yang bersinar menyinari dunia ini.

"Aku Xavier Eucodia Artorias! Memanggil nama yang maha agung, hancurkan kegelapan, berikan cahaya!"

Hanya dengan melihatnya saja Chamuel sudah tahu apa itu, itu adalah kekuatan yang telah Edward gunakan untuk menghajar Avvanyyon dengan telak. Kekuatan dari sang Cahaya yang membuat tubuh manusia Edward sampai rusak.

"Liela...Xea!"

Aura dari sang cahaya pun terpancar dari seluruh tubuh Edward. Aura yang sangat cantik nan suci...tetapi juga sangat mengerikan sehingga jika Corinessia melihat ini dia mungkin akan pingsan.

Edward mengeluarkan cahaya di tangan kanannya, cahaya yang agung nan suci.

"Sekarang...keluarlah!"

Di genggaman tangan kiri Edward tiba-tiba terlihat rantai cahaya yang sangat panjang. Rantai itu menempel di Lorelei yang membuat semuanya termasuk semua anak-anak Zodiak yang ada di sana terkejut.

"Ba-bagaimana bisa?"

Dengan kekuatan penuh Edward menarik Lorelei sehingga membuat Lorelei terhempas menuju ke arahnya.

Tentu Lorelei tidak tinggal diam, dia membuat tentakel dari air yang berusaha menariknya kembali tetapi...

[Semua yang menyentuh cahaya akan ditiadakan]

Kekuatan cahaya adalah kekuatan yang melebihi imajinasi Lorelei. Layaknya sebuah cahaya putih nan kosong, kekuatan cahaya itu menghapus segala kekuatan selain dirinya dan membuatnya tidak berguna.

Sejujurnya ini adalah sesuatu yang anak-anak zodiak sendiri tidak tahu menahu. Semua tentang cahaya adalah sebuah misteri bagi mereka karena sang Cahaya sendiri tidak pernah mengatakan apapun kepada mereka sama sekali tentang dirinya.

Lorelei pun semakin mendekati Edward, dia tidak bisa melakukan apapun untuk melepaskan dirinya dari rantai itu. Dia pun sekarang mencoba cara lain.

Lorelei membuat monster-monsternya dari air dan memerintahkannya menyerang Edward.

Melihat ada banyak sekali monster-monster yang menuju ke arahnya, Edward sama sekali tidak gentar. Lalu sesaat sebelum monster-monster air itu menyerangnya, Edward dengan sekejap menghilang.

Kemanakah dia? jawabannya ada di sana. Dia telah berpindah dengan sangat cepat tepat di depan Lorelei.

Dengan tangan kanannya yang terdapat cahaya itu dia mencengkeram kepala Lorelei lagi untuk kedua kalinya.

"Keluarlah kau, wahai makhluk kegelapan!"

Lorelei berteriak kesakitan karena itu. Tentu saja itu bukan karena cengkraman Edward yang kuat atau semacamnya tetapi itu karena kekuatan Cahaya Edward yang mencoba melakukan sesuatu...mengusir kegelapan.

Edward mulai menarik tangannya tetapi apa yang dia tarik sebenarnya? itu adalah sesuatu yang terlihat seperti asap yang berwarna hitam pekat.

Suara teriakan Lorelei pun berubah menjadi suara teriakan yang sangat berbeda, apakah itu suara asap itu? Apakah asap itu sebenarnya adalah makhluk hidup?

Ya, sejak Edward menyadari ada sesuatu yang aneh dialah yang Edward maksud dan incar selama ini.

Edward terus menarik dan menarik asap itu walau asap itu berusaha menolaknya sampai asap itu benar-benar keluar dari tubuh Lorelei.

Kejadian itu pun membuat para anak-anak Zodiak sekalipun penduduk yang ada di kota itu sangat terkejut melihatnya. Anak-anak Zodiak mungkin sudah punya tebakan tentang apa yang terjadi tetapi selain mereka hanyalah orang-orang yang sama sekali tidak paham dan mengerti.

"SIALAN SIALAN LEPASKAN AKU!", teriak asap itu sambil berusaha melepaskan diri dari cengkeraman tangan Edward.

Membalas itu, Edward menatap asap itu dengan tatapan yang sangat berbeda dari dia yang biasanya, sebuah tatapan kosong tanpa emosi di dalamnya menatap langsung ke arah asap itu yang membuat Edward semakin terlihat menakutkan.

"Kau kira sedang berbicara dengan siapa kau sekarang?"

Segera, Edward pun menghilang dari hadapan mereka semua bersama dengan asap hitam yang dia cengkeram itu meninggalkan Lorelei yang masih dalam pembalikannya.


PERTIMBANGAN PENCIPTA
OlphisLunalia OlphisLunalia

The Light...

next chapter
Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C68
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk