Unduh Aplikasi
20.95% The Tales of Lixe / Chapter 21: The Icy Maiden Arc: The Fall of Virgo

Bab 21: The Icy Maiden Arc: The Fall of Virgo

Edward berusaha menahan tekanan kuat yang ada di dalam ruangan makan. Chamuel, Lily, dan yang lainnya menatap Edward yang sedang disuapi oleh White dengan tatapan yang sangat mengerikan sehingga membuat seluruh tubuh Edward menggigil.

"Edward-sama, aaahn!"

White sama sekali tidak mempedulikan tatapan mengerikan dari Chamuel dan yang lainnya, dia bahkan dengan senyumannya yang indah berusaha membuat Edward mau memakan makanannya. Itu membuat semua orang yang ada di ruang makan itu menatap Edward dan White dengan tatapan penuh dengan keirian.

"Tu-tunggu White, kurasa ini bukanlah ide yang bagus."

"Edward-sama, aaahn!"

White tetap menodongkan sendoknya ke mulut Edward dan menyuapinya seperti seorang istri sungguhan. White tahu kalau perasaannya kepada Edward mungkin tidak akan pernah terbalaskan, tetapi dia juga ingin berusaha seperti yang lainnya.

"Baiklah, aaahn!"

Secara terpaksa Edward membuka mulutnya dan melahap semua makanan yang White suapkan kepadanya sehingga tidak tersisa sedikitpun. White merasa sangat senang karena Edward menerima dan memakan semua makanan yang telah ia buat sendiri dengan tangannya.

Chamuel menggigit jarinya dengan tatapan yang penuh iri kepada White yang sudah seperti istri, apalagi mereka memang sangat cocok baik wujud maupun sifat. Edward dengan sifatnya yang sangat hangat dan suka ceroboh, dan White dengan sifatnya yang sangat pengertian. Mereka berdua sudah seperti pasangan suami istri yang sempurna sehingga membuat semua orang yang ada disitu tidak bisa berkata apa-apa.

"Tch! Bikin iri!"

Tiba-tiba Lily menancapkan garpu ke meja makan dengan sangat keras dengan tatapan yang sangat mengerikan, diapun menatap ke arah Edward dan White dengan tatapan yang sangat mengerikan itu sehingga membuat Edward merasakan kengerian yang amat sangat.

"Li-Lily?!"

"Terima kasih atas makanannya!"

Lily pun berdiri dan berjalan meninggalkan ruangan makan itu dengan mata yang sangat mengerikan. Edward sama sekali tidak merasa tenang, dia merasa kalau akan ada sesuatu yang buruk akan terjadi kepadanya melihat Lily yang seperti itu. Chamuel dan yang lainnya pun mengikuti Lily, mereka keluar satu persatu dari ruangan itu dengan mata yang sangat mengerikan meninggalkan Edward, White, dan Austin.

Austin hanya bersikap tenang ketika melihat satu persatu dari mereka keluar, dia sudah bisa menebak kalau semuanya akan menjadi seperti ini, tetapi dia sama sekali tidak menyangka Edward bisa menaklukkan hati White yang sedingin es.

"Seperti yang sudah aku duga dari Gigolo Leader, tidak kusangka kalau kau bahkan bisa menaklukkan White."

"A-apa maksudmu dengan Gigolo dasar mata empat!"

Telinga White bergerak gerak seperti mendengar sesuatu yang besar sedang mendekat, dia pun berdiri dan mencoba mendengarkan darimana suara itu berasal. Austin dan Edward langsung mengerti dengan itu, mereka juga merasakan sesuatu yang aneh sedang mendekat ke kota.

Suara gemuruh pun mulai terdengar dari kejauhan, suara seperti hentakan kaki sesuatu yang sangat besar. Edward dan yang lainnya langsung keluar dan melihat apa yang terjadi, merekapun sangat terkejut ketika melihat seekor monster raksasa dengan tinggi yang sama dengan tembok sedang berlari menuju ke kota.

"A-apa itu?!"

"Catoblepas! Ke-kenapa monster itu bisa muncul?!

Catoblepas adalah monster mitologi dengan wujud yang sangat mengerikan. Monster itu memiliki wujud seperti sapi dengan tubuh yang besar dan berotot, monster raksasa itu juga memiliki tanduk berwarna putih yang berukuran sangat besar dan juga tajam. Matanya yang merah menyala, dan juga napasnya yang beracun membuatnya menjadi monster yang sangat mengerikan.

itu adalah sesuatu yang tidak pernah diduga oleh siapapun yang berada di kota itu. Para prajurit langsung memberikan sinyal agar para warga segera mengungsi, orang-orang berlari ketakutan melihat pemandangan mengerikan yang ada di kejauhan. Selain dari Catoblepas yang sangat besar itu, juga ada monster besar yang terlihat seperti serigala, dan anjing yang juga sedang berlari menuju ke kota.

"Jangan biarkan mereka masuk!"

Para prajurit pun dengan sigap langsung menutup semua pintu yang ada di tembok itu. Para penyihir yang ditugaskan untuk melindungi tembok pun segera menuju ke tempat khusus yang sudah disiapkan untuk mengaktifkan sihir super. Tempat itu adalah altar dengan ukiran lingkaran sihir yang terukir di tengah lantai altar. Para penyihir tembok pun merapalkan mantra sihir untuk mengaktifkan sihir super untuk melindungi kota itu dari Catoblepas.

Ukiran lingkaran sihir yang terukir di tengah altar itu pun mulai bercahaya sangat terang mengeluarkan aura putih kebiruan yang menjulang tinggi. Lingkaran-lingkaran sihir pun mengitari aura putih kebiruan yang dihasilkan oleh para penyihir yang berusaha mengaktifkan sihir super itu.

"Super Magic: Aegis Shield!"

Di luar tembok kota itu pun muncul penghalang sihir transparan yang melingkari seluruh kota. Penghalang sihir itu terus bertambah tinggi dan menyatu di atas sehingga membuat bentuk seperti kubah raksasa yang melindungi kota itu dari segala macam bahaya.

Aegis Shield adalah sihir yang sangatlah kuat, sihir itu membutuhkan jumlah mana yang sangat banyak untuk mengaktifkannya saja. Oleh karena itu, sang pencipta sihir itu yaitu raja roh pertama menghubungkannya dengan pohon suci agar sihir Aegis Shield bisa diaktifkan tenpa menggunakan mana yang dihasilkan oleh pohon suci.

"Apa itu tidak apa-apa?"

Edward terlihat khawatir dengan itu, dia tahu kalau Aegis Shield sangatlah kuat tetapi dia merasakan perasaan yang sangat tidak enak seolah-olah akan terjadi sesuatu. Austin juga sama seperti Edward, meskipun sihir super itu sangatlah kuat yang bahkan serangan meteor sekalipun tidak akan mampu menggoresnya sekalipun, tetapi dia tetap sangat khawatir dengan itu.

"Ayo kita kesana sekarang!"

Para prajurit terlihat tenang karena Aegis Shield sudah diaktifkan, mereka merasa kalau dirinya sudah aman karena selama mereka hidup menjadi prajurit, belum ada satupun yang bisa menembus Aegis Shield.

"Itu pasti yang mereka pikirkan, tapi..."

Dari atas, nampak kelelawar besar yang juga sedang menuju ke kota dengan kecepatan tinggi, di atas kepala dari kelelawar raksasa itu berdiri Avvanyon yang tersenyum jahat seolah-olah sangat menikmati itu semua. Dia melompat dari monster kelelawar raksasa yang ia summon menuju ke penghalang sihir super itu dan menulis sebuah mantra dengan jari telunjuknya dengan cepat.

"Rasakanlah keputusasaan!"

Mantra yang ia tulis itu pun mulai bersinar terang dan ia pun menyentuh dinding itu dengan telapak tangannya.

"Hancurlah! Absolute Breaker!"

Kubah sihir yang melindungi kota terbesar di kerajaan roh itu pun mulai retak, retakan itu menjadi semakin merembet sehingga membuat seluruh kubah sihir yang mengelilingi kota itu seperti kaca yang pecah dan akhirnya kubah sihir itu pun hancur dan menghilang akibat dari ulah Avvanyon. Semua orang sangat terkejut tak terkecuali Austin, melihat kubah sihir yang telah berjasa melindungi kota itu selama beribu-ribu tahun dengan mudahnya dihancurkan.

"Mustahil! A-apa yang sebenarnya terjadi?"

Catoblepas pun terlihat semakin mendekat dengan kecepatan tinggi dan bersiap untuk menghancurkan dinding kota itu untuk membuka jalan bagi monster-monster yang ada di belakangnya. Semua prajurit langsung terbang maju menyerang monster sapi raksasa untuk mencoba menghentikannya. Mereka sudah tidak mempunyai cara lain lagi selain mempertaruhkan nyawa mereka demi melindungi nyawa para penduduk yang ada di kota.

"Demi kerajaan, bersiaplah membuang nyawa kalian!"

"OOOH!"

Dari wajah mereka tercermin prajurit pemberani yang sama sekali tidak takut dengan kematian yang berada tepat di depan mereka. Mereka mencoba menghentikan monster sapi raksasa itu dengan cara menahannya dengan kekuatan mereka sendiri meskipun mereka terkena napas beracun dari Catolepas yang sangat mengerikan. Para penyihir pun segera mengeluarkan sihir yang merubah tanah menjadi lumpur hisap untuk menjebak monster badak raksasa itu dan menghentikannya.

"Dasar bodoh! Kau pikir akan kubiarkan kau melakukannya!"

Avvanyon mengarahkan tangannya ke para penyihir yang mencoba mengeluarkan sihir untuk menghalangi monster badak yang telah ia summon. Dari tangannya, keluar lingkaran sihir berwarna hitam yang terlihat mengerikan.

"Void Vortex!"

Di bawah para penyihir itu muncul sebuah pusaran gelap yang akan menyedot apapun di sekitarnya. Para penyihir itu pun tersedot dengan paksa oleh pusaran gelap yang tiba-tiba muncul di belakang mereka. Mereka berusaha untuk kabur dari pusaran itu, tetapi itu tidak berguna karena pusaran itu terlalu kuat sehingga mereka tetap tersedot ke dalamnya dan menghilang ke dalam kehampaan abadi.

Monster badak raksasa itu pun semakin mendekat menuju ke dinding kota. para prajurit sudah mencoba menahan badak raksasa itu tetapi mereka sama sekali tidak bisa menahan kekuatan luar biasa dari monster Catoblepas itu meskipun sudah menggunakan sihir penguatan.

"Sial!"

Monster itu pun menabrak dinding kota dengan kecepatan tinggi dan membuat dinding itu jebol. Puing-puing raksasa pun berjatuhan dan membuat para prajurit yang berada di bawahnya mati tergencet oleh puing-puing raksasa yang jatuh. Monster-monster yang berada di belakangnya pun berlarian masuk ke dalam kota terbesar di kerajaan roh itu dan menyerang semua prajurit yang berada disana. Monster sapi raksasa itu belum menghentikan ulahnya, dia terus maju dan menghancurkan apapun yang berada di depannya sehingga dia hampir sampai ke tempat pengungsian para penduduk. Melihat itu, Edward melompat ke depan monster sapi yang melaju sangat cepat. Dia memusatkan semua kekuatannya ke tangan kanan dan meninju kepala monster badak raksasa itu dengan sangat keras.

"Iron Fist!"

Monster sapi raksasa itu pun terpental dan menghantam bangunan di belakangnya akibat dari kekuatan fisik Edward yang luar biasa dan ditambah dengan sihir penguat miliknya. Monster sapi mengerikan itu kembali bangkit dan berlari ke arah Edward sekali lagi dengan wajah yang sangat marah, dia mengarahkan kukunya yang sangat besar untuk menggencet Edward dan membunuhnya. Edward berhasil menahan kaki dari monster sapi itu dengan kedua tangannya meskipun dengan susah payah. Edward pun mengeluarkan sihir penguatan tubuhnya dan melepas tangan kanannya untuk menyiapkan pukulannya sekali lagi.

"Iron Fist!"

Edward meninju kuku kaki dari monster sapi itu dan membuatnya terpental berputar-putar di udara dan akhirnya jatuh menghantam tanah.

"Austin, sekarang!"

Austin mengeluarkan panah sihirnya yang berkilauan seperti permata yang sangat indah. Dia pun mengarahkan panahnya ke arah Catolepas yang sedang tertahan oleh Edward itu, dia pun menarik senar dari panahnya sambil menguapkan mantra sihir. Dari tangannya pun muncul anak panah yang bersinar putih kebiruan, di depan panah itu muncul lima buah lingkaran sihir dengan satu yang paling besar berada di tengah diantara empat lingkaran sihir yang saling terhubung satu sama lain.

"Chain of Light!"

Austin melepaskan anak panah sihirnya yang berwarna putih kebiruan itu, anak panah itu melesat menuju ke arah Catoblepas yang sedang ditahan oleh Edward dan berubah menjadi rantai yang mengitari tubuh Catolepas. Rantai itu pun mulai mengikat Catoblepas dengan sangat erat dan juga kuat sehingga membuatnya sama sekali tidak bisa bergerak.

Edward pun akhirnya bisa bernapas lega, tetapi dia belum bisa beristirahat karena masih banyak monster yang berada di kota itu yang sedang berkeliaran menyerang orang-orang. Suhu di sekitar situ pun berubah menjadi dingin secara tiba-tiba, kabut mulai muncul dan menyelimuti sebagian dari kota itu seolah-olah sedang mencari sesuatu.

Edward pun menyadari kalau ini adalah sihir dari White yang pernah ia lihat kemarin, tetapi dia sama sekali tidak menyangka kalau sihir itu bisa mencakup area yang sangat luas seperti ini. White sedang memejamkan matanya dan mencari keberadaan para monster dengan menggunakan inderanya yang luar biasa. Lingkaran sihir pun muncul tepat di bawahnya mengeluarkan angin yang bersuhu sangat dingin meniup rambut putihnya yang sangat halus itu.

"Niflheim!"

Seluruh monster yang berada di dalam kabut itu pun mulai membeku tanpa terkecuali monster sapi mengerikan yang berada di depan Edward, para monster itu mulai tidak bisa menggerakkan kaki mereka yang telah membeku dan menyatu dengan tanah. Monster itu mulai membeku secara perlahan dan merasakan kengerian dari White yang menatap mereka dengan tatapan dingin tanpa belas kasih dan hanya bisa menunggu semua tubuh mereka membeku. Para prajurit pun sangat terkesan dengan White yang bisa mengalahkan semua monster itu sendirian hanya dengan satu sihirnya saja dan bersorak-sorak seolah-olah kemenangan sudah ada di tangan mereka.

"Seperti yang sudah aku duga dari wanita itu, tapi..."

Avvanyon sangat menikmati itu karena akhirnya setelah sangat lama, ada musuh yang bisa membuatnya terhibur seperti ini. Avvanyon menoleh ke langit yang mendung yang nampak mengerikan itu dan tersenyum jahat.

"Tapi ini baru awal!"

Di langit yang mendung itu muncul seekor monster terbang yang sangat besar menutupi langit, mereka semua yang melihat itu mematung melihat apa yang sekarang berada tepat di atas mereka.

"I-ini bohong kan? kenapa makhluk itu ada disini?"

Mata mereka terbelalak seolah-olah tidak percaya dengan apa yang mereka lihat dengan mata kepala mereka sendiri, wajah mereka terlihat ketakutan melihat apa yang telah muncul di atas mereka.

"Garuda!"

"Garuda!"

Garuda adalah raja dari ras burung yang terkenal sangat kuat yang bahkan dia telah menduduki jajaran dari orang-orang kuat yang ada di dunia. Garuda mempunyai bbentuk seperti burung yang sangat besar yang bahkan dengan satu kakinya bisa menghancurkan bangunan besar dengan mudah, dia memiliki bulu berwarna emas yang berfungsi melindungi dirinya dari serangan sihir ataupun fisik dari siapapun.

Semua prajurit yang ada disana terdiam mematung dengan datangnya Garuda yang agung, wajah mereka nampak ketakutan karena ini pertama kali mereka bisa merasakan betapa kuat dan agungnya Garuda bahkan tanpa bertarung dengannya. Garuda menatap mereka dari atas dengan matanya yang sangat tajam seperti burung elang, dia membuka paruhnya yang sangat besar dan di dalam paruh besarnya itu terlihat api yang menyala-nyala yang akan menghanguskan apapun yang disentuh olehnya.

"Semuanya lari!"

Mereka semua pun panik dan lari menyelamatkan diri mereka sendiri sebelum mereka gosong karena api dari Garuda. Garuda pun menyemburkan apinya yang sangat panas dari paruh besarnya itu, semburan apinya yang sangat panas seolah-olah seperti matahari yang akan membakar apapun disekitarnya. Semburan api yang terasa sangat panas itu dengan cepat menuju ke semua orang yang ada di depannya, mereka semua sudah pasrah karena bahkan dengan sihir perlindungan mereka pun tidak akan bisa mengatasi api dari Garuda. Tetapi di dalam keputusasaan itu muncul seseorang dengan kekuatan api yang luar biasa datang menyelamatkan semuanya, Orang itu adalah salah satu dari Empat Roh Agung yaitu Furamu sang monster api.

"Fu-Furamu-sama!"

Furamu menarik napasnya dalam-dalam sambil merekatkan kedua telapak tangannya, dia pun menyemurkan api yang sangat besar dari dalam mulutnya yang menyaingi api dari Garuda. Semua orang yang berada disitu hanya bisa melongo melihat api Furamu dan Garuda yang saling mendorong beradu kuat di udara. Udara di sekiar itu pun menjadi panas, tetapi semuanya tidak mengkhawatirkan itu, pikiran mereka saat ini hanya berfokus dengan Furamu dan Garuda yang sedang beradu kuat dengan api mereka masing-masing.

Tetapi hasilnya mulai terlihat antara mereka berdua, julukan Furamu sebagai monster api bukanlah isapan jempol belaka, api dari Furamu berhasil mengimbangi api dari Garuda sehingga para prajurit yang ada di belakangnya pun selamat dari api Garuda.

"Furamu-sama, hebat!"

Garuda sangat terkesan dengan si monster api Furamu yang bisa mengimbangi semburan apinya itu, dia tidak pernah menyangka akan ada lawan yang sangat menarik dan bisa sebanding dengannya di kerajaan Roh ini. Dia yang selama ini mencari sesuatu yang menarik untuk menghabiskan waktunya pun melihat potensi yang ada di dalam diri Furamu yang menarik di matanya.

"Ho~"

Seluruh tubuh Garuda pun mulai bersinar terang berwarna emas yang akan menyilaukan semua orang yang melihatnya sehingga membuat semua orang menghalangi cahaya itu dengan tangan mereka. Tubuh burung raksasanya pun mengecil dan terus mengecil sehingga membentuk ukuran tubuh manusia biasa, cahaya yang melapisi tubuh Garuda pun mulai menghilang, wujud burungnya yang sangat besar pun sekarang menjadi seperti wujud seorang laki-laki bertubuh agak kekar dengan rambut yang berwarna coklat yang memakai baju zirah berwarna emas. laki-laki itu mempunyai rambut berwarna hitam agak kecoklatan dan juga kulit yang berwarna sawo matang, dia juga memiliki mata yang agak sipit dengan iris yang berwarna coklat kehitaman.

Itu pertama kalinya mereka melihat Garuda menampakkan wujudnya selain wujud sebagai burung raksasa berwarna emas kepada mereka, semua orang hanya diam mematung tanpa ada yang berkata sepatah kata pun. Ekspresi wajah garuda menunjukkan kalau dia dalam suasana senang, dia sangat senang karena telah menemukan musuh yang sangat menarik untuk dia lawan setelah sekian lama.

"Hahahahaha kau adalah lawan yang menarik!"

Furamu juga memiliki perasaan yang sama seperti Garuda, dia juga merasa Garuda adalah orang yang menarik dan sangat cocok untuk menjadi lawannya, Furamu merasa kalau dirinya telah menemukan seseorang yang sangat cocok untuk menjadi saingannya setelah selama ini terus mencari.

Tiba-tiba Chamuel terlihat dari kejauhan sedang terbang menghampiri Edward dan yang lainnya, dia terbang dengan sangat tergesa-gesa karena mengkhawatirkan keselamatan Edward.

"Ed-chan!"

"Chamuel?"

Chamuel pun langsung memeluk Edward dengan erat dan merasa sangat bersyukur di dalam hatinya karena Edward masih selamat dari kekacauan yang telah terjadi.

"Syukurlah Ed-chan gak apa-apa!"

Edward merasa kalau tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang keselamatannya karena dirinya bukan orang yang selemah dulu lagi, dia sudah menjadi orang yang kuat dan tidak perlu ntuk dikhawatirkan lagi seperti dirinya yang dahulu.

"Oi, aku ini tidak lemah lo Chamuel."

Chamuel sudah tahu kalau Edward tidaklah lemah, tetapi meskipun begitu Chamuel tetap tidak bisa bernapas lega karena melihat kekacauan yang telah terjadi di dalam kota itu walaupun sudah ada White di sisi Edward.

"Tetap saja! Chamuel sangat khawatir!"

"Ngomong-ngomong, dimana yang lainnya?"

Chamuel telah berhasil kabur dari penghalang yang telah dibuat oleh seseorang untuk mencegah mereka untuk keluar dari istana kerajaan tepat setelah Edward dan yang lainnya keluar untuk menghadapi Catoblepas, tetapi sayang Lily dan yang lainnya tidak berhasil kabur dan terjebak di dalam penghalang itu.

"Mereka semua terjebak di dalam istana."

Edward tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya ketika mendengar hal itu, dia merasa khawatir dengan mereka tetapi dia masih belum bisa meninggalkan tempat ini karena orang yang berada di depannya bukanlah orang sembarangan, dia terlalu kuat untuk bisa dihadapi oleh para prajurit biasa.

"Austin bawa prajuritmu meniinggalkan tempat ini sekarang!"

"Aku mengerti! Kalian! Bawa yang terluka dan mundur!"

Austin pun segera terbang meninggalkan tempat itu dengan para prajurit yang tersisa untuk mundur dari pertarungan yang akan terjadi disana, dia memerintahkan untuk segera membawa para prajurit yang terluka ke pusat medis dan para prajurit yang masih bisa bertarung untuk mengikutinya berburu monster yang masih tersisa di dalam kota. Austin tidak terlalu khawatir dengan adiknya karena dia tahu kalau Rose itu kuat, bahkan lebih kuat dari dirinya sendiri, oleh karena itu dia lebih mementingkan untuk memburu monster agar korban yang berjatuhan tidak menjadi semakin banyak.

Avvanyyon merasa kalau dirinya tidak punya pilihan lain selain menunjukkan dirinya karena Garuda sama sekali tidak tertarik dengan melawan siapapun selain Furamu, dia juga tidak bisa membiarkan Garuda berbuat seenaknya dengan merebut mangsanya. Avvanyyon pun melompat dari monster kelelawar raksasa yang dia tunggangi dan mendarat dengan sangat keras sehingga membuat lantai batu yang dia pijaki hancur.

Edward pun terkejut dengan sesuatu yang tiba-tiba mendarat di depan mereka, dia melihat seorang wanita yang memiliki ramput panjang berwarna hijau muda, wanita itu memiliki mata yang lebar dengan iris berwarna coklat keemasan. Wanita itu tersenyum dengan senyuman jahat yang sangat menyeramkan yang membuat siapapun merasa terintimidasi. Edward merasakan sesuatu yang sangat mengerikan dari wanita itu, Edward merasakan kekuatan luar biasa dari wanita itu yang sudah seperti monster mengerikan.

"A-Avvanyyon!"

Chamuel sangat terkejut bukan main ketika melihat wanita itu yang tidak lain dan tidak bukan adalah Avvanyyon, Chamuel sama tidak menyangka akan secepat ini mereka akan bertemu dengan monster itu, monster yang sangat kuat yang bisa memporak-porandakan sebuah kota hanya dengan seorang diri.

"Ed-chan, cepat pergi dari sini!"

Chamuel sangat tahu kekuatan dari Avvanyyon dan betapa berbahayanya dia, dia sangat tahu ancaman yang dapat ditimbulkan Avvanyyon kepada Edward. Avvanyyon bukanlah orang sembarangan yang akan mudah dikalahkan seperti yang lainnya, bahkan kekuatannya sendiri mungkin setara dengan Garuda, atau mungkin bahkan lebih kuat darinya.

Chamuel sudah menyiapkan dirinya untuk hal seperti ini, bahkan jika diperlukan dia terpaksa akan menggunakan kekuatannya yang sebenarnya untuk mengalahkan Avvanyyon. Edward mengerti kalau musuhnya kali ini sangatlah kuat, tetapi tidak ada kata lari di dalam kamus Edward, dia akan tetap melawannya walaupun sekuat apapun musuhnya tanpa gentar sedikitpun.

"Tidak Chamuel, aku juga akan melawannya!"

White pun mendekat ke arah Edward dan Chamuel untuk ikut bersama mereka melawan Avvanyyon, tetapi dia merasakan perasaan yang sangat aneh ketika melihat Avvanyyon seolah-olah White sangat mengenalnya padahal dia yakin kalau ini adalah pertama kalinya bertemu dengan Avvannyon.

"Edward-sama, aku akan membantumu!"

Untuk bisa menghadapi mereka berempat sekaligus adalah hal yang telalu berlebihan bagi Avvanyyon dan Garuda, apalagi lawannya kali ini adalah Chamuel yang seorang Archangel, White sang putri Es, Furamu sang monster api dan juga Edward yang mempunyai kekuatan unik yang dia rasa sangat berbahaya.

"Maaf telah membuat kalian menunggu, Avvanyyon, Garuda!"

Tiba-tiba muncul seorang laki-laki yang ditangannya sedang membawa Cornelia yang nampak tidak sadarkan diri. Di belakang laki-laki itu juga ada empat gadis kecil yang nampak sama sekali tidak mempunyai ekspresi seolah-olah mereka nampak seperti boneka. Laki-laki itu mempunyai wajah yang sedikit mirip seperti Arsenick, dia juga memiliki rambut berwarna pirang dengan mata yang biru cerah. Dia adalah salah satu dari Empat Roh Agung yaitu Kusack yang merupakan saudara dari Arsenick sendiri yang membenci White dan ingin White menghilang selamanya dari kerajaan Roh karena wanita itu selalu menghalanginya untuk melakukan sesuatu.

"Cornelia!"

Edward tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya ketika melihat Cornelia yang tertangkap oleh musuh, begitu juga dengan Chamuel yang tidak menyangka kalau selama ini Kusack adalah musuh mereka. Tetapi Chamuel tetap tidak mengerti alasan Avvannyon dan Garuda untuk membantu menyerang kerajaan Roh, dia sama sekali tidak melihat keuntungan untuk mereka dengan membantu Kusack.

"Apa tujuan kalian yang sebenarnya?!"

Avvanyyon berjalan perlahan mendekati Edward dan Chamuel dengan senyum jahat dan juga tekanan yang kuat darinya yang akan membuat yang melihatnya merasa ingin lari darinya.

"Tujuan kami sangatlah simple."

Avvanyyon dan Garuda memang tidak mempunyai dendam khusus kepada White atau siapapun di kerajaan Roh, tetapi mereka tidak mempunyai pilihan lain karena ini merupakan perintah langsung, maka mereka tidak mempunyai pilihan lain selain menurutinya. Selain itu, mereka sudah lama tidak bersenang-senang seperti ini.

Dengan sangat cepat, Avvanyyon berada tepat di antara Edward dan Chamuel sehingga membuat Edward dan Chamuel tidak bisa merespon gerakan Avvannyon yang sangat cepat.

"Membunuh White!"

Avvanyyon pun mencengkram kepala Edward dan Chamuel dengan tangannya dan melemparkan mereka dengan sekuat tenaga. Mereka berdua pun terlempar dengan kecepatan tinggi, tetapi Chamuel berhasil membalikkan tubuhnya dan mencengkram tanah dengan tangannya sehingga dia bisa berhenti sebelum menghantam bangunan-bangunan di depannya. Tetapi bagi Edward itu adalah hal yang hampir mustahil untuk dilakukan karena dia terlalu cepat sehingga sama sekali tidak mempunyai waktu untuk itu.

Avvannyon pun melompat tinggi dan berusaha menjatuhkan dropkick kepada Chamuel, tetapi Chamuel berhasil menghindari serangan dropkick dari Avvanyyon. Avvannyon pun menendang Chamuel dengan kaki kanannya, tetapi Chamuel memblok tendangannya dengan kedua tangannya dan terhempas karena tendangan Avvanyyon yang sangat kuat, Chamuel pun merasakan sakit dari bekas tendangan Avvanyyon yang sangat keras. Avvanyyon pun kembali berlari dengan cepat ke arah Chamuel yang terhempas itu, tetapi Chamuel memanggil tongkat sihirnya dan melancarkan serangan sihirnya.

"Pink Rain!"

Di depan tongkat sihir Chamuel muncul sebuah lingkaran sihir, lingkaran sihir itu memberondong laser berwarna pink ke arah Avvanyyon yang sedang berlari ke arah Chamuel itu. Avvannyon pun berlari menghindari laser-laser itu, tetapi laser-laser berwarna Pink itu terus mengejarnya dengan kecepatan tinggi dan akhirnya berhasil mengenai tubuh Avvannyon dan meledak.

"Ho~ lumayan juga bocah kecil pink itu!"

Melihat Chamuel dan Edward yang terlihat kesulitan menghadapi Avvanyyon, White ingin membantu mereka, tetapi dia tidak bisa meninggalkan tempatnya karena dihalangi oleh Cusack dan juga kelima gadis kecil di belakangnya.

"Lawanmu adalah kami White!"

"Baiklah, sekarang mari kita mulai."

Furamu tidak bisa menyembunyikan senyum di wajahnya, darahnya seakan mendidih karena menemukan lawan yang selama ini selalu dia idam-idamkan. Furamu selama ini selalu mencari lawan yang bisa membuatnya mengeluarkan seluruh kemampuannya, dan itulah Garuda yang agung yang akan menjadi lawan yang sangat tangguh baginya.

Garuda menatap Cusack dengan tajam Cusack untuk memperingatkannya agar tidak mengganggunya. Garuda sama sekali tidak peduli dengan rencana untuk menyingkirkan White atau apapun itu, yang dia inginkan hanyalah bersenang-senang mencari musuh yang menarik baginya.

"Bocah merah itu mangsaku, jangan coba-coba menggangguku atau kau akan menyesal, Cusack!"

Garuda pun memasang kuda-kuda tengah, dari dalam tubuhnya pun keluar aura berwarna kuning keemasan yang mulai menyelimuti seluruh tubuh Garuda seolah-olah aura itu melindunginya. Itu membuat Furamu sangat waspada karena melihat aura Garuda yang memperlihatkan betapa besar kekuatannya. Garuda pun melompat dari tempatnya berdiri menuju ke arah Furamu, dia mengepalkan tangannya dan dan melancarkan serangannya ke Furamu. Furamu pun berhasil menghindari itu, tetapi Garuda terus menyerangnya dengan cepat secara bertubi-tubi tanpa memberi jeda waktu untuk Furamu.

"Sial! Dia sama sekali tidak memberiku waktu!"

Setelah serangan bertubi-tubi yang dilancarkan oleh Garuda itu, Furamu hanya bisa bertahan dan menghindar, dia pun menjadi sedikit lengah hingga Garuda melihat ada sedikit celah. Garuda bersiap untuk menyerang Furamu dengan cakarannya yang akan merobek apapun yang akan membuat damage yang besar walaupun bagi Furamu sekalipun. Furamu sangat terkejut dengan itu, dia berusaha untuk menangkisnya tetapi dia tidak mempunyai cukup waktu karena tapak Garuda sudah tepat berada di depan perutnya. Garuda pun memusatkan kekuatannya di tangan kanannya dan menyerang perut Furamu dengan tapaknya.

"Sial!"

"Tapak Suci!"

Jurus tapak dari Garuda itu membuat Furamu terhempas jauh dan menghantam bangunan yang berada di belakangnya dengan keras sehingga membuatnya menembus beberapa bangunan sebelum akhirnya berhenti. Tapak Garuda sangatlah kuat sehingga membuat Furamu merasakan sakit yang amat sangat meskipun dirinya sudah dilindungi sihir pertahanan.

Edward bangkit setelah dilemparkan oleh Avvanyyon dengan sangat keras dan menghantam bangunan. Itu tidak terlalu menyakitkan baginya karena memang dari awal fisik Edward yang kuat dan juga sihir penguat miliknya. Sekarang dia tahu betapa bahayanya wanita itu, bahkan setelah terkena sihir dari Chamuel, dia hampir tidak terluka sama sekali.

"Dia benar-benar monster!"

Edward berlari mendekati Chamuel yang sekarang tengah berhadapan dengan Avvanyyon dan dia pun melihat sekelilingnya. apa yang terjadi sekarang adalah sebuah pemandangan yang mengerikan, setengah dari kota yang indah itu sekarang hancur berantakan, ada banyak korban yang berjatuhan baik dari warga sipil ataupun prajurit.

"Chamuel! Kau tidak apa-apa?"

Serangan Pink Rain milik Chamuel tidak terlalu berpengaruh kepada Avvanyyon, dia bahkan hanya menerima sedikit damage setelah ledakan yang dihasilkan dari sihir itu. Chamuel sudah tahu kalau Avvanyyon tidak akan semudah itu untuk dikalahkan, bahkan sihir Kira Kira Beamnya juga mungkin tidak terlalu membuahkan hasil.

Chamuel pun terbang mendekat ke arah Edward dengan sangat tergesa-gesa.

"Ed-chan, cepat pergi ke tempat White-chan sekarang!"

"Tapi bagaimana denganmu?"

"Daripada Chamuel, White-chan lebih dalam bahaya!"

Ini adalah Firasat dari Chamuel, dia sudah merasakan hal yang tidak mengenakkan akan terjadi dengan White melihat Cusack membawa kelima anak itu.

Edward sangat khawatir dengan keselamatan Chamuel karena musuh yang ia hadapi kali ini sangat kuat yang mungkin bisa mengalahkan Chamuel, apalagi sihir-sihir dari Chamuel tidak terlihat cukup ampuh untuk mengatasi Avvanyyon.

"Baiklah, tapi berjanjilah kalau kau akan selamat Chamuel!"

"Tenanglah Ed-chan, Chamuel tidak akan mati sebelum bisa menikah dengan Ed-chan!"

Chamuel pun terbang menjauh dari Edward untuk menghadapi Avvanyyon sekali lagi. Avvanyyon terus mengejar Chamuel untuk memperdekat jarak mereka agar Chamuel tidak mempunyai kesempatan untuk menggunakan sihirnya. Avvanyyon tahu kalau dia juga menggunakan sihir untuk melawannya, maka dia akan kalah karena Chamuel sangat kuat untuk urusan sihir. Tetapi tidak seperti White yang kuat baik dalam sihir dan juga fisiknya, Chamuel tidak mempunyai kekuatan fisik yang bagus sehingga dia hanya bisa menghindari untuk bertarung dengan jarak dekat dengan Avvanyyon.

Furamu sudah lama tidak merasakan perasaan ini, perasaan berdebar-debar karena senang ketika menghadapi musuh yang kuat, dia bahkan tidak mengingat kapan terakhir kali dia merasakan perasaan seperti ini selain saat melawan gurunya dulu.

"Ada apa? Apa hanya segitu saja kemampuanmu?"

"Sial! Kurasa tidak ada pilihan lain selain menggunakan seluruh kekuatanku!"

Furamu sudah tidak mempunyai pilihan lain selain menggunakan kekuatannya yang dia sembunyikan selama ini dari Garuda atau dia akan menerima kekalahan telak. dia sudah sangat lama tidak menggunakan kekuatan ini untuk bertarung dengan seseorang, dia bahkan sudah lupa rasanya memakai kekuatan itu untuk bertarung habis-habisan.

Furamu pun mulai bangkit dari posisinya, dia sudah menerima banyak damage dari pertarungannya dengan Garuda tanpa berhasil membalas satupun serangannya. Itu sangat membuat kesal dirinya karena selama ini tidak ada orang yang bisa sampai melakukan itu kepadanya.

"Haaaaaaaaaaaaa!"

Furamu berteriak dengan keras sambil mengepalkan kedua tangannya dan berusaha memaksa tubuhnya untuk memakai kekuatan itu.

"HAAAAAAAAAAAAAAAAAA!"

Kekuatan Furamu seolah-olah seperti meledak-ledak dari dalam tubuhnya, suhu tubuh Furamu pun meningkat drastis bahkan sudah seperti api itu sendiri sehingga bisa mengeluarkan asap dan juga membuat suhu di sekitarnya menjadi naik. Tato yang ada di seluruh tubuh Furamu pun mulai bersinar terang berwarna kuning kemerahan seperti api dan di kepala Furamu muncul dua tanduk api yang sangat panas keempat pasang sayap Furamu juga berubah bentuk menjadi satu pasang sayap api yang panas. Ini adalah wujud mengerikan dari Furamu yang membuatnya dipanggil dengan sebutan sang Monster Api.

Garuda pun merasa terkesan dengan kekuatan yang Furamu tunjukkan, dia merasakan kekuatan Furamu jauh lebih kuat beberapa kali dari yang sebelumnya dan itu membuat dirinya semakin bersemangat.

"Ho~ menarik!"

Furamu tiba-tiba terbang dengan sangat cepat sehingga mata Garuda sama sekali tidak bisa mengejarnya seolah-olah Furamu seperti hilang ditelan bumi. Itu membuat Garuda terkejut karena Furamu lebih cepat dari yang ia perkirakan.

secara tiba-tiba, Furamu muncul di samping Garuda dan membuat Garuda terkejut, Furamu pun meninju wajah Garuda dengan sangat keras. Tetapi Garuda tidaklah selemah itu sehingga dia bisa dihempaskan oleh tinju dari Furamu, dia berhasil mencengkram tangan Furamu dengan sangat kuat sehingga Furamu tidak bisa melepaskan diri, tetapi suhu dari badan Furamu sangatlah panas yang bahkan orang sekelas Garuda pun sampai merasakan panas dari tubuh Furamu.

Furamu pun membuka mulutnya lebar-lebar dan mengarahkannya ke Garuda, di dalam mulut itu sudah terlihat cahaya seperti laser yang akan ditembakkan ke Garuda.

"Apa!?"

Garuda yang menyadari itu pun segera mendorong rahang Furamu dan mengarahkan mulutnya ke langit. Furamu pun menembakkan laser dari mulutnya, laser itu menembus awan dan meledak dengan hebat di langit sehingga semua yang melihatnya pun terkagum karena kekuatan dari ledakannya.

Cusack melihat pertarungan dari Avvanyyon dan Garuda yang sangat hebat, dia sama sekali tidak menyangka kalau mereka akan sekuat ini untuk bisa mengatasi Chamuel dan Furamu sendirian dan bahkan mereka berhasil unggul.

"Sekarang mari kita juga mulai!"

White menatap Cusack dengan tatapan yang tajam dan juga dingin, suhu di sekitar mereka pun ikut berubah menjadi dingin seolah-olah menyesuaikan dengan tatapan White.

"Apa kau bisa mengalahkanku?"

White bukanlah orang sembarangan yang akan bisa kalah dengan mudah, dia mempunyai kekuatan yang sangat luar biasa yang bahkan Cusack pun tidak akan pernah menang melawannya.

"Hahahaha, mana mungkin aku bisa mengalahkanmu."

Oleh karena kekuatan White yang melebihi dirinya, untuk membunuh White Cusack membutuhkan kekuatan yang melebihi dirinya sendiri dan juga White. Dia sudah menyiapkan itu jauh-jauh hari sebelum hari ini, dia bahkan rela untuk mengorbankan seluruh waktunya hanya untuk menyiapkan ini.

"Jika itu satu lawan satu."

Gadis-gadis kecil yang berada di belakang Cusack pun mulai memegang kepala mereka dengan kuat seolah-olah mereka merasakan sakit yang luar biasa di dalam kepala mereka begitupun juga dengan Cornelia, dia berteriak kesakitan seolah-olah ada sesuatu yang terjadi dengannya.

"White!"

Edward pun datang untuk membantu White untuk melawan Cusack dan juga membebaskan Cornelia, tetapi dia merasa bingung dengan apa yang terjadi ketika melihat Cornelia dan juga lima gadis kecil di belakangnya terlihat sangat kesakitan. Itu membuat Edward merasa khawatir dengan apa yang akan terjadi dengan mereka semua.

"Apa yang terjadi dengan mereka?"

Bola cahaya pun mulai muncul dari masing-masing tubuh mereka, bola yang bercahaya itu secara perlahan-lahan seolah-olah mulai seperti menelan tubuh keempat gadis kecil itu dan juga Cornelia. Edward dan White pun hanya bisa kebingungan dengan apa yang sebenarnya terjadi dengan mereka, mereka sama sekali belum pernah melihat sesuatu yang seperti itu. Bola yang bercahaya itu terus membesar mereka sampai akhirnya cahaya itu pun menelan keseluruhan tubuh gadis-gadis kecil itu tanpa meninggalkan celah sedikitpun sehingga hanya terlihat seperti lima bola yang bersinar.

"A-apa yang terjadi?!"

Keenam bola bercahaya itu pun saling mendekat dan bergabung menjadi sebuah bola besar yang bersinar terang. Bola besar itu secara perlahan mulai menyusut dan menyusut sehingga ukurannya sama dengan keenam bola saat sebelum bergabung.

"Hahahaha inilah mahakaryaku untuk dia yang agung!"

Bola itu pun secara perlahan mulai membentuk wujud seperti sesuatu yang terlihat seperti manusia, bola itu membentuk wujud seorang wanita yang mempunyai rambut berwarna pirang yang panjang. Wanita itu memakai zirah lengkap yang berwarna silver dengan corak emas yang menghiasinya..

Wanita itu pun mulai membuka matanya dan terlihat matanya yang agak lebar dengan iris yang berwarna biru langit yang sama seperti Lily. Tetapi yang paling mengejutkan bukanlah itu, tetapi apa yang berada di punggung wanita itu, wanita itu memiliki sepuluh buah sayap berbulu yang seperti Malaikat. itu membuat Edward dan juga White sangat terkejut karena ini pertama kalinya mereka melihat hal seperti itu bisa terjadi dimana kelima gadis kecil bisa bergabung menjadi satu.

Cusack merasa sangat senang saat melihat apa yang telah dia kerjakan selama ini telah berhasil dengan bagus tanpa kesalahan sedikitpun, dia pun tersenyum puas seolah-olah sudah memenangkan pertarungan ini.

"Valkyrie!"

Edward dan White pun hanya terdiam melihat apa yang terjadi di depan mereka, melihat Cornelia dan keempat gadis kecil yang sekarang berubah menjadi seorang wanita berambut pirang yang memakai zirah berwarna silver dengan ukiran cantik berwarna emas menghiasi zirahnya.

"A-apa yang seenarnya terjadi?!"

Wanita itu sangatlah cantik sehingga dia bisa melelehkan hati para laki-laki yang melihatnya, tettapi dibalik kecantikannya itu terdapat kekuatan yang sangat besar yang bahkan tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Hanya dengan melihat aura yang ada disekitarnya saja Edward dan White sudah tahu betapa berbahayanya wanita berambut pirang itu.

"Ini adalah penemuan terbesarku, Valkyrie!"

Valkyrie adalah hasil dari apa yang Cusack kerjakan selama ini, dia telah menculik para gadis kecil yang mempunyai kemampuan spesial dan membantai semua keluarga mereka. Dia pun melakukan percobaan-percobaan kepada mereka sehingga membuat emosi mereka semakin menghilang karena penderitaan itu. Cusack berusaha untuk membuat mereka menjadi senjata terkuat yang akan membuatnya diakui oleh orang itu. Itu adalah mimpi barunya setelah White menobatkan Arsenick menjadi raja, dia sudah tidak peduli dengan urusan itu dan lebih memilih untuk mewujudkan mimpi barunya yaitu untuk menjadi bagian dari mereka.

"Valkyrie! Tunjukkan kekuatanmu!"

Valkyrie pun mulai mengeluarkan auranya yang berwarna emas yang sama seperti Garuda, tetapi aura yang dikeluarkan Valkyrie jauh lebih kuat dari Garuda, aura itu bahkan membuat Garuda dan Avvanyyon dapat merasakannya dengan jelas walaupun jarak mereka jauh.

"Valkyrie, Bunuh mereka!"

Di tangan kanan Valkyrie muncul sebuah tombak yang berwarna kuning emas dengan mata tombak berwarna silver yang terlihat sangat tajam sehingga bisa menembus apapun. Di tangan kiri Valkyrie juga muncul sebuah perisai yang sangat cantik dan mewah dengan perpaduan warna merah dan emas.

Edward dan White pun menyiapkan diri mereka untuk menghadapi Valkyrie yang sudah memakai senjata dan juga perisainya yang tidak bisa diremehkan. Tetapi apa yang mereka saksikan selanjutnya adalah hal yang tidak pernah terpikirkan sama sekali oleh mereka. Valkyrie pun bersiap untuk menyerang dengan tombaknya, dia pun mengayunkan tombaknya dan tiba-tiba terbang menuju ke arah Cusack dan menusuk jantung Cusack.

"Eh? Apa yang kau-!"

Tombak berwarna emas itu pun menembus jantung Cusack dan membuatnya memuntahkan darah, wajah Valkyrie hanya datar tidak menunjukkan ekspresi apapun saat melakukan hal itu. Itu membuat Edward dan White merasa kebingungan dengan apa yang sebenarnya terjadi, mereka tidak menyangka kalau Valkyrie akan menyerang Cusack yang merupakan penciptanya.

Valkyrie pun memancal tubuh Cusack dengan sangat keras sehingga tubuhnya menghantam tanah dengan kecepatan tinggi. Cusack pun tidak bisa melakukan apapun selain mengerang kesakitan yang amat sangat, tubuhnya pun sama sekali tidak bisa bergerak dan darah terus mengalir dari dalam dadanya yang tertembus tombak dari Calkyrie itu.

Valkyrie pun mengangkat tombaknya, mengarahkannya ke langit. Tepat di atas mata tombak itu muncul sebuah sphere yang bersinar terang, dia pun mengayunkan tombaknya ke arah Cusack dan sphere itu menembakkan sebuah laser yang sangat cepat menuju ke arah Cusack. Laser itu pun mengenai Cusack dan membuat sebuah ledakan bulat yang terang yang besar menelan seluruh tubuh Cusack beserta apapun yang berada di sekitarnya.

Ledakan yang berbentuk bulat itu pun segera menghilang dan meninggalkan jejak cekungan di tanah, tubuh Cusack lenyap tanpa jejak bersama dengan apa yang berada di dalam ledakan itu. Edward pun hanya bisa terdiam mematung menyaksikan itu, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang dengan Valkyrie, dia bahkan tidak tahu apakah Valkyrie itu adalah musuh mereka atau bukan. Tetapi walaupun Valkyrie itu musuh, Edward tidak akan membunuhnya seperti itu karena dia sama sekali tidak bersalah karena dia hanya dimanfaatkan oleh Cusack untuk memenuhi ambisinya.

Valkyrie menoleh ke arah Edward dan White dengan ekspresi yang datar, tetapi air matanya tiba-tiba keluar membasahi pipinya dengan ekspresi yang tetap datar, dia pun sedikit membuka mulutnya seolah-olah ingin mengatakan sesuatu.

"Kak...Ed...Tolong!"

Suara yang lirih itu terdengar oleh Edward dan White, itu adalah Cornelia yang mencoba mengambil alih dan mengendalikan Valkyrie untuk meminta tolong Edward dan White untuk membebaskannya dari sana.

Edward tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk menolong Cornelia serta keempat gadis kecil lainnya dan membuat mereka menjadi normal kembali seperti sedia kala, dia sama sekali tidak pernah menghadapi situasi yang seperti ini dalam hidupnya.

"White, apa yang harus kita lakukan?"

White juga tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan mereka semua, tetapi sekarang hal yang paling penting bukanlah itu melainkan cara untuk menghentikan Valkyrie karena dia sudah bersiap untuk menyerang Edward dan juga White.

"Tuanku Ed, dia datang!"

Valkyrie terbang langsung ke arah Edward dan White dengan sangat cepat dengan perisai dan juga tombaknya. White dan Edward pun langsung berlari menghindari Valkyrie, tetapi Valkyrie tetap mengejar mereka sampai akhirnya Edward dan White pun berpencar. White menduga kalau Valkyrie akan mengejarnya, tetapi dia salah, Valkyrie mengejar Edward dengan cepat dan mengarahkan tombaknya ke arah Edward.

"Tuanku!"

Edward pun tidak mempunyai pilihan lain selain melawannya karena Valkyrie sangatlah cepat sehingga dia bisa menyusul Edward dengan segera. Edward pun segera berbalik dan memusatkan mananya di tangan kanan, dia merapatkan jari-jarinya sehingga kumpulan mana itu membentuk menjadi seperti sebuah pedang. Itu adalah sebuah sihir senjata imajinasi yang diajarkan oleh Yamamoto, sihir itu adalah sihir yang sangat praktis karena Edward bisa dengan bebas memakainya untuk bertahan maupun menyerang apalagi dengan penggunaan yang sangat mudah dan instan.

Valkyrie pun mengacungkan tombaknya ke arah Edward, tetapi Edward berhasil menangkis serangan tombak dari Valkyrie dengan pedang imajinasi yang terbuat dari sihirnya itu. Setelah serangannya berhasil ditangkis oleh Edward, Valkyrie pun mengayunkan tombaknya dan berusaha untuk menyerang Edward lagi. Edward pun segera menundukkan badannya sehingga serangan itu tidak mengenai dirinya, dia lalu mencoba untuk menyerang Valkyrie dengan pedang imajinasinya itu tetapi serangannya berhasil diblok oleh perisai besar yang berada di tangan kiri Valkyrie.

"Tuanku, aku juga akan membantu!"

White mengeluarkan sihir Esnya, di atas White muncul beberapa lingkaran sihir yang tidak terlalu besar, dari lingkaran itu pun keluar berondongan es lancip yang meluncur ke arah Valkyrie yang sedang beradu senjata dengan Edward itu. Melihat sekumpulan Es yang lancip menuju ke arahnya, Valkyrie mengarahkan perisainya ke arahh dimana Es itu datang. Melihat itu, Edward pun langsung memanfaatkankesempatan itu untuk mundur sementara, dia pun segera berlari menuju ke arah White yang sedang memberondong Valkyrie dengan sihir Esnya.

"Apa kau tidak apa-apa tuanku?"

"Ah...aku tidak apa-apa, tapi yang lebih penting lagi apa yang harus kita lakukan sekarang?"

White terus membrondong Valkyrie dengan sihir Esnya walaupun itu tidak berguna karena Valkyrie bisa menahan seluruh serangan White dengan perisainya yang juga dilengkapi dengan pertahanan sihir. Valkyrie pun melemparkan tombak emasnya ke arah White, tombak itu melaju dengan sangat cepat seperti sebuah peluru yang melesat dari senapan menembus angin. White pun membuat beberapa tembok Es tetapi tombak itu dengan mudah menjebol seluruh tembok Es yang White buat.

"Kurasa tidak ada pilihan lain."

Kuku di jari-jari White tiba-tiba memanjang dengan ujung yang sangat tajam, dan dengan kukunya White pun menangkis tombak emas itu. White pun dengan sangat cepat berlari menuju ke arah Valkyrie dan bersiap untuk menyerangnya dengan kuku-kukunya yang sangat tajam. Valkyrie mengeluarkan sihirnya, dia mengeluarkan rantai-rantai dari lingkaran sihir yang berada di sekitarnya untuk menangkap White, tetapi itu tidak berguna karena White berhasil menghancurkan rantai-rantai yang ia keluarkan dengan kuku-kukunya.

Melihat White yang mendekat dengan sangat cepat, Valkyrie terbang menjauh dari White dan mengeluarkan beberapa sihir untuk menyerang White, tetapi White berhasil menghancurkan semua lingkaran sihir sebelum lingkaran sihir itu sempat mengeluarkan sesuatu.

White bergerak dengan sangat cepat sehingga dengan cepat dia sudah berada tepat di depan Valkyrie dan menyerangnya dengan kukunya. Valkyrie pun memblok serangan White dengan Perisai besarnya, setelah berhasil memblok serangan White, Perisai itu pun tiba-tiba bercahaya dengan terang. Melihat itu, White segera menjauh dari tameng itu karena dia merasa bahaya jika dia tetap berada disitu.

"White!"

Perisai itu mengeluarkan sebuah ledakan berbentuk seperti sphere yang yang sangat besar dan menelan semua yang ada di sekitarnya. Ledakan itu telah memusnahkan apapun yang berada di dalamnya sehingga membentuk cekungan yang sangat besar di tanah. Beruntung White berhasil menghindari ledakan itu sehingga dia tidak terkena damage sama sekali.

Tiba-tiba dari arah istana muncul sesuatu seperti tebasan pedang berwarna merah dengan petir yang terus melaju cepat membelah langit yang mendung. Itu membuat semuanya sangat terkejut dengan itu karena merasakan suatu energi yang luar biasa dari itu. Satu tebasan yang bisa menghancurkan semuanya, yang bahkan penghalang yang sangat kuat yang mengurung Lily dan yang lainnya di dalam istana pun hancur dengan satu tebasan itu.

"Kekuatan ini? Apa-apaan ini?!"

Edward merasa tubuhnya merinding karena merasakan kekuatan dari tebasan itu yang sangat besar, dia tidak tahu apa yang sedang terjadi di istana sekarang tetapi kelihatannya sesuatu yang luar biasa sudah terjadi disana.

"Uwaah apa itu?!"

Avvanyyon juga terkejut dengan apa yang baru saja dia saksikan, sebuah tebasan merah dengan petir yang menyertainya. Dia tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi di istana dan siapa yang mampu membuat sesuatu seperti itu.

"Lily-chan, apa dia?!"

Chamuel adalah yang paling terkejut dengan ini, dia tidak menyangka kalau Lily akan menggunakan kekuatannya sekarang disini setelah selama ini dia hampir tidak pernah menggunakannya sama sekali. Sebuah kekuatan luar biasa yang diberikan oleh pencipta kepadanya, sebuah kekuatan yang bisa menjangkau Edward.

Itu adalah disaat setelah Lily dan yang lainnya meninggalkan ruang makan dengan wajah yang mengerikan karena cemburu dengan White, yaitu saat pertama kali monster Catoblepas menyerang kota itu. Setelah Edward, White, dan juga Austin keluar dari istana untuk menghadapi monster itu, Lily, dan yang lainnya berusaha keluar dengan cepat mengejar Edward dan yang lainnya, tetapi tiba-tiba ada penghalang yang menghalangi mereka dan menjebak mereka disitu. Hanya Chamuel, satu-satunya yang bisa keluar sebelum penghalang itu menjebaknya, tetapi dia lebih memilih untuk terbang menuju Edward dan yang lainnya karena dia sudah merasakan sesuatu yang tidak enak akan terjadi kepada mereka.

Lily, Sharon, Evelyn, dan Lilith pun terjebak di dalam penghalang itu. Lilith mencoba memukul penghalang itu dengan keras, tetapi itu percuma karena penghalang itu tetap berdiri kokoh tanpa terkena damage sedikitpun.

"Tch! Apa-apaan dengan penghalang ini? Bukannya ini terlalu keras?"

Tiba-tiba muncul Cusack yang membawa Cornelia dan juga beberapa pasukan elit bersamanya terbang menembus penghalang, itu adalah sebuah pasukan elit yang semua anggotanya adalah roh yang memiiki tiga pasang sayap yang kuat. Sontak itu membuat semuanya terkejut karena melihat Cornelia yang tidak sadarkan diri sedang dibawa Cusack menembus penghalang yang bahkan tidak bisa mereka tembus.

"Tunggu, lepaskan Cornelia!"

Rose pun mengejar Cusack yang membawa pergi Cornelia dari dirinya, tetapi setelah Cusack dan yang lainnya melewati penghalang sihir itu, dia mencoba menyerang penghalang sihir itu dengan segenap kekuatannya tetapi tetap tidak berhasil.

Cusack pun menoleh ke arah mereka, dia tidak menyangka kalau masih ada orang yang tersisa di istana ini selain Rose, dia sama sekali tidak peduli dengan mereka karena tujuan utamanya hanyalah membunuh White.

"Kalian semua, urus mereka! Jangan biarkan mereka lolos dari sini!"

Cusack pun meninggalkan tempat itu bersama Cornelia yang dibawanya meninggalkan pasukan elitnya untuk menghadapi White dengan menggunakan senjata rahasianya. Para pasukan elit itu mematuhi perintah Cusack dan tetap berada disitu untuk mengurus Lily, dan yang lainnya. Tetapi melihat mereka semua yang memiliki paras yang sangat cantik dan menawan yang mereka belum pernah lihat sebelumnya, terlepas dari tubuh mereka yang masih seperti gadis kecil,diri mereka pun dipenuhi hasrat dan nafsu.

Walaupun mereka adalah pasukan elit dari Cusack, tetapi mereka adalah mantan penjahat yang direkrut Cusack untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang kotor. Mereka bahkan telah melakukan banyak sekali kejahatan seperti penjarahan, pemerkosaan dan yang lainnya.

"Hei gadis-gadis kecil, apa kau mau bersenang-senang dengan kami?"

Lily, dan yang lainnya merasa terhina dengan kata-kata yang dilontarkan para pasukan dari Cusack itu, mereka tidaklah sehina itu untuk mau melakukannya dengan sembarang orang terutama dengan orang seperti mereka.

"Maaf tapi, aku adalah milik Ed! Jadi jangan harap kalau aku akan mau dengan kalian yang busuk."

"Ed? Maksudmu bocah ingusan berambut putih itu?"

Para pasukan elit itu pun menertawakan Sharon yang mengatakan bahwa dirinya adalah milik Edward, mereka tidak sabar untuk segera merusak semua harapan dari Sharon itu dan melihat wajah putus asanya. Itu tidak masalah bagi mereka kalau Sharon dan yang lainnya mau menolak atau tidak, karena mereka bisa memaksa Sharon dan yang lainnya untuk melakukan itu dengan kekuatan mereka yang selama ini mereka banggakan tanpa mengetahui yang berada tepat di depan mereka ada monster yang bisa membunuh mereka hanya dalam sekejap.

"Daripada bersama bocah ingusan itu, lebih baik kalau kalian bersama kami, kami jamin kalau kalian akan mendapatkan cinta dan kebahagiaan yang cukup. Lagipula dia yang kalian sukai itu kan hanyalah seorang bocah ingusan yang lolicon yang Cuma ingin tubuh kalian."

"Apa kau bilang?!"

Kemarahan nampak di wajah mereka semua, mereka mungkin tidak masalah jika dirinya dihina, tetapi jika itu menyangkut Edward maka masalahnya lain. Bagi mereka Edward tidaklah sehina itu, dia adalah orang yang sangat murni dan polos, dia bahkan tidak pernah mencoba untuk mengotori mereka dan selalu berusaha untuk melindungi mereka walaupun harus bertaruh nyawa.

Evelyn yang selama ini hanya diam mendengarkan pun mulai memberanikan dirinya untuk berbicara keras di hadapan mereka untuk membela Edward yang sudah dijelek-jelekkan di hadapannya sendiri, bahkan apa yang dirasakannya saat ini lebih buruk daripada sekedar melemparkan kotoran ke wajahnya.

"Jangan samakan tuan Edward dengan kalian! Tuan Edward adalah seseorang yang sangat murni! Dia sama sekali bukan orang yang seperti itu!"

"He~h begitu ya...kurasa tidak ada pilihan lain selain memaksa mereka."

Salah satu dari pasukan elit itu pun berjalan mendatangi Lily yang sedari tadi mencoba menahan amarahnya, dia pun menarik tangan Lily dan mencoba memaksa Lily untuk mengikutinya. Tetapi Lily sama sekali tidak bergerak sekeras apapun dia menariknya, bahkan tangannya saja sama sekali tidak berubah dari posisinya semula seolah-olah dia sedang menarik batu yang sangat berat.

Lily sudah mencoba menahan amarahnya, tetapi kali ini dia benar-benar tidak bisa memaafkan mereka lagi. Selama ini Lily bahkan tidak pernah membiarkan dirinya disentuh oleh laki-laki lain apalagi dengan orang sehina ini. Lily pun mencengkram tangan dari salah seorang dari pasukan elit itu dan melemparkannya dengan keras sehingga menghantam bangunan yang ada di belakangnya.

"Ti-tidak mungkin!"

Semua orang pun terkejut dengan Lily yang mereka kira hanyalah gadis kecil biasa bisa mengalahkan salah satu anggotanya hanya dengan melemparkannya saja, mereka bahkan sama sekali tidak merasakan kekuatan dari Lily. mereka pun mulai waspada dengan Lily yang wajahnya sudah nampak sangat seram menatap mereka seolah-olah seperti pembunuh berdarah dingin.

"Bagaimana kalau kita bertukar, serahkan diri kalian kepada kami dan kami tidak akan membunuh bocah itu."

Lilith pun tertawa mendengarnya, selama ini dia sudah berpetualang bersama dengan Edward, dia sudah sangat tahu kalau Edward bukanlah seseorang yang selemah itu untuk bisa dikalahkan dengan mudah.

"Membunuh...? Hahahaha jangan buat aku ketawa, mana mungkin orang macam kalian bisa membunuh Edward!"

"Hahahaha untuk membunuh bocah sepertinya adalah hal yang sangat mudah bagi kami! Lagipula kami juga masih punya Valkyrie."

"Valkyrie?"

"Ya, Valkyrie adalah senjata rahasia tuan Cusack yang bisa membunuh White, jangankan White, bocah ingusan itu pasti bisa dibunuh dengan sekejap!"

Sharon dan yang lainnya sangat terkejut dengan perkataan para pasukan elit dari Cusack itu, mereka tidak mempercayai kata-kata para pasukan elit itu karena mereka sudah melihat sendiri dengan mata kepala mereka betapa kuatnya White itu.

Tiba-tiba dari arah dimana Edward dan White berada, mereka merasakan kekuatan yang sangat besar yang tiba-tiba muncul. Mereka pun menjadi khawatir dengan keselamatan mereka berduakarena kekuatan yang mereka rasakan bukanlah main kuatnya.

"Ho~ kelihatannya sudah dimulai ya?"

"Membunuh...Ed?"

Lily sudah tidak bisa menahan dirinya lagi dari amarahnya yang terus meluap-luap di dalam tubuh mungilnya itu. Aura berwarna merah gelap layaknya darah yang terlihat sangat mengerikan pun mulai muncul di sekitar Lily, mata berwarna biru langitnya yang indah itu pun berubah menjadi merah menyala terang yang mengerikan.

"Membunuh...Ed...katamu?"

Semuanya yang berada disitu merasakan kekuatan mengerikan yang ada di dalam diri Lily. Kekuatan yang mereka belum pernah rasakan sebelumnya, kekuatan yang bahkan melampaui Valkyrie. Ini adalah pertama kalinya Lily mengeluarkan kekuatannya setelah selama ini dia selalu menyembunyikannya.

"Semua yang berani membahayakan Ed...Bunuh!"

Tepat di sebelah kanan Lily, muncul dua buah lingkaran sihir berwarna merah. Lingkaran sihir itu pun saling menjauh di dalamnya muncul mengeluarkan sesuatu seperti sebuah pedang besar berwarna merah gelap dengan aura yang mengerikan yang membuat siapapun yang melihatnya merasakan kengerian dari pedang itu.

Para pasukan elit yang merasakan sebuah kekuatan yang sangat besar yang berasal dari Lily pun meningkatkan kewaspadaannya, tetapi mereka masih merasa aman karena tidak ada satu serangan pun yang akan sampai ke mereka karena penghalang sihir yang sangat kuat itu akan menghalau semua serangan. Mereka terlalu percaya dengan penghalang sihir itu sampai tidak menyadari kalau monster yang berada di depan mereka itu bisa menghancurkan penghalang itu hanya dengan satu serangan.

Lily pun memegang gagang dari pedangnya yang besar itu dengan erat, dia pun menebaskannya ke arah para pasukan elit itu dan membuat sebuah tebasan pedang raksasa yang melengkung seperti huruf u yang berwarna merah gelap dengan petir yang menyertainya. Tebasan pedang itu pun menghancurkan penghalang sihir yang sangat kuat itu dan membuat semua orang terkejut melihatnya.

"I-ini tidak mungkin!"

Tebasan pedang raksasa berwarna merah gelap itu pun dengan cepat menuju ke arah para pasukan elit. Mereka pun menjadi panik dan segera mengeluarkan sihir untuk memberikan pertahanan mutlak kepada diri mereka, tetapi itu sama sekali tidak berguna karena tebasan pedang sihir itu dengan mudah menghancurkan pertahanan mutlak mereka, dan membinasakan mereka tanpa menyisakan satu debu sekalipun.

Tebasan pedang itu pun terus melaju membelah langit yang mendung dan menuju ke angkasa. Itu membuat siapapun yang menyaksikannya merasakan betapa kuatnya tebasan itu sehingga tidak ada satu orang pun yang dapat menahannya.

Sharon dan yang lainnya merasa sangat terkejut dengan apa yang baru saja mereka saksikan, mereka tidak menyangka kalau Lily sebenarnya sekuat ini, kekuatan yang bahkan jauh melampaui Sharon yang bahkan seperti langit dan bumi. Sekarang Sharon dan Evelyn tahu dengan apa yang dimaksud Chamuel dengan membangkitkan kekuatan yang sebenarnya. setelah melihat Lily, mereka merasakan kekaguman yang amat sangat, di dalam hati Sharon dan Evelyn pun mulai muncul keinginan untuk bisa membangkitkan kekuatan mereka juga agar bisa sejajar dengan Lily dan Chamuel.

"Luar Biasa!"

Para pasukan elit yang berhasil menghindari itu pun merasakan kengerian di dalam tubuh mereka melihat rekan-rekan mereka yang lenyap tanpa jejak akibat dari serangan Lily. Tubuh mereka bergetar hebat sampai-sampai kaki mereka terasa lemas.

Lily pun mulai berjalan ke arah mereka dengan pedang besar yang berada di tangan kanannya itu, semakin Lily mendekat, semakin tubuh mereka merasakan ketakutan yang tidak pernah mereka rasakan sebelumnya. Mereka yang merasa ketakutan pun langsung berusaha menyerang Lily dengan sihirnya, berharap agar Lily bisa dihentikan dengan itu.

"Ja-jangan mendekat! Lightning arrow!"

Bagi Lily serangan itu sama sekali tidak berguna, bahkan hanya terasa seperti lemparan kapas yang lembut yang sama sekali tidak memberikan damage apapun baginya. Lily terus mendekat dan mendekat dengan tatapan matanya yang sangat mengerikan menuju ke arah pasukan yang tersisa, tatapan mata yang mengandung amarah yang sangat besar tanpa ampun.

"To-tolong jangan bunuh kami!"

"Semua yang berani membahayakan Ed, pantas untuk mati!"

Tiba-tiba dengan sekejap, Lily sudah berada tepat di depan salah satu orang yang tersisa dari pasukan elit itu. Rasa terkejut yang tercampur dengan rasa takut yang sangat besar kepada Lily membanjiri tubuh orang itu sehingga kakinya tidak kuat untuk sekedar berdiri. Lily pun menusuk orang itu dengan pedang besar yang dibawanya berkali-kali sampai akhirnya orang itu kehilangan banyak darah dan meregang nyawa.

Orang-orang yang tersisa dari pasukan itu pun mulai melarikan diri, berharap untuk bisa selamat dari kematian yang berada tepat di depan mereka. Tetapi secepat apa mereka berusaha melarikann diri, Lily selalu tepat berada di belakang mereka untuk membantai mereka dengan pedang besarnya satu persatu tanpa ampun sehingga gaun putihnya itu dipenuhi dengan warna merah dari darah orang-orang yang dibantainya.

Lily terus membantai satu-persatu orang-orang yang mencoba melarikan diri tanpa ampun sampai hanya tersisa satu orang. Orang itu tidak lagi mencoba melarikan diri karena dia sadar kalau percuma berusaha melarikan diri karena Lily akan dengan sekejap mata berada di belakangnya. Orang itu pun menyiapkan pedangnya dan menusuk Lily tepat di dadanya, tetapi dia sangat terkejut karena pedangnya itu hanya bisa merobek gaun putih Lily tanpa bisa menembus kulitnya yang menjadi sekeras berlian.

"Mo-monster!"

Lily mencekik orang itu dengan tangan kirinya sehingga orang itu sama sekali tidak bisa bernapas, orang itu berusaha melepaskan tangan Lily tetapi Lily sangatlah kuat sehingga semua usahanya percuma.

"Apa kau tahu...? kekuatan Ed yang sebenarnya itu jauh lebih kuat daripada ini?"

Orang itu sama sekali tidak bisa membalas perkataan Lily, dia sama sekali tidak bisa berbicara sepatah kata pun dengan Lily yang mencekik lehernya. Orang itu pun perlahan mulai lemas dan kehilangan kesadarannya, disaat itu Lily perlahan mulai menghancurkan leher orang itu dengan cengkraman tangannya yang kuat sehingga orang itu merasakan rasa sakit karena lehernya yang mulai hancur di tangan Lily sebelum akhirnya mati.

Dengan ini, semua pasukan elit dari Cusack pun telah dibantai habis oleh Lily. Lily telah membantai mereka tanpa ampun sedikitpun yang membuat Sharon, dan yang lainnya merasa bersyukur kalau Lily bukanlah musuh mereka.

"Sekarang tinggal satu!"

Lily pun berjongkok untuk mengambil ancang-ancang bersiap untuk melompat jauh, dia mengumpulkan kekuatan di kakinya dan akhirnya melompat menuju Edward dan White untuk menghadapi Valkyrie.

Setelah terkejut dengan tebasan pedang berwarna merah gelap, White pun segera berlari menuju ke arah Valkyrie dan menyerangnya. White bergerak dengan sangat cepat sehingga mata Edward tidak bisa mengikuti pergerakan White yang berkali-kali lebih cepat darinya. Tetapi sama seperti White, Valkyrie bisa mengimbangi kecepatan White yang luar biasa itu, dia juga bergerak di dalam kecepatan yang sangat cepat. Edward yang melihat itu pun, tidak tahu apa yang terjadi dengan pertarungan mereka karena bahkan dia tidak bisa melihat gerakan mereka. Dia hanya berdiri melihat pertarungan jarak dekat paling luar cepat yang pernah dia lihat.

"Apa yang terjadi sebenarnya."

Setelah pertarungan jarak dekat itu, White pun bersiap mengeluarkan sihir esnya yang luar biasa. Valkyrie pun tidak membiarkan White sampai mengeluarkan sihirnya itu, dia langsung melemparkan tombak emasnya itu ke arah White dengan cepat. Tombak itu pun melaju dengan sangat cepat ke arah White yang tengah menyiapkan sihirnya itu.

"Frost Wall!"

Di depan White, muncul tembok-tembok es yang berjejer melindungi White dari tombak Valkyrie yang melaju cepat ke arahnya itu. Tetapi tembok itu tidak terlalu kuat untuk bisa menahan serangan tombak sakti molok Valkyrie itu, tombak itu terus melaju dan menembus setiap tembok, dan akhirnya tombak itu menembus tubuh White.

"White!"

Edward tidak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat. Dia tidak menyangka kalau White akan kalah seperti ini. Tetap, betapa terkejutnya Edward ketika melihat tubuh White yang tertembus tembok hanyalah sebuah bayangan es yang dia buat. White yang asli pun muncul tepat di belakang Valkyrie yang tengah lengah itu.

"Kena kau!"

Valkyrie sangat terkejut melihat White yang tiba-tiba berada di belakangnya. White pun mencengkram kepala Valkyrie dan mengeluarkan sihir yang tadi sudah dia siapkan.

"Ice prison!"

Tiba-tiba tepat di bawah tubuh Valkyrie, muncul sebuah lingkaran sihir yang cukup besar. White pun segera menjauh dari Valkyrie agar dia tidak terkena sihirnya sendiri. Tubuh Valkyrie pun dengan sekejap membeku menjadi es yang sangat dingin dan besar. Itu membuat Edward merasa sangat kagum dengan White yang bisa mengalahkan Valkyrie dengan rencananya yang hebat. Memang kalau secara kekuatan, Valkyrie memiliki kekuatan yang hampir sebanding dengan White, tetapi kalau masalah pengalaman bertarung, White sudah ratusan kali lebih mahir daripada Valkyrie.

"White, kerja bagus! Sudah aku duga kalau kau sangat hebat!"

White tersipu malu mendengar pujian Edward. Wajahnya pun memerah seperti tomat yang sudah masak.

"T-tuanku Ed, terima kasih atas pujiannya!"

Tetapi pertarungan itu sama sekali belum berakhir. Es yang memenjarakan Valkyrie itu hancur berkeping-keping, dan dia pun terbebas dari penjara es itu. Edward, dan White pun sangat terkejut melihat Valkyrie yang berhasil keluar dari penjara Es yang White buat.

"Apakah aku harus menggunakan itu?"

Alasan kenapa pertarungan mereka terlihat seperti seri adalah karena White selalu menahan diri ketika menghadapi Valkyrie. Bukan tanpa sebab, tetapi karena di dalam tubuh Valkyrie ada Cornelia dan keempat gadis kecil lainnya. Dia tidak ingin membunuh mereka dan membuat Rose tercintanya bersedih karena kehilangan adik yang baru saja dia angkat itu.

Tiba-tiba dari arah langit, Lily seolah-olah turun dari langit dengan sangat keras sehingga membuat tanah yang dipijakinya menjadi hancur. Edward pun merasa sangat terkejut ketika melihat Lily membawa sebuah pedang besar di tangan kanannya, dan juga gaun putih Lily yang dipenuhi dengan warna merah dari darah. Tatapan mata Lily pun juga terlihat sangat mengerikan, tidak seperti Lily yang biasa Edward kenal. Tetapi yang paling membuat Edward terkejut adalah mata Lily yang berwarna biru cerah yang sangat indah itu telah berubah menjadi merah menyala, seperti yang pernah Lily tunjukkan beberapa hari yang lalu.

"Ke-te-mu!"

Secara tiba-tiba, Lily berlari menuju ke arah Valkyrie dengan sangat cepat. Dia pun menyerang Valkyrie dengan mengayunkan pedang besarnya itu. Valkyrie pun berniat memblok serangan Lily dengan tameng besarnya itu, tetapi dia terpental akibat tidak kuat menahan kekuatan Lily yang sangat luar biasa itu. Dia pun memanggil tombak emasnya itu dan terbang maju ke arah Lily, untuk menusuknya. Tetapi walaupun pedang Lily sangatlah besar, gerakan ayunan pedang Lily sangatlah cepat sehingga Lily pun mengayunkan pedangnya lagi untuk menangkis serangan Valkyrie itu.

"A-apa itu Lily?!"

Mereka pun terus beradu senjata tanpa berhenti satu detik pun. Tetapi, semakin lama, semakin terlihat siapakah pemenangnya. Lily selalu berhasil mengungguli Valkyrie dengan pedang besarnya, dan juga kecepatannya yang luar biasa. Dia berhasil menghindari setiap serangan dari Valkyrie dangan sangat mudah dan berbalik menyerangnya dengan pedang besarnya itu.

Pertarungan itu pun terlihat seperti berat sebelah, Lily terus bertubi-tubi menyerang Valkyrie tanpa memberinya kesempatan untuk menyerang balik, ataupun untuk kabur. Edward pun hanya tercengang melihat Lily yang bisa dengan mudah mengungguli Valkyrie. Dia tahu kalau selama ini Lily menyemunyikan kekuatannya, tetapi dia tidak menyangka kalau dia akan sekuat itu.

"Kena kau!"

Lily pun melihat celah yang dibuat Valkyrie, dan berusaha menebasnya dengan kuat. Valkyrie pun dengan cepat, memblok serangan Lily dengan perisai dan ditambah sihir perlindungannya. Tetapi, saking kuatnya serangan Lily itu, dia tidak sanggup menahannya dengan tangannya dan akhirnya itu membuka kesempatan Lily untuk mengakhiri semuanya.

Lily menegakkan pedang besarnya lurus ke arah langit. Dari pedangnya itu pun muncul sesuatu seperti bilah pedang hologram berwarna merah mengerikan yang panjang dan besar.

White pun berlari mendekat ke arah Edward dan mengeluarkan sebuah sihir pertahanan yang membuat kubah di sekitar Edward dan White sebelum Lily melepaskan serangannya itu.

"Tuanku Edward! Aku akan melindungimu! Frost shield!"

"Avis Nigra Caelorum!"

Lily pun menebaskan pedangnya itu ke Valkyrie yang pertahanannya terbuka lear. Valkyrie melihat sebuah pemandangan mengerikan dari pedang raksasa yang mengerikan di depannya. Warna merah, bercampur dengan hitam yang mengerikan bersinar tepat di hadapannya. Pedang itu semakin mendekat, dan mendekat sampai Valkyrie tidak bisa melihat apapun lagi.

Disitu terjadi sesuatu yang sangat mengerikan. Serangan dari pedang Lily menyebabkan sebuah ledakan besar yang meratakan seluruh area di dalamnya dengan tanah. Ledakan itu sangatlah besar sehingga hampir mencakup seperempat luas kerajaan Roh yang membuat siapapun merasa ketakutan merasakan kehebatan dari ledakan berwarna merah dicampur hitam itu.

Berkat dinding Es dari White, Edward pun tidak terkena dampak dari ledakan itu. Dia sangat beruntung karena White berada di sisinya dan melindunginya. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi jika White tidak berada di sana.

Dinding Es White pun perlahan menghilang, dan disitu Edward melihat pemandangan luas dari sebagian kota yang telah rata dengan tanah itu. Dia pun melihat Valkyrie yang terbaring tidak berdaya setelah terkena serangan hebat dari Lily itu. Bahkan baju zirah yang dikenakannya pun hancur akibat serangan hebat dari Lily.

"Aku tidak menyangka kalau Luci- nona Lily akan berbuat sejauh ini!"

Lily pun perlahan berjalan mendekati Valkyrie yang terlihat sudah tidak berdaya itu dengan membawa pedang besarnya yang mengerikan itu. Dia pun berdiri di sebelah Valkyrie, mengangkat pedangnya, dan mengarahkannya ke Valkyrie. Dia pun menusukkan pedang besarnya ke dada Valkyrie, tetapi sebelum pedang itu berhasil menyentuhnya, Edward berhasil menahan tangan Lily dan menghentikannya.

"Ed, jangan halangi aku! Aku akan mengakhiri dia."

"Tidak Lily! Kau bukanlah orang seperti ini kan?!"

Edward pun mengusap kepala Lily dengan lembut untuk berusaha mengembalikannya ke Lily yang ia kenal. Dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengannya di istana, tetapi dia tidak mau kalau Lily menjadi seorang pembunuh seperti ini. Edward ingin Lily kembali ke dirinya yang semula yaitu Lily yang baik dan polos.

"Aku mohon, kembalilah Lily!"

Seketika itu, semua kemarahan Lily menghilang dari dirinya. Mata berwarna merahnya yang menyala itu pun kembali menjadi berwarna biru yang menenangkan siapapun yang melihatnya. Pedang besarnya itu mulai menghilang, dan Lily pun kembali seperti dia semula.

"Ed! Maafkan Lily!"

Lily menundukkan kepalanya dengan wajah menyesal. Dia sadar kalau dirinya sudah terlalu berlebihan melakukannya. Tetapi, dia sama sekali tidak bisa menahan amarahnya ketika mendengar para pasukan elit itu menjelek-jelekkan Edward dihadapannya, dan bahkan mereka juga mengancam untuk membunuh Edward.

"Sekarang, apa yang harus kita lakukan dengannya?"

Edward pun melepaskan tangannya dari kepala Lily dan berbalik menghadap Valkyrie. Tetapi disaat yang singkat itu, Valkyrie tiba-tiba bangkit dan berusaha menyerang Edward dengan tombak emasnya. Lily pun sangat terkejut dengan itu, dia sangat ingin menyelamatkan Edward, tetapi apapun yang dia lakukan, tidak akan bisa tepat waktu.

"Eh, White?!"

White tiba-tiba berdiri di belakang Edward untuk melindunginya dari tombak itu. Tumbak itu pun menembus perut White dan membuat White merasakan sakit yang luar biasa dari luka yang serius itu. White menggenggam dengan erat tombak Valkyrie agar berhenti dan tidak melukai Edward dan mengeluarkan sihirnya untuk yang terakhir kali.

"Ice Prison!"

Tubuh Valkyrie pun membeku dengan sepenuhnya, sekarang dia sudah tidak mempunyai kekuatan lagi untuk keluar dari penjara Es milik White. White pun melepaskan tombak yang menancap di perutnya itu sambil merasakan sakit yang sudah lama dia tidak rasakan. Darah pun terus mengalir dari perutnya yang tertusuk itu, tetapi dia masih mempunyai cukup kekuatan untuk sekedar berdiri.

"White, apa kau tidak apa-apa?!"

"Aku masih kuat tuanku Edward, tidak usah mengkhawatirkanku!"

Edward pun langsung menolong White yang terluka itu. Dia ingin segera membawa White ke paramedis, tetapi White menolaknya karena perang ini masih belum selesai. Dia pun mengusap perutnya itu dengan tangannya dan membuat lukanya itu perlahan sembuh. Itu bukanlah luka yang fatal bagi White sendiri, oleh karena itu, White bisa sedikit demi sedikit dengan kemampuannya.

Meskipun seperti itu, Edward tetap merasa bersalah karena akibat dia yang lengah, White harus mengalami hal yang seperti itu. Tetapi dia merasa sangat lega karena White bisa segera menyembuhkan dirinya dengan cepat.

"Kalau begitu tuanku Edward, mari kita ke tempat yang lainnya untuk-"

"Itu akan menjadi masalah bagi kami kalau kau tidak mati."

"White, awas!"

Tiba-tiba di belakang White yang tengah menyembuhkan dirinya itu, muncul Avvanyyon dengan senyum jahatnya. Dia pun menyerang White yang lengah itu dengan tangannya, White pun segera berbalik, agar bisa menangkis serangan Avvanyyon, tetapi itu sudah terlambat. Tangan dari Avvanyyon menembus jantung White seolah-olah seperti tombak yang ujungnya sangat tajam yang bisa menembus apapun dengan mudah.

"White!"

"Memang, membunuhmu dalam keadaan normal sangatlah sulit, tetapi jika di waktu yang tepat, maka itu akan menjadi hal yang mudah!"

"Sialan kau! Beraninya kau menyakiti White!"

Lily pun langsung dengan sangat murka berlari ke arah Avvanyyon dan berusaha untuk menyerangnya. Avvanyyon yang melihat Lily itu pun menarik tangannya yang berlumuran darah itu dari dada White, dan segera menjauh dengan cepat sebelum Lily berhasil menyerangnya.

Tubuh White pun mulai roboh, tetapi Edward memeluknya sebelum White roboh menghantam tanah.

Saat itu, Edward melihat sesuatu yang akan dia ingat seumur hidupnya. Sebuah kesalahan dari dirinya yang mengakibatkan seseorang di sekitarnya terluka dan menderita yang terulang lagi. Dia sudah ersumpah kalau tidak akan pernah membiarkan orang-orang yang berada di sekitarnya terluka akibat dari kesalahannya lagi setelah apa yang terjadi dengan Sharon, Tetapi kenyataannya berbanding terbalik. Akibat dari kesalahan fatalnya kali ini, dia telah menumpahkan darah dari temannya lagi.

"White bertahanlah! Aku akan membawamu-"

"Tuanku Edward...itu...tidak perlu. Aku...tidak...apa-apa."

Edward tahu White hanyalah berpura-pura kuat agar dirinya tidak khawatir dengannya, tetapi melihat wajah White yang tersenyum dengan menahan rasa sakit yang luar biasa itu, dia tidak sanggup untuk sekedar bergerak dari tempatnya.

"Lily! Cepat panggilkan Evelyn kemari!"

"Itu percuma! Mereka sedang dicegat oleh Garuda sekarang. Semua yang kau lakukan sudah tidak ada artinya lagi. Wanita itu sudah tamat."

"Sial!"

Edward pun meninju tanah dengan sangat keras. Dia merasa sangat kesal dengan ketidakberdayaannya sekarang yang bahkan tidak bisa menolong White yang telah melindunginya..

"Apanya yang menyelamatkan dunia! Aku bahkan tidak bisa menyelamatkan orang-orang disekitarku sendiri! Sial! Sial! Sial!"

White memegang pipi Edward dengan sangat lembut. Dia pun lalu tersenyum dengan senyuman yang terlihat memaksa itu karena menahan sakit dari lukanya. Dia sama sekali tidak ingin tuannya yang tercinta itu untuk bersedih karenanya.

White merasa ini adalah hukuman untuknya karena sudah memiliki perasaan kepada tuannya itu, sebuah perasaan terlarang terhadap tuannya yang dia miliki di dalam hatinya yang bernama cinta. Tetapi walaupun seperti itu, White tidak mau menghilangkan perasaan ini dari dalam hatinya walaupun dirinya harus mati berkali-kali. Ini adalah satu-satunya perasaan yang membuat dirinya bahagia selama ini.

Kali ini dia merasa sangat senang karena berhasil melindungi tuannya dari bahaya. Dia sangat bersyukur karena dia tidak harus melihat sesuatu yang sangat menyedihkan seperti saat itu. Dia tidak melihat tuannya yang menghilang dari hadapannya lagi. Dia sangat bersyukur kali ini dia bisa menebus kesalahannya di masa lalu.

"Tuanku...jangan...bersedih(cough) aku...tidak...akan...mati!"

"White!"

Edward pun menggenggam tangan White dengan air mata dari matanya yang keluar membasahi pipinya.

"Aku...akan...terus...hidup...di dalam...diri...tuanku...jadi...aku mohon...jangan bersedih."

Air mata Edward pun mulai jatuh ke pipi dari White yang putih dan lembut itu. Dia merasakan dirinya yang benar-benar lemah saat ini. Dia menyesali kecerobohannya yang membuat White seperti ini.

White pun mulai merasakan rasa mengantuk yang sangat hebat. Matanya pun menjadi sangat berat seolah-olah dia sudah tidak tertidur selama berhari-hari. Tubuhnya pun semakin lama, semakin terasa dingin.

"Tuanku...aku...rasa...aku...akan...tidur...sejenak."

"White! Aku mohon jangan! Bertahanlah White!"

"O...mi...domine..."

Tangan White yang menyentuh pipi Edward itu pun menjadi lemas tidak bertenaga. White pun menutup matanya secara perlahan dengan wajah yang tersenyum kepada tuannya. Dia sangat senang karena dia bisa tidur di pelukan tuannya yang sangat dia cintai itu.

"Selamat...tidur..."

[tidak! Aku tidak ingin ini]

Edward tidak kuasa menahan tangisnya ketika melihat White yang mulai menutup matanya. Air matanya itu terus mengalir tanpa henti melihat White dengan senyum manisnya itu perlahan menutup matanya yang sangat indah dan menawan itu.

[Aku akan menyelamatkannya!]

Edward menggenggam dengan erat tangan White yang mulai mendingin itu. Tangan yang cantik nan halus yang telah menyentuh pipi Edward dengan sentuhan penuh dengan kasih sayang.

[Aku akan menyelamatkannya! Bagaimanapun caranya!]

Edward pun berusaha menguatkan dirinya untuk membuat sebuah keputusan yang akan merubah takdir White. Sebuah keputusan yang bisa menyelamatkan White dari kematiannya yang sudah semakin mendekat.

[Aku akan menyelamatkannya!]

Edward mengusap air mata yang terus mengalir membasahi pipinya itu.

"Ini akan menjadi air mata terakhirku."

Dia pun melepas sarung tangan hitam yang selalu dia pakai di tangan kanannya. Disitu terdapat sebuah simbol yang terlihat seperti sebuah Ankh berwarna putih. Dia pun meneteskan darah White ke simbol Ankh yang berada di tangan kanannya, dan membuat Ankh itu bersinar.

"Dengan ini, kau akan terus hidup, White."

Edward pun tersenyum melihat White yang tidak sadarkan diri itu, dia mengusap kepala White dengan sangat lembut dan penuh kasih sayang dari dirinya.

Secara tiba-tiba, dada Edward pun merasakan sakit yang sangat luar biasa. Dia pun nyentuh dadanya yang terasa sangat sakit itu dengan senyum di mulutnya.

"Jadi ini, rasa sakit yang kau rasakan, White!"

Dia tidak menyangka kalau White bisa menahan rasa sakit seperti ini dengan senyuman manisnya. Dia pun mulai berdiri dengan rasa sakit yang luar biasa di dadanya dan berjalan menuju Lily yang juga menangis melihat White menutup matanya itu.

"Lily, tolong jaga White!"

Lily merasakan perasaan tidak enak yang akan terjadi dengan Edward. Dia pun memegang tangan Edward dengan erat, seolah-olah tidak akan membiarkannya untuk pergi satu langkah pun darinya.

"Ed, jangan pergi!"

"Lily, kalau aku sampai lepas kendali, jangan ragu...bunuh aku!"

Lily tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Bagaimana mungkin dia bisa membunuh Edward yang merupakan orang yang dia cintai walaupun itu adalah permohonannya. Dia tidak akan pernah bisa melakukannya, tidak akan pernah bisa, tidak akan perna bisa, tidak akan pernah bisa melakukannya walaupun dirinya akan mati jika tidak melakukannya.

"Ed, jangan bercanda!"

"Aku telah berbagi energi kehidupanku kepada White. Jika aku mati sebelum energiku habis, dengan sendirinya maka semua energi kehidupanku akan berpindah ke White dan kesempatannya untuk selamat akan lebih tinggi."

Lily pertama kali mendengar itu, dia sama sekali tidak tahu kalau Edward memiliki sesuatu seperti itu. Dia pun semakin memegang dengan erat tangan Edward. Dia tidak akan membiarkannya pergi dan mengulang kejadian itu kembali.

"Ed, jangan pergi!"

"Maaf Lily, tapi aku belum puas kalau belum menghajar orang itu dan mengalahkannya."

Edward pun menoleh ke arah Lily dengan senyum manisnya yang dipenuhi oleh rasa sakit. Senyuman itu membuat Lily merasakan sesuatu yang pernah dia rasakan sebelumnya. Tangan Lily pun menjadi lemas sehingga tangan Edward bisa lepas dengan mudah. Dia berusaha mengejar Edward, tetapi Edward terasa semakin jauh dan jauh darinya sehingga dia tidak bisa mengejarnya sama sekali.

"Lily...aku serahkan semuanya padamu."

"Ed!"

Lily menangis melihat Edward yang semakin jauh, dan jauh darinya. Dia sudah tidak sanggup untuk menghentikan Edward lagi. Dia hanya bisa berdoa agar Edward tidak akan menghilang dari hadapannya lagi. Dia hanya bisa berharap kalau Edward akan kembali lagi bersamanya dan kembali seperti kehidupan semula.

Edward terus berjalan sambil menahan rasa sakit yang luar biasa di dadanya sampai-sampai air matanya mau keluar karena rasa sakit itu. Tetapi, dia sudah menguatkan tekadnya untuk ini, dia tidak akan menangis seperti anak yang cengeng lagi, dia tidak akan pernah menjatuhkan air matanya lagi, dia tidak akan pernah bergantung pada orang lain lagi.

"Apa kau bisa mengalahkanku bocah?"

Bagi Edward, ini adalah pertarungan yang dia sama sekali tidak boleh kalah. Kali ini dia akan serius bertarung habis-habisan dengan Avvanyyon. Dia akan menggunakan seluruh kekuatannya, potensinya, dan juga sesuatu yang dia rahasiakan selama ini.

"Jalan yang aku tempuh adalah neraka! Di belakangku hanya ada penyesalan! Di depanku hanya ada siksaan! Ya ilahi, Penjaga surga, semuanya sebagai satu Reuni darah murni, Perhiasan keberanian suci, Menembus tabir kegelapan!"

Di dahi Edward, tiba-tiba muncul sesuatu seperti sebuah tato yang menyisakan bagian tengah dari dahi Edward kosong, dan di tempat yang kosong itu muncul sebuah simbol matahari yang bersinar menyinari dunia ini.

"Aku Xavier Eucodia! Memanggil nama yang maha agung, hancurkan kegelapan, berikan cahaya!"

Ini adalah sesuatu yang Edward sembunyikan dari Chamuel dan yang lainnya, bahkan Sharon pun tidak tahu menahu tentang ini. Bukan tanpa alasan kenapa Edward menyembunyikannya dan tidak pernah menggunakannya, karena ini akan membuat seluruh kekuatan Edward naik berkali-kali lipat yang juga akan menjadi beban di dalam tubuhnya karena kekuatannya yang naik secara tiba-tiba itu.

"Liela Xea!"

Tubuh Edward mulai diselimuti oleh aura putih yang sangat cantik yang seolah-olah menari dengan lihai. Edward sama sekali tidak tahu menahu tentang aura putih ini, tetapi dia sama sekali tidak memperdulikannya karena sekarang yang terpenting bagi dia adalah menghadapi Avvanyyon.

Avvanyyon pun tercengang merasakan kekuatan dari Edward yang tiba-tiba meningkat dengan tajam. Dia tidak tahu apa yang sebenarnya dilakukan Edward sehingga tiba-tiba bisa kekuatannya naik dengan luar biasa.

"Kurasa aku akan bertarung habis-habisan juga!"

Avvanyyon pun juga mempersiapkan dirinya untuk bertarung dengan Edward, dia sama sekali tidak menganggap pertarungan ini main-main karena melihat kekuatan Edward yang tiba-tiba meningkat itu. Dia juga akan mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menghadapi Edward yang semakin dekat itu.

Avvanyyon menyatukan kedua telapak tangannya, mulutnya pun juga bergerak-gerak terlihat seperti merapalkan sesuatu. Meskipun tidak sejauh Edward yang sampai berkali-kali dari kekuatan yang aslinya, kekuatan Avvanyyon juga naik secara drastis, dia pun mulai mengeluarkan aura mengerikan berwarna ungu gelap yang menyelimuti tubuhnya. Di kepalanya mulai muncul dua buah tanduk berwarna coklat gelap Itu bukanlah tanduk iblis seperti milik Lilith, tetapi itu adalah tanduk Dragon, ras yang dikenal mempunyai kekuatan yang luar biasa kuatnya.

Avvanyyon pun merasa sangat bersemangat dengan ini, dia sudah lama tidak memakai kekuatan penuhnya untuk menghadapi seseorang. Dia pun berjalan menuju Edward yang juga berjalan menuju ke arahnya dengan perlahan. Mereka pun saling menatap satu sama lain, Avvanyyon menatap Edward dengan tatapan jahatnya sementara Edward menatapnya dengan tatapan penuh dengan amarah.

Mereka semakin mendekat, dan mendekat, dan tiba-tiba Avvanyyon dan Edward menghilang. Mereka pun tiba-tiba berhadapan satu sama lain sambil mengadu tinju mereka yang sangat kuat yang bahkan membuat hempasan angin di sekitarnya. Edward mengayunkan kakinya berusaha untuk menendang Avvanyyon, tetapi Avvanyyon berhasil menangkisnya dengan kedua tangannya. Meskipun Avvanyyon sudah berhasil menangkisnya, dia tetap terlempar karena kekuatan Edward yang berada di atasnya.

"Void ball!"

Avvanyyon yang terhempas itu pun mengeluarkan sihirnya untuk menyerang Edward. Dia melemparkan suatu sihir bola berwarna hitam yang akan menghisap apapun ke dalam ketiadaan.

"Ignis Divine!"

Di tangan kiri Edward pun keluar sang api berwarna putih yang akan membakar habis apapun yang dikehendakinya. Edward melemparkan api putih itu ke sihir Avvanyyon dan membakar sihir itu sampai habis tanpa menyisakan apapun.

Mereka berdua pun saling mendekat dengan cepat dan beradu pukulan dengan kecepatan yang luar biasa. Mereka terus mengadu pukulan mereka sampai-sampai gerakan mereka hampir tidak terlihat oleh mata mereka yang memandang. Kecepatan mereka bahkan sama seperti saat White, dan Valkyrie bertarung, tetapi itu tidak bertahan lama, Edward mulai merasakan Efek dari menggunakan rahasianya itu sehingga mulai mempengaruhi tubuh Edward.

Secara perlahan, tubuhnya mulai terluka akibat tidak kuat menahan kekuatannya yang luar biasa itu. Mulutnya pun mulai mengeluarkan darah merah yang segar. Tetapi daripada itu, rasa sakit di dada Edward jauh lebih menyiksanya. Rasa sakit akibat dirinya yang membagikan energi kehidupannya kepada White yang membuatnya ikut merasakan rasa sakitnya meskipun tidak ada luka di tubuhnya.

"Sial! Aku tidak boleh kalah!"

Edward pun lebih mempercepat gerakannya sehingga membuat Avvanyyon tidak bisa menandingi kecepatan Edward lagi. Edward menendang Avvanyyon dan membuatnya terpental jauh walaupun dia berhasil menangkisnya dengan kedua tangan. Tendangan super kuat itu membuat tulang kering Edward menjadi retak dan Edward pun merasakan rasa sakit yang amat sangat. Tetapi Edward sama sekali tidak mempunyai waktu untuk mengeluh dengan rasa sakinya itu, dia akan masih terus maju ke depan menghadapi takdirnya.

Sharon, Chamuel, dan yang lainnya pergi menuju Lily setelah Garuda memutuskan untuk membiarkan mereka lewat. Mereka pun segera pergi ke tempat dimana Edward, dan White bertarung melawan musuhnya.

Mereka sangat terkejut melihat White yang terbaring tidak sadar dengan luka di dadanya. Mereka sama sekali tidak menyangka itu akan terjadi dengan White melihat kekuatan White yang luar biasa.

"Evelyn! Cepat sembuhkan White!"

Evelyn pun bergegas memberikan sihir penyembuhannya kepada White, tetapi dia sangat terkejut ketika melihat White yang tidak mati karena luka yang menembus jantungnya itu seolah-olah dia telah dibantu oleh sesuatu yang tetap menjaganya agar tidak mati.

"Lily-chan! Apa yang sebenarnya terjadi? Dimana Ed-chan?"

"Ed, ada disana."

Lily menunjuk ke arah dimana Edward dan Avvanyyon tengah bertarung. Mereka pun melihat Edward dengan kekuatannya yang meningkat dengan luar biasa sedang bertarung dengan Avvanyyon dengan wujud setengah naganya.

Mereka semua pun sangat terkejut melihat Edward dengan kekuatan seperti itu terutama Chamuel, dia tidak menyangka kalau Edward bisa memakai kekuatan itu dengan sadar setelah dia berusaha menyembunyikannya dengan sangat rapat sehingga Edward tidak tahu tentang itu.

"Ed-chan! Hentikan!"

Chamuel tahu kekuatan itu, dia sangat mengenal kekuatan itu. Meskipun kekuatan itu masih jauh dari kesempurnaan, tetapi dia tahu kalau Edward yang sekarang tidak akan bisa menahan kekuatan yang terlalu kuat untuknya yang sekarang.

"Masih belum cukup! Masih belum cukup! Masih belum cukup!"

Kekuatan Edward yang sekarang sudah jauh berada di atas Avvanyyon, dia dengan kecepatan yang sangat luar biasa itu mementalkan Avvanyyon dengan tinju, dan tendangannya yang super kuat dan dengan cepat, dia berada di belakang Avvanyyon yang terpental itu untuk mementalkannya lagi secara terus- menerus seolah-olah seperti sebuah bola yang dioper kesana-sini oleh pemain.

Edward mengeluarkan semua yang dia punya, dia terus memaksa kekuatan itu untuk mencapai level yang lebih tinggi dari sebelumnya. Dia sudah tidak peduli dengan rasa sakit luar biasa yang dia rasakan saat ini, dia sudah tidak peduli dengan tubuhnya yang mulai rusak akibat dari ini. Bola matanya yang putih itu pun berubah menjadi merah karena mulai menangiskan darah.

Chamuel dan yang lainnya tidak kuat melihat pemandangan mengerikan ini. Pemandangan dari Edward yang rela berbuat sejauh ini demi teman-temannya. Pemandangan dari Edward yang sedang menderita rasa sakit yang sangat luar biasa yang bahkan tidak bisa mereka bayangkan itu. Mereka hanya bisa meneteskan air mata melihat pemandangan itu.

Edward meninju pipi dari Avvanyyon sehingga membuatnya terlempar sampai jauh ke luar gerbang kota itu dan jatuh menghantam tanah dengan sangat keras. Avvanyyon yang sudah terluka parah akibat dari pertarungan satu sisi itu pun mengeluarkan kekuatan terakhirnya yang dia simpan untuk saat ini.

Tubuh Avvanyyon dengan perlahan berubah bentuk menjadi seekor naga raksasa yang mengerikan. Naga itu berwarna ungu gelap dari kepala hingga ekornya, naga itu mempunyai cakar yang besar dan juga tajam yang bisa mencabik musuhnya dengan satu kali serangan. Naga itu juga mempunyai sesuatu seperti kristal di punggungnya yang berkilauan bak permata yang sangat mahal. Dialah the Void Dragon.

Avvanyyon dengan wujud naganya itu pun membuka lebar mulutnya yang dipenuhi oleh gigi-gigi yang tajam itu. Di depan moncongnya itu pun muncul sebuah lingkaran sihir raksasa berwarna ungun gelap.

Edward mulai kehilangan kesadarannya karena rasa sakit luar biasa yang dia rasakan itu yang bahkan jauh lebih sakit daripada luka yang dia alami dengan Draconis dulu. Pandangannya pun mulai kabur dan tubuhnya serasa akan roboh.

"Jangan bercanda!"

Edward menggigit bibirnya dengan keras hingga berdarah sehingga dia kembali menjadi sadar sepenuhnya.

"Rasa sakit yang telah aku alami selama ini jauh lebih sakit!"

Dia mengarahkan telapak tangannya ke Avvanyyon yang sekarang menjadi naga itu. Di depan telapak tangannya itu muncul lingkaran sihir berwarna putih yang sangat terang sekali.

"Dengan ini aku akan mengakhirinya!"

Chamuel dan Lily sangat terkejut dengan lingkaran sihir milik Edward yang sangat terang itu. Mereka pun segera berlari berusaha untuk menghentikan Edward untuk menggunakan sihir itu.

"Ed, stop!"

Edward mengerahkan seluruh kekuatannya yang tersisa di sihir itu, begitupun dengan Avvanyyon. Mereka menembakkan sihir masing-masing yang diisi dengan seluruh kekuatan mereka yang masih tersisa sejauh ini. Avvanyyon menembakkan sihir Voidnya ke Edward dan Edward menembakkan sihir Cahayanya ke Avvanyyon.

"Hahahaha...kurasa setelah ini, aku akan pensiun."

Kedua sihir luar biasa itu pun bertemu di tengah-tengah antara Edward dan Avvanyyon, tetapi sihir Void milik Avvanyyon tidak bisa menandingi sihir dari sang Cahaya yang jauh lebih kuat. Sihir Cahaya itu dengan cepat melenyapkan sihir Avvanyyon dan akhrnya sihir itu pun mengenainya. Sihir Cahaya itu meledak menjadi Sphere yang berukuran sangat besar dan terus membesar.

Ledakan itu terus membesar dengan sangat cepat sehingga hampir sampai ke tempat dimana Edward berada sekarang. Lily dan Chamuel menuju ke tempat Edward dengan sekuat tenaga, untuk menyelamatkannya dari sihir Cahaya itu, tetapi sayang mereka tidak akan tepat waktu.

Edward pun mulai kehilangan kesadarannya sekali lagi, tetapi tidak seperti sebelumnya, dia sama sekali tidak mempunyai kekuatan yang tersisa lagi. Dia sangat bersyukur karena kali ini dia bisa melakukannya dengan benar tanpa lepas kendali.

Edward pun menoleh ke arah Lily, dan Chamuel yang dengan sekuat tenaga berusaha menolongnya itu. Edward tersenyum melihat mereka berdua, dia sangat bersyukur bisa bertemu dengan mereka berdua karena mereka telah memberikan Edward hari-hari terbaik di dalam hidupnya.

"Ed!"

Mereka berdua melihat senyuman Edward sesaat sebelum ledakan cahaya itu mengenainya. Itu adalah senyuman tersedih yang pernah mereka lihat dari Edward selama ini. Mereka berusaha menggapainya, tetapi apa daya, sejauh apapun mereka berlari, Edward akan selalu berada jauh di depan mereka bak fatamorgana di dalam gurun pasir. Di dalam waktu yang sangat singkat itu, mereka melihat bibir Edward bergerak seperti berbicara sesuatu.

"Terimakasih, Lily, Chamuel."

Mereka tidak mendengar suara Edward, tetapi mereka tahu apa yang Edward katakan saat ini. Akhirnya ledakan Cahaya itu menelan Edward dengan senyuman sedihnya itu. Di saat itu, mereka merasakan sesuatu yang pernah mereka rasakan sebelumnya. Melihat Edward yang menghilang dari hadapan mereka dengan mata mereka, itu adalah sesuatu yang paling menyakitkan yang pernah mereka alami selama ini.

"Ed!"


next chapter
Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C21
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk