Di tempat yang sangat jauh ia memandang, memandangi padang salju yang seolah tiada habisnya.
Dimanapun ia mengarahkan pandangannya, yang ada hanyalah warna putih dari salju yang tiada habisnya.
Gadis itu terus berjalan dan berjalan sambil menahan rasa lapar akibat musim dingin yang tak pernah berhenti.
Layaknya neraka dingin, sejauh gadis itu memandang sama sekali tidak ada yang bisa ia jadikan makanan.
Gadis kecil yang sendirian di dalam padang salju tebal.
Semuanya, semua keluarga dan kawan-kawannya telah musnah karena ini semua, tetapi satu-satunya yang tersisa yaitu seorang gadis rubah kecil itu tidak menyerah.
Dia terus mencari dan mencari apa yang ia harapkan.
Semakin ia berjalan, semakin lelah ia menjadi.
Hawa dinginnya padang salju itu mulai membuat ia mengantuk.
Gadis itu tahu kalau dia sampai tertidur, maka dia tidak akan pernah terbangun lagi. Membeku di tengah padang salju yang sangat dingin dan kosong ini. Tetapi dia tidak bisa melawan rasa kantuknya.
Gadis itu berusaha untuk tidak memejamkan matanya tetapi...
Gadis itu jatuh tersungkur di dalam tebalnya salju putih.
Tubuh kecilnya yang sudah tidak berdaya itu mengharapkaan pertolongan, tetapi dia sendiri tidak yakin kalau ada makhluk yang hidup di dalam padang salju kosong ini.
Tidak ada harapan...
Tidak ada harapan...
Tidak ada harapan yang tersisa bagi gadis itu selain kematian yang menimpa.
Pandangan matanya semakin menjadi buram. Entah kenapa pada saat itu, tubuhnya merasakan kehangatan walau ia berada di dalam neraka dingin yang menyiksa ini.
Gadis itu pun perlahan mulai merasa lega karena setidaknya kematiannya akan senyaman ini tetapi di dalam hati dia masih berharap.
[Aku ingin...]
Pada saat itu dia melihat tiga orang yang berjalan ke arahnya. Mereka adalah seorang laki-laki yang sangat tinggi. Dia berambut putih dan memakai jubah berwarna putih juga.
Kulitnya berwarna putih pucat layaknya salju. Itu bukanlah warna kulit orang pada umumnya karena warna kulitnya benar-benar terlihat seperti warna salju.
"Gadis yang malang..."
"Si...a...pa?"
Suara yang terdengar sangat lembut dan indah terdengar dari laki-laki itu.
"Aku adalah orang yang ingin menyelamatkanmu...dan juga dunia yang menyedihkan ini."
"Menyela...matkan...?"
Laki-laki itu memegang tangan kecil dari gadis itu dan dari sana gadis itu merasakan sesuatu.
"Aku akan memberimu kekuatan serta membimbingmu menuju ke jalan yang sebenarnya. Jalan yang akan memberikanmu keselamatan dari takdir masa lalu."
Pandangan buram dari gadis itu pun mulai menajam lagi dan dia akhirnya bisa melihat wajah laki-laki yang menyelamatkannya itu dengan jelas.
"Tetapi...sebagai imbalan, dengarkanlah satu permintaan egoisku."
Laki-laki itu terus memberikan kekuatannya kepada gadis itu.
"Anggap saja aku adalah seorang ayah yang ingin menyelamatkan putrinya."
"Putri...?"
Laki-laki itu tersenyum pahit.
"Iya, orang-orang yang sudah aku anggap sebagai keluarga sendiri. Karena itulah, apakah kamu bersedia membantuku?"
Mata Rose pun langsung terbuka dengan seketika.
Ini benar-benar aneh, semenjak pertemuannya dengan orang yang mirip dengan White itu, dia selalu bermimpi hal-hal yang aneh.
Ya, dia selalu bermimpi tentang laki-laki yang ia temui di dalam mimpi itu.
Mungkin daripada mimpi, ini bisa disebut sebagai ingatan, tetapi dirinya tidak ingat pernah bertemu dengan laki-laki itu dimanapun. Juga belakangan ini entah kenapa dia semakin tertarik dengan benda yang ditinggalkan oleh orang misterius itu kepadanya.
Seolah-olah seperti magnet yang saling tarik menarik, di dalam diri Rose seolah-olah ada sesuatu yang menyuruhnya untuk mengambil benda itu.
Dia pun segera bangun dari tempat tidurnya dan segera mandi pagi untuk menyegarkan pikirannya. Setelah itu seperti biasa dia berdandan layaknya seorang putri kerajaan dan melakukan tugasnya.
Dia berjalan-jalan di kota dengan pengawalan secukupnya dan pergi ke sebuah tempat biasa dia bermain-main dengan anak-anak.
Memang anak-anak roh itu tidak seperti anak-anak ras yang lain karena mereka memiliki bermacam-macam bentuk yang tidak pasti. Ada yang bentuknya menyerupai Humanoid, ada yang seperti hewan, dan ada bermacam-macam lagi.
Para anak-anak itu sangat menyukai Rose, bahkan saat mereka mendengar Rose akan datang, mereka sangat bersemangat dan menunggunya dengan tidak sabar.
Rose pun tiba disana dan seperti biasanya para anak-anak langsung berlari dan mengerubungi Rose.
"Kak Rose!", ucap anak-anak itu dengan bahagia.
"Apa kalian sudah menjadi anak-anak yang baik?"
"Tentu saja! Apa kak Rose juga sudah jadi anak yang baik?"
"Ahahaha...belum!"
Tetapi, apa yang membuat mereka begitu tertarik dengan Rose?
Selain sifatnya yang ceria, mereka juga sangat kagum dengan sayap roh Rose yang sangat indah.
"Hei-hei kak Rose, coba perlihatkan sayap kakak itu lagi!"
"Sayap? Oke tunggu sebentar!"
Saat mendengar itu, para penjaga pribadi Rose pun terkejut.
"Tuan Putri, tapi Anda-"
"Tidak apa-apa, bukan masalah besar kok."
Rose pun mengeluarkan sayapnya yang indah, tetapi...
"AAAAAAA...."
Tiba-tiba dia merasakan kesakitan yang amat sangat dan bersama dengan itu sayapnya terlihat mulai memudar dan memudar.
Ini juga adalah hal aneh yang terjadi kepada Rose setelah dia bertemu dengan wanita misterius itu.
Anak-anak itu juga terkejut karena Rose yang kesakitan. Mereka sama sekali tidak tahu dan tidak paham apa yang terjadi kepada Roselyn.
Para penjaga pun menyuruh anak-anak itu untuk kembali.
Meskipun anak-anak itu sebenarnya tidak mau kembali, tetapi melihat Rose yang keadaannya terlihat sedang tidak enak jadi mereka tidak mau mengganggu Rose.
Air mata pun mulai mengalir dari mata Rose yang indah bersama dengan dirinya yang sedih dan juga marah.
"Kenapa? Kenapa?!"
"Tuan Putri..."
"Kenapa ini semua terjadi kepadaku?! Padahal aku sangat ingin membantu dia saat ini! kenapa aku menjadi selemah ini?!"
Di dalam hati Rose, dia sangat ingin bertemu kembali dengan Edward dan teman-temannya yang lain. Dia ingin membantu Edward dan yang lainnya lagi seperti dulu saat dia bergabung dengan LEON.
Dia sudah berusaha menjadi kuat sampai dia berada di titik roh dengan dua pasang sayap tetapi kenapa ini semua terjadi kepadanya?
Arsenick, sang raja roh yang melihat dari kejauhan merasa kasihan dengan Rose, tetapi ini semua sudah menjadi takdirnya karena dia tahu kalau Roselyn sebenarnya bukanlah ras Roh juga dia bukanlah anaknya.
"Ayah...", ucap Austin yang ada di belakangnya.
Austin sendiri merasakan ada suatu kejanggalan yang telah terjadi dan ayahnya sudah tahu semua ini dari awal.
"Ayah, sebenarnya apa yang ayah sembunyikan tentang Rose?"
Arsenick pun menghela napasnya.
"Ini tidak seperti aku akan memberitahumu kebenarannya tetapi...yang bisa aku katakan adalah Rose itu bukanlah saudarimu."
"Apa?"
"Sebenarnya daripada Rose, Cornelia jauh lebih dekat untuk menjadi saudarimu."
Tentu Arsenick tidak bisa memberitahu tentang keberadaan Persia, sang pahlawan dunia Roh dan sang putri es yang sesungguhnya kepada Austin karena dia sendiri tidak mau melibatkan Austin dalam masalah ini.
"Itu saja yang aku bisa beritahukan kepadamu, sisanya kau bisa mencari tahu sendiri tetapi aku peringatkan jangan terlibat terlalu jauh karena apa yang ada di hadapanmu adalah eksistensi-eksistensi yang seberapa pun kau berusaha, kau tidak akan bisa menang."
Ini bukanlah sebuah lelucon bagi Arsenick karena dia sudah melihat sendiri seberapa menakutkannya orang itu, seorang wanita yang mempunyai kekuatan yang tak terkalahkan bagi makhluk-makhluk dunia bahkan bagi sekutunya sekalipun dia sangat ditakuti.
Tetapi dia lega karena yang datang kesini bukanlah "dia", karena jika itu "dia" maka tidak salah lagi sang pohon suci akan bereaksi dan itu menandakan kalau sekarang masih belum waktunya.
Di dalam dirinya Arsenick berpikir bahwa dunia ini tidak segampang kelihatannya. Mereka yang menjadi terkuat di dunia ini belum tentu bisa mengalahkan mereka.
Walau dirinya sendiri secara tidak langsung adalah keturunan mereka, tetapi Arsenick sadar kalau dia tidaklah cukup kuat untuk menghadapi mereka.
Dia sendiri sudah tahu tujuan sang roh pertama yang tidak lain adalah White sendiri membangun peradaban ras roh tepat berada di samping sang pohon suci ini, dan dia menghormati keputusan White itu karena telah memilih mereka ras Roh untuk mengemban tugas itu
.
Dia memandangi pohon suci yang terlihat sangat agung dan berwibawa membawa perdamaian di kerajaan itu.
Sang pohon suci yang telah melindungi mereka semua dari mara bahaya tetapi di samping itu pohon suci itu juga mempunyai kekuatan yang luar biasa.
Sementara itu di Kota tennou.
Langit yang mendung terlihat di kota Tennou, sebuah kota besar yang sekarang telah menjadi tempat yang ditinggalkan oleh banyak orang.
Semua orang disana merasakan sesuatu, mereka merasakan seperti sesuatu yang besar akan terjadi.
Burung-burung pun terlihat dari kejauhan mereka pergi bermigrasi seolah-olah mereka sudah memprediksi akan adanya sesuatu yang terjadi.
Mereka semua menjauh dari sesuatu, mereka kabur ke suatu tempat yang jauh sekali sehingga mereka tidak akan terdampak dengan itu semua.
Seketika semua orang di kota itu merasakan sesuatu.
Sekujur tubuh mereka tiba-tiba merinding tanpa alasan.
Apa yang mereka rasakan sekarang itu adalah sebuah tekanan mengerikan yang dikeluarkan oleh seseorang yang juga telah membuat semua hewan di sekitar sana pergi menjauh.
Semua hewan yang merasakan itu pun pergi dari tempat itu dengan segera.
Para penjaga bahkan bisa melihat hewan-hewan yang berlarian keluar dari hutan dan pergi menjauh.
Ini merupakan sesuatu yang sangat jarang terjadi.
Memang sudah menjadi naluri hewan untuk menghindari sesuatu yang sangat berbahaya tetapi apa yang menyebabkan mereka semua keluar seperti ketakutan akan sesuatu.
Sementara itu di markas pusat para petinggi kekaisaran hewan yang terletak di tengah hutan yang jauh dari kota.
Markas pusat itu adalah sebuah markas yang menjadi titik pusat dari seluruh tentara kekaisaran.
Markas itu berfungsi juga untuk saling menyambungkan komunikasi antar markas cabang dan pasukan sehingga segala perintah dari pihak atas akan bisa terlaksana dengan cepat.
Di dalam markas yang lebih terlihat seperti istana kayu versi kecil itu terlihat banyak tetua dari masing-masing klan tertinggi yang memimpin kekaisaran di bawah kuasa Tamamo no Mae.
Diantara mereka ada Tetua Klan Tennouji yang seperti namanya dia adalah penguasa kota Tennou.
Dia adalah seorang yang secara umur dia sudah terlihat kakek-kakek.
Bersama dengan tetua yang lain mereka duduk Seiza di bantalan empuk sambil.
Mereka semua duduk secara berbaris vertikal sejajar dan yang menjadi pemimpin mereka disana ada sebuah tirai yang di baliknya terlihat siluet seseorang, dialah Tamamo no Mae.
Di kekaisaran manusia hewan, atau lebih tepatnya kekaisaran Miyako ini semua tetua biasanya mengganti namanya dengan empat dewa mata angin.
Sama seperti yang lainnya tentu ketua klan Tennouji juga mengganti nama aslinya dengan Genbu, seorang dewa menguasai daerah Utara kekaisaran.
Di samping Byakko juga ada Suzaku yang menjadi penguasa wilayah selatan kekaisaran.
Dua yang lainnya adalah Seiryu, seorang naga yang berasal dari Veden yang diangkat menjadi salah satu penguasa daerah timur kekaisaran yang semenjak perang besar pertama berakhir. Tetapi Seiryu sendiri tidak terlihat hadir disana, dan yang terakhir adalah Genbu.
Mereka semua adalah penguasa top di kekaisaran yang kekuasaan mereka tepat berada di bawah Tamamo no Mae.
Mereka berkumpul disana tidak lain dan tidak bukan mereka membicarakan tentang berita hangat yang disampaikan oleh Soujirou setelah dia kembali dengan selamat.
Ya, berita itu tentang keikutsertaan LEON dalam perang antar dua kekaisaran besar ini.
Daripada LEON, mereka juga khawatir akan hadirnya ketua LEON, seorang yang dijuluki The Death yang dulu pernah membantai pasukan mereka seorang diri beberapa tahun yang lalu..
Pada saat itu pasukan mereka ditugaskan untuk membumihanguskan sebuah desa manusia kelinci yang menjadi sarang pemberontak tetapi tidak ada yang kembali sama sekali.
Yang ada hanya kepala para prajurit yang terbantai dikembalikan ke kekaisaran oleh seorang pria berjubah.
Tentu setelah kejadian itu mereka langsung berhati-hati dengan LEON karena mereka tidak tahu kekuatan seperti apa yang LEON miliki.
Di dalam kesunyian itu pun Tamamo mulai berbicara.
"Sekarang mari kita bahas tentang pendeklarasian perang oleh LEON. Mari kudengarkan pendapat kalian satu persatu."
Yang pertama kali angkat tangan adalah Suzaku.
"Nona Tamamo saya rasa Anda terlalu khawatir dengan LEON. Walaupun mereka organisasi pembunuh, tetapi dari informasi yang aku dengar jumlah mereka hanya sedikit."
Setelah Suzaku, sekarang giliran Byakko.
"Tuan Suzaku, yang membuat LEON berbahaya bukanlah jumlah mereka tetapi pergerakan mereka yang tidak bisa diprediksi. Bahkan jika mempunyai pasukan yang besar sekalipun, kalau mereka berhasil mengalahkan kepalanya maka semuanya akan sia-sia apalagi dalam situasi seperti ini."
Memang mereka tidak bisa menarik semua pasukan mereka untuk mundur dan menghadapi ancaman dari LEON karena bagaimanapun mereka tengah dalam situasi panas dengan kekaisaran Aritophia.
Tetapi sebagai penguasa kekaisaran ini, mereka tidaklah selemah itu untuk bisa takut dengan LEON. Mereka semua adalah orang-orang terpilih dari kekaisaran yang notabenenya sudah dianggap sebagai orang-orang terkuat di kekaisaran ini sama seperti posisi sepuluh ksatria.
Genbu yang ada di sana sebenarnya sama sekali tidak tahu menahu tentang perang ini bahkan alasan kenapa dimulainya pun dia tidak tahu tetapi dia tetap mengikuti pembicaraan ini.
Bagi Genbu perang ini sama sekali tidak ada manfaatnya dan bahkan dia tahu keuntungan apa dari perang yang tidak jelas ini.
"Nona Tamamo...bisakah Anda menjelaskan tentang apa yang mendasari Anda melakukan deklarasi perang kepada kekaisaran?"
"Apa kamu meragukanku sebagai penguasa, Genbu?"
"Tidak bukan itu tetapi saya perlu konfirmasi Anda tentang alasan kuat kenapa Anda melakukan itu. lagipula sekarang ini pasukan kita tengah menderita kekalahan akibat pengkhianatan yang dilakukan oleh pria bertopeng Oni itu."
"Genbu!", Suzaku menatapnya seolah-olah bersiap menerkam Genbu.
Disini Genbu merasa aneh karena mereka semua sama sekali tidak menjelaskan alasan mereka dan bahkan malah menyuruh Genbu untuk diam.
Di dalam keheningan itu Tamamo mulai berbicara.
"Perang adalah hal yang dibutuhkan dunia sekarang, perang dan perang sampai akhirnya banyak keputusasaan menimpa dunia ini."
"Keputusasaan? Apa maksud Anda?"
"Aku tidak peduli siapa yang menang, asalkan aku mendapatkan keputusasaan yang aku cari untuk membangkitkan dia secara penuh."
"Dia? Siapa yang Anda maksud?"
Tamamo pun berdiri.
"Dia yang merupakan bentuk kegelapan sempurna dari dunia. Dialah orang yang akan menjadi penguasa di dunia ini!"
Genbu sekarang tidak tahu apa yang dimaksud Tamamo dengan itu, tetapi dia merasakan perasaan yang tidak enak.
"Dialah yang telah menunjukkanku kebenaran dan membuatku menjadi miliknya...Sang Kegelapan..."
"Apa yang terjadi dengan kalian sebenarnya! Perang ini adalah perang skala besar dan akan mengorbankan banyak orang! Hanya dengan alasan yang bodoh itu, aku tidak akan ikut mengorbankan bawahanku!"
Baik Byakko maupun Suzaku pun menatap Genbu dengan tajam.
"Genbu, kau tahu apa yang akan terjadi padamu jika menentang keputusan nona Tamamo no Mae kan?"
"Aku tahu tetapi aku tidak takut! Di dalam keputusanku ada banyak nyawa yang dipertaruhkan dan aku sudah muak dengan semua ini!"
Pada saat itu, Suzaku dan Byakko sudah benar-benar bersiap bertarung dengan Genbu tetapi...
Tiba-tiba terdengar suara seseorang yang entah darimana datangnya dia tiba-tiba berada di jendela.
"Keputusan yang bagus, kau adalah pemimpin yang layak untuk memimpin negeri ini."
Semua orang pun terkejut dengan kedatangan pria misterius itu tetapi mereka segera tahu kalau pria itu adalah sang pemimpin Leon.
"KAU! SIALAN!", teriak Suzaku sambil berusaha menyerang Edward tetapi...
Di dalam kejauhan, terlihat sebuah hologram raksasa berbentuk pedang merah menyala dengan petir yang menyertainya.
Di pedang itu mereka semua merasakan kekuatan yang sangat luar biasa besar dan juga mematikan.
Suzaku yang memiliki mata yang paling baik diantara mereka semua pun melihat seorang gadis yang membawa pedang besar berwarna hitam.
Gadis itu memakai kerudung tetapi dia bisa melihat dengan jelas rambut putihnya.
"Avis Nigra Caelorum."
Gadis itu pun menebas istana mereka dan tebasan pedang dengan cahaya hitam dengan petir merah yang mengerikan mengarah ke Tamamo dan yang lainnya.
Yah gak kerasa udah sebulan gak up, lagi gak ada kuota wkwkwkwk. btw ANJAY ada tawaran