Shirayuki pun semakin tenggelam dan tenggelam dalam kekosongan, dia sudah tidak bisa mendengar apapun lagi. Hanya secerca cahaya dari permukaan lah satu-satunya hal yang Shirayuki lihat.
Di dalam hati kecilnya Shirayuki masih berharap kalau dia bisa kembali lagi, dia berharap kalau dia bisa bertemu dengan Edward lagi.
Dia menyesal karena walau dia sudah mendapatkan ingatannyaa pun, dia masih menjadi tidak berguna. Dia merasa bersalah kepada Edward yang sudah mau menyelamatkan orang yang tidak bisa berguna seperti dirinya dan memperlakukannya dengan baik.
Dari suara keheningan itu, terdengar sebuah suara. Suara yang membuat Shirayuki mengingat masa-masa bahagianya bersama dengan Fu dan Sakura.
[Fu...Sakura...]
Shirayuki pun memejamkan matanya dan kali ini dia yakin dia sudah tidak bisa membukanya lagi untuk selamanya.
Tiba-tiba terasa ada sebuah kelembutan yang menyentuh tangan Shirayuki. Layaknya sutera, sesuatu itu sangat lembut dan halus.
"Yuki..."
Suara itu terdengar menggema di telinga Shirayuki.
Tiba-tiba sesuatu yang halus itu menahan Shirayuki agar dia tidak semakin tenggelam dalam ketiadaan.
"Yuki...perjalananmu belum berakhir..."
Mata Shirayuki pun terbuka lagi dan kali ini dia melihat secerca cahaya, dia melihat Fu yang menariknya ke dalam cahaya permukaan.
Shirayuki pun terkejut, matanya seolah-olah tidak mempercayai apa yang ia lihat sekarang ini.
Shirayuki semakin tertarik ke cahaya permukaan, perlahan dia merasakan tubuhnya kembali tetapi pada saat itu dia tidak memikirkannya, yang ia pikirkan adalah senyuman lembut Fu kepadanya yang membuatnya merasakan kehangatan.
Sosok seorang wanita yang sudah Shirayuki anggap sebagai kakak dan juga ibu, betapa bahagianya Shirayuki bisa melihat Fu kembali disana.
"Yuki, wujudkanlah harapanku...aku yakin kalau kamu bisa...
Shirayuki pun semakin dekat dan dekat dengan cahaya, meninggalkan kegelapan dan kekosongan di bawahnya.
"Ah...betapa hangatnya cahaya ini..."
*Byur...*
Suara Shirayuki yang tertarik dan keluar dari lautan luas yang menenggelamkannya, bersamaan dengan itu dia melihat sesuatu yang menakjubkan.
"Itu..."
Mata Shirayuki terbuka lebar melihat sesuatu itu seakan-akan terkagum akan keindahannya. Sesuatu itu adalah sebuah pohon raksasa dengan daun yang bersinar dengan cahaya melayang di atas sana.
Sebuah pohon suci cahaya yang bersinar terang nan indah layaknya permata tercantik di dunia. Pohon itu seakan-akan memanggil Shirayuki dan menyuruhnya untuk mendekat.
Shirayuki pun berjalan di atas permukaan air sambil Fu yang menuntunnya.
Aura dari pohon itu benar-benar sesuatu yang berbeda, sebuah aura kesucian abadi dan segala kebaikan yang ada di sana.
"Indahnya..."
Dari kekuatannya, pohon itu membuat sebuah tangga yang menjulur ke bawah, sebuah tangga yang terbuat dari cahaya keindahannya.
Tangga itu perlahan demi perlahan terbentuk ke arah dimana Shirayuki berada.
Shirayuki mulai menaiki tangga itu satu persatu dengan dituntun oleh Fu.
Semakin dia mendekat, semakin Shirayuki terkagum dengan pohon itu, pohon yang membuatnya tidak bisa berkata apapun lagi.
Shirayuki telah sampai di ujung tangga itu dan sekarang ia berada tepat di samping pohon itu. Kali ini Fu melepaskan tangannya dari Shirayuki dan dia tersenyum kepadanya.
Tiba-tiba di telinga Shirayuki terdengar:
"Datanglah..."
Suara yang lembut itu datang dari pohon cahaya.
Shirayuki pun perlahan melangkahkan kakinya mendekati pohon cahaya itu.
Semakin dekat...
Semakin dekat...
Semakin dekat sampai dia menyentuh batang pohon itu dengan tangannya.
Tiba-tiba disana pun terasa angin yang menerpa Shirayuki bersamaan dengan aura dari pohon itu yang masuk ke dalam dirinya.
Shirayuki yang menerima aura itu seolah-olah ia merasakan sesuatu, dia merasakan seperti ada sesuatu yang ada di dalam tubuhnya berubah tetapi dia tidak tahu apa.
Bersamaan dengan itu, rambut kuning emas Shirayuki berubah menjadi putih dan mengeluarkan cahayanya sendiri.
Pohon itu pun menjadi semakin terang dan terang bersamaan dengan masunya aura ke dalam tubuh Shirayuki. Perlahan Shirayuki dunia yang dilihat Shirayuki semakin terang dan terang sampai-sampai dia tidak bisa melihat apapun lagi.
"Yuki...syukurlah....", ucap seorang wanita yang menangis sambil melihat ke arahnya.
"Saku..ra...?
Air matanya pun menetes melihat Sakura yang seharusnya sudah mati, sekarang dia berada di sana tepat di hadapannya.
Dia pun tersadar bahwa sekarang ia ada di dalam sebuah situasi yang entah kenapa membuatnya bingung.
Langsung Sakura memeluk Shirayuki dengan isak tangisnya.
Shirayuki teringat tadi dia sedang berada di alam yang tidak bisa ia jelaskan dan bertemu Fu.
"Apa...apa aku sudah berada di alam baka?"
"Mana mungkin, kau masih seratus persen hidup.", ucap Sakura dengan senyuman dan tangisan lega.
Sakura tidak bisa menahan air matanya, dia langsung menangis disana karena bisa bertemu dengan teman yang saat itu benar-benar terlihat sudah meninggal.
"Yuki syukurlah!"
Sakura bernar-benar memeluk Shirayuki dengan sangat erat dan menangis sejadi-jadinya di pelukannya.
Sakura mengira kalau Shirayuki sudah tiada, ternyata dia sekarang ada di depannya dengan keadaan sehat.
"Sakura...!"
Dengan lembut, Sakura membelai rambut Kon yang lembut.
Shirayuki yang tersadar kalau itu Sakura pun terkejut bukan main.
Bukan tanpa alasan, dia saat itu benar-benar melihat Sakura telah meninggal dan sekarang ia berada di depannya.
Shirayuki pun ikut menangis dan memeluk Sakura dengan sangat erat.
"Sakura! Sakura!"
"Yuki, maafkan aku karena sudah meninggalkanmu sendirian. Aku yakin kalau ini tidak mudah bagimu, tetapi aku yakin kalau kamu itu kuat."
Pertemuan kembali itu, sebuah pertemuan sepasang sahabat yang sudah seperti keluarganya sendiri. Sakura adalah sosok yang tidak bisa tergantikan oleh apapun di dunia ini bagi Kon, dialah sosok keluarga satu-satunya yang Kon punya bersama dengan Fu.
"Kau tahu, ini juga menyakitkan untuk berpisah denganmu, tetapi setelah kejadian itu aku memutuskan untuk berada di bayang-bayang."
Salah satu alasan Sakura adalah karena dia tidak mau kehilangan keluarganya lagi oleh karena itu dia memutuskan untuk menyelam di dunia bawah dan terus melindungi satu-satunya keluarganya itu.
"Tanganku sudah kotor dengan semua hal yang aku lakukan, karena itu selama ini aku tidak bisa kembali kepadamu lagi.."
"Ya, dia bahkan menodongkan senjatanya kepadaku saat kita pertama bertemu."
Suara itu, Kon segera menoleh dan disana ada Edward yang berdiri di sampingnya.
"Tuan Edward..."
"Syukurlah aku masih sempat. Whiss- maksudku Sakuragi sudah menceritakan semuanya tentang masa lalu kalian berdua. Meski jalan kalian berbeda, tetapi kalian adalah sosok yang patut aku hormati."
"Ahahaha...jika Ed-cchi bilang kaya gitu, aku jadi gak tahu harus berkata apa."
"KAU!"
Bukan hanya Shirayuki, tetapi Tamamo juga terkejut dengan kehadiran Sakura seakan-akan dia tidak percaya dengan itu.
Shirayuki tahu kalau ini bukan saatnya untuk terharu tetapi dia tidak kuasa menahan air matanya sekarang.
Shirayuki pun mengusap air matanya dan dia pun tersenyum lebar kepada Sakura.
"Bagaimana kalian berdua bisa kenal?"
Seperti biasanya Whiss sangat suka bercanda dengan kata-katanya.
"E~h gimana ya? Aku dan Ed-cchi sudah tahu satu sama lain semenjak sanga~t lama. Bahkan kita pernah tidur bersama."
"Eh? Ti-tidur bersama? Ja-jadi? E~h?!"
Ekspresi yang dikeluarkan Kon benar-benar sama seperti yang Sakura prediksi kalau dia benar-benar suka dengan Edward.
"O~ apakah ini...Fyu Fyu~ ketua memang jagonya masalah menaklukkan hati wanita!"
"Diamlah, Whi- maksudku Sakuragi! Kau hanya membuat keadaan semakin rumit!"
Shirayuki yang mendengar itu pun syok berat sampai-sampai dia mau depresi.
"Ja-jadi...bahkan sahabat terbaikku sudah..."
"Tenanglah, Apa yang dikatakan Whi- maksudku Sakuragi memang benar tetapi hubungan kita bukanlah seperti itu, kita hanyalah mantan rekan satu tim."
"E~h benarka~h? Padahal dulu Ed-cchi begitu bersemangat gitu."
"Kau!"
"Apa Ed-cchi mau menghukumku? A~h cepat hukum aku! Cepa~t!", ucap Sakura sambil mengharapkan hukuman.
Seperti biasa Edward bisa kesal sendiri menghadapi Whiss. Dia jadi heran kenapa Halt bisa bertahan dengan Whiss selama ini padahal Halt itu pemarah.
"Sialan...seharusnya aku tidak membawanya!"
Shirayuki saat ini merasa sangat bahagia karena dia bisa bertemu dengan Sakuragi, tetapi dia tidak menyangka kenapa Sakuragi bisa menjadi seperti ini.
"Sakura...kau..."
"Tapi benar, sebelum aku bergabung dengan LEON, aku hanyalah sosok muram. Tetapi aku sadar kalau aku tidak bisa melanjutkan semua ini sendirian, karena itu saat aku bertemu dengan Ed-cchi aku sadar betapa pentingnya teman itu."
Terutama pada saat itu, dia benar-benar melihat seberapa berat perjuangan Edward dan teman-temannya hanya demi untuk menyelamatkan sesuatu yang bahkan tidak ada hubungannya dengan mereka dan juga bagaimana mereka terlihat seperti sebuah keluarga.
"Tidak ada yang bisa kau selamatkan jika hanya seorang diri, bagaimanapun kita mempunyai batas akan apa yang kita bisa lakukan. Sakura, aku tidak akan mengatakan jalan yang kau tempuh itu salah karena aku sendiri juga pernah ada di dalam masa itu, tetapi kau boleh mengandalkan kami karena kau juga adalah sosok yang berharga...walau menyebalkan."
Inilah sosok ketua yang Sakura sendiri hormati, sosok yang tidak pernah tenggelam dalam kegelapan hatinya.
Dialah yang berani mengambil resiko menyandang gelar The Death atas sesuatu yang sama sekali tidak dia lakukan hanya demi keselamatan anggotanya.
Pada saat itu juga sama, Edward benar-benar membuatnya terkagum. Itu adalah pertama kalinya Sakura terkagum dengan seorang manusia selain Fu.
"Ed-cchi...Ed-cchi dari dulu memang seperti itu ya? Entah kenapa selalu kelihatan keren kalau dalam masalah seperti ini."
"Aku adalah ketua, mau tidak mau aku harus memberikan contoh dan nasihat yang baik kepada kalian. Aku tidak berniat menjadi keren atau apapun karena hal itu tidak akan membantu membuatmu selamat."
Benar, beban sebagai ketua adalah hal yang sangat berat karena dia tidak bisa menunjukkan sisi lemahnya kepada semua anggota LEON.
Tanpa diduga Sakura langsung memeluk Edward dari belakang dengan erat.
"Uwe~ Ed-cci~!"
"Lepaskan aku!"
"Uwe~"
"Tetapi bagaimana bisa aku masih hidup?"
Shirayuki melihat Edward yang melepas sarung tangannya dan terdapat darah yang menempel di punggung tangan Edward yang ada lambang Ankh.
"Tuan Edward, itu?!"
Indera penciuman Shirayuki sangatlah tajam, dia segera tahu kalau yang menempel disana adalah darahnya sendiri.
"Ini? ini tidak perlu kau pikirkan."
"Ed-cchi lah yang menyelamatkanmu saat kamu sekarat."
Betapa terkejutnya Shirayuki saat mendengar hal ini.
[Menyelamatkan? Bagaimana?]
"Dia bahkan memelukmu seperti seorang putri dan langsung melakukan sihir itu. Kya~ seandainya aku yang disana!"
"Sihir?"
Lily pun berkata:
"Sihir yang sama yang Ed gunakan kepada White. Sihir pembagi keidupan yang membagi luka."
"Oi Lily...sudah kubilang jangan katakan itu!"
Seketika Shirayuki terkejut dengan itu.
Sihir yang membagi kehirupan adalah sihir yang membuat Edward merasakan rasa sakit yang sama dengan yang ia rasakan. Tentu kalau orang biasa, mereka akan langsung pingsan dan mengalami nasib yang sama.
"Kenapa? Kenapa tuan sampai sebegitunya kepadaku? Membagi luka? Apa jangan-jangan tuan menyerap semua luka yang aku terima?"
Sekarang Shirayuki yang menjadi khawatir dengan keadaan Edward.
Rasa sakit tikaman di dada itu adalah sesuatu yang tidak bisa dibayangkan oleh seseorang, tetapi sekarang Edward masih terlihat biasa saja seolah-olah tidak terjadi apapun.
Shirayuki pun mendatangi Edward, dengan wajah khawatir ia memandangi Edward.
"Tenang saja, karena ini di dunia alam bawah sadar luka yang kau terima juga tidak nyata jadi tidak masalah bagiku."
"Benarkan? Benarkah itu?"
Edward memperlihatkan senyumnya agar Shirayuki berhenti khawatir kepadanya.
Shirayuki bersyukur karena tidak terjadi apapun kepada Edward, jika semisal terjadi sesuatu dia tidak akan bisa mengontrol dirinya sendiri, dia sudah cukup kehilangan Fu dan dia tidak ingin lagi kehilangan seseorang yang berharga.
"Syukurlah...", ucap Shirayuki sambil mengusap air matanya.
Tetapi Shirayuki masih bertanya-tanya kepada dirinya tentang alasan Edward melakukan itu.
Walau itu untuk membuat dirinya tetap hidup agar bisa menghentikan perang, tetapi kalau semisal terjadi sesuatu dengan dirinya sendiri maka dia tidak melihat adanya alasan yang lebih penting.
"Tuan, bolehkah aku bertanya sesuatu? Mungkin ini sudah kesekian kalinya aku bertanya pertanyaan seperti ini. Kenapa tuan sampai sejauh itu? Bagaimana jika tuan kenapa-napa?"
"Jangan menanyakan sesuatu yang sudah pasti jawabannya. Kalau kau mati, pasti anak-anak itu akan menangis dan juga aku sendiri pasti akan sama."
"Tuan akan sedih...?"
"Yah kurang lebih aku akan sama dengan itu. Lagipula kau sudah seperti menjadi bagian dari kami, benar kan Lily?"
"Ya~, Lily juga sedih. Kon adalah keluarga yang penting karena itu Lily gak akan biarkan Kon mati!"
"Dan aku melakukan ini juga ada demi diriku sendiri, jadi kau tidak perlu merasa tidak enak, anggap saja aku melakukan sesuatu demi keegoisanku saja."
Mendengar kata-kata itu, entah kenapa Shirayuki seolah-olah seperti menemukan sebuah kehangatan baru di dalam dirinya.
Di dalam hati Sakura dia benar-benar berterima kasih kepada semua orang yang ada di LEON atas segalanya. Dia berterima kasih kepada Edward yang telah menjaga Yuki, yang juga telah menemukannya dan menariknya dari kesepian ke dalam sebuah dunia yang indah.
[Ya, aku sekarang sudah bahagia karena semua orang di LEON sudah kuanggap sebagai keluargaku sendiri. Ed-cchi, Shar-cchi, Halt-cchi, Koharu-chan, dan semua orang...aku sangat berterima kasih karena Ed-cchi telah mengundangku masuk...]
"Aku benar-benar banyak berhutang kepadamu, Ed-cchi..."
"Aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukan, lagipula kehilangan sebuah sosok besar seperti Tamamo no Mae adalah kehilangan yang sangat besar."
Melihat Sakura yang terlihat dekat dengan Edward, entah kenapa Shirayuki merasa iri dengan mereka berdua.
"Ed-cchi, apa aku bisa meminta sesuatu kepadamu?"
"Aku sudah tahu, walau tanpa diminta pun aku masih akan menjaga Kon- maksudku Shirayuki."
"Seperti yang sudah kuduga dari Ed-cchi!"
"Sakura...", ucap Shirayuki dengan lirih.
Shirayuki sangat senang bisa melihat Sakura lagi, dia sangat senang dengan itu, sangat-sangat senang bisa melihat Sakura lagi. Dia memang tidak menyangka kalau Sakura kenal dengan Edward, tetapi dia juga ikut senang dengan hal itu.
"Ed-cchi, terima kasih untuk segalanya."
"Apa yang bisa kukatakan hanya...kalian berdua, kalian tidaklah sendirian. Aku, Lily, dan semua orang di LEON, bahkan Chamuel dan yang lain juga akan senang membantu kalian jika kalian membutuhkan bantuan. Benar kan, Lily?"
"Ya~ serahkan pada Lily!"
Lily pun memeluk Shirayuki dengan erat.
"Lily...Lily benar-benar kaget dan sedih saat melihatmu hampir mati tadi..."
Memang melawan diri sendiri bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, Lily tahu betul itu.
Perasaan yang dirasakan Shirayuki saat ini, entah kenapa dia merasa sangat nyaman dipeluk oleh Lily.
Lily melepaskan pelukannya dan dia melihat ke arah Edward.
"Sekarang..."
"Eh? Aku?"
"Ya~"
Edward tahu kalau Lily bermaksud baik, tetapi karena dirinya sering disalah pahami jadi dia tidak tahu apa yang akan terjadi jika dia melakukan itu.
"Ya~h bagaimana ya? Bukannya aku tidak mau, tetapi-"
Dengan tiba-tiba Shirayuki mengulurkan tangannya ke depan mengisyaratkan agar Edward datang dan memeluknya.
"O~w...", ucap Whiss sambil bertepuk tangan.
"Tuan Ed...", ucap Shirayui sambil memelas.
"Eh? A-aku? Aku tidak tahu apa yang harus kuperbuat tetapi..."
Edward mengusap kepala Shirayuki dengan lembut.
"Bagaimana ya..? Shirayuki, kau benar-benar hebat..."
Edward sangat tahu rasanya kehilangan orang-orang yang ia sayangi karena dia sudah berkali-kali merasakan kepedihan itu. Dia mengerti kalau Shirayuki dulu berjuang sangat keras setelah ia kehilangan Fu, satu-satunya keluarga baginya.
"Mum..."
Shirayuki sedikit kecewa dengan itu tetapi di lain sisi dia juga merasa senang dengan usapan tangan Edward di kepalanya.
[Sudah saatnya aku mewujudkan satu-satunya harapan yang tersisa dari Fu...mencapai kebahagiaan...]
[Walau aku tidak bisa mengalahkan Lily, tetapi selama ada perasaan ini...]
Ini merupakan sesuatu yang tidak pernah Shirayuki pikirkan sebelumnya, untuk benar-benar menginginkan seorang pasangan hidup.
Wajahnya terasa sangat panas sekarang karena ini tidak seperti dia yang biasanya.
[Fu...akhirnya aku sudah menemukannya...akhirnya musim semi telah datang kepadaku]
"Tuan Edward, tuan pernah memperingatkanku tentang ini tetapi...aku tidak bisa menghapus perasaan yang sudah terlanjur mengakar ini."
Dengan wajah yang masih memerah dia tersenyum.
Saat itu Shirayuki merasakan sesuatu, dia merasa seolah-olah ada sesuatu yang terbangun di dalam dirinya.
Perasaan nyaman ini sangat berbeda dengan perasaan nyaman yang biasa, perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Sekelibat dia melihat Edward seperti berbeda dengan biasanya, seolah-olah dia melihat seorang laki-laki berambut panjang yang indah dengan dua mata yang tertutup kain di diri Edward.
Laki-laki yang terlihat sangat indah tersenyum kepadanya yang seolah-olah membuat hatinya merasakan ketenangan yang luar biasa yang belum pernah ia rasakan sama sekali lalu dia pun meletakkan tangannya di kepala Shirayuki dan mengusapnya.
Shirayuki, dia merasakan seolah-olah dirinya sedang berada di sebuah dunia yang sangat indah yang dimana dia memandang, hanya ada keindahan di dalamnya.
[Perasaan ini...]
Seketika rambut Shirayuki berubah dari kuning keemasan menjadi putih bersih, noda darah yang ada di Kimononya bahkan menghilang dan juga sekarang Kimono yang ia pakai terlihat berubah menjadi sebuah Kimono cantik sama seperti pemberian Fu dulu.
"Ternyata memang benar...perasaan ini adalah cinta.", gumam Shirayuki dengan pelan.
"Eh?! A-apa yang kau katakan barusan?"
Pada saat itu Edward bisa melihat wajah kon yang memerah yang bahkan dia berusaha untuk menyembunyikannya.
Ini adalah sesuatu yang sama sekali tidak ada yang menduga baik Edward maupun Lily.
"Kon...", gumam Lily.
Lily sudah menduga ini, dari awal tidak ada dari anak Zodiak yang menkhianati sang Cahaya. Dia sangat percaya itu karena dia selalu memperhatikan adik-adiknya setiap hari.
Meskipun dia masih belum mempunyai bukti, tetapi ini sudah lebih dari cukup untuk membuktikan ke Yulia kalau dari awal hati mereka tidaklah berubah, mereka tetaplah adik-adiknya yang ia sayangi.
Lily yang mendengar itu pun tersenyum.
"Lily...ternyata Lily memang benar...!"
Seolah-olah menjadi orang lain, Kon benar-benar menjadi orang yang sangat berbeda dengan dia yang biasanya.
"Lily, apa sebenarnya yang terjadi?"
"Lily kelihatannya sudah mengerti."
"Mengerti? Apanya?"
"Sebentar lagi Ed juga akan tahu."
Shirayuki mengusap air matanya.
"Aku akan memenangkan ini."
Demi mewujudkan mimpi ini, demi mewujudkan kebahagiaannya dia harus menang, dia harus menang dengan dirinya sendiri.
Shirayuki berbalik dan dia menatap Tamamo yang berdiri dengan kekosongan di dalam dirinya.
"Aku mau menanyakan hal yang sama denganmu, kenapa kamu sampai berbohong seperti itu?"
"Berbohong? Apa maksudmu dengan itu?"
"Karena aku sadar kalau kau terlihat seperti bukan diriku."
Dari balik Kimononya, Shirayuki pun mengeluarkan sebuah kipas dan dia dengan anggunnya membuka kipas itu.
Sakura pun juga menyemangati Shirayuki, dia mendekat dan memeluknya dengan erat seperti dulu.
"Yuki...aku tahu kalau selama ini aku salah karena berpura-pura mati, tetapi aku berharap kalau kamu bisa menangkan ini! lalu setelah itu kita mengunjungi makam Fu bersama-sama."
"Jangan meminta maaf, justru aku berterima kasih karena kamu masih hidup jadi aku pasti akan menang dan memenuhi janji itu!"
Lily pun mendekati Edward dan dia tersenyum sambil melihat Shirayuki yang nampak beda.
"Lily senang karena Lily akhirnya mengerti sesuatu."
Kali ini Shirayuki benar-benar bersemangat dengan semua kebahagiaan yang dia terima sekarang. Semua dukungan yang telah mendorongnya sampai ke titik ini, dia tidak akan menyia-nyiakan itu semua.
"Saat itu aku mungkin telah salah karena tidak menyadari ini, tetapi ini saatnya menunjukkan kebenaran."
Shirayuki mengarahkan kipasnya kepada Tamamo no Mae.
"Aku Shirayuki, siap untuk menang!"
Akhirnya nih Arc hampir selesai :' Next Chapnya sebenarnya udah hampir jadi sih mungkin besok atau lusa w Publish. Shirayuki(The White Snow) vs Tamamo no Mae!