Unduh Aplikasi
48.57% The Tales of Lixe / Chapter 50: The Emperor of The Death Arc: The Little Mermaid

Bab 50: The Emperor of The Death Arc: The Little Mermaid

Edward dan Lily pun menghampiri Lorelei yang tengah menyanyi dengan suara yang sangat merdu.

"Oi, kerja yang bagus Lorelei."

Lorelei yang menyadari Edward dan Lily datang ke arahnya pun menghentikan nyanyiannya itu dan memasang muka cemberut dan kesal karena semua kejadian yang telah terjadi kepadanya.

"Hmph!"

Pada saat pertarungan tadi Lorelei yang pada dasarnya seorang Mermaid bahkan bisa sampai terseret arus gelombang bawah laut akibat pertarungan Edward dan Lily melawan Golem yang menjadi pertarungan sepihak itu. lorelei bahkan dengan susah payah berusaha melawan arus yang berusaha menyeretnya itu sampai rambutnya yang tertata rapi itu menjadi berantakan.

"Oi ayolah jangan marah seperti itu, kami kan tadi Cuma sedikit pemanasan..."

Lorelei tetap memasang wajah kesalnya itu walaupun Edward sudah berkata seperti itu.

"Hmph!"

Edward pun melihat ke arah Lily mencoba untuk meminta bantuannya tetapi Lily berpaling.

"Lily gak tahu."

Melihat situasi seperti itu, Edward pun memutuskan untuk tidak membawa ini lebih lanjut dan perlahan meninggalkan Lorelei yang tengah kesal.

"Oi kamu! Kenapa kamu malah menyerah! Setidaknya cobalah bujuklah aku!"

"Apakah kalau kubujuk, kamu akan mau?"

"Hmph!"

"Oi!"

Edward pun menghela napasnya melihat dirinya yang sama sekali tidak bisa mengatasi hal ini.

"(sigh) Ya sudah lah..."

Ini merupakan hal yang lucu karena Edward sebenarnya tidak ahli dalam urusan seperti ini, dia tidak tahu cara membujuk wanita dengan tipe yang seperti ini dan juga sebenarnya dia sama sekali tidak tahu bagaimana berhadapan dengannya.

Itu bukan suatu hal yang aneh mengingat Edward menghabiskan waktu luangnya dengan berlatih, dia hampir tidak mempunyai kesempatan untuk berbasa-basi dengan anggota perempuan Leon begitu pun dengan mereka, melihat Edward yang tidak pernah berhenti menggunakan waktu luangnya untuk mengurusi masalah percintaan dan hal yang tidak ada hubungannya dengan Leon, mereka tidak bisa mendekati atau hanya sekedar mengobrol santai dengannya.

Aquaticus yang melihat itu pun pernah merasakan apa yang Edward alami, dia merasa kasihan dengan Edward sebagai sesama laki-laki.

"KAMU, KELIHATANNYA PUNYA MASALAH MENGERTI PASANGANMU ITU YA?"

"Eh? Pasangan? Dia?"

"APAKAH AKU SALAH?"

"Tidak, kami bukanlah pasangan, kami semuanya."

"Eh bukannya kamu sudah-"

"Ed!"

Tentunya Lily langsung bereaksi ketika mendengar Edward mengatakan hal itu terutama setelah dia mendengar semuanya.

"Ed sudah dengar kan kalau-"

"Maaf Lily, memang mungkin apa yang kau katakan itu benar tentang sang Cahaya dan anak Zodiak, tetapi itu tidak berarti aku mempercayainya sekarang, dan juga bukannya latar belakang cerita seperti itu terlalu berlebihan?"

"Ed, keras kepala! Kenapa gak nyerah sih padahal kita sudah-"

Edward semakin tidak tahan dengan itu. dia tidak mau menyembunyikan rahasia dari mereka tetapi dia masih belum siap mengatakannya.

"(sigh) dengar Lily itu adalah masalah yang beda lagi, aku sudah bilang kan kalau aku akan menjelaskan semuanya setelah semua ini selesai jadi sampai saat itu tiba tolonglah jangan ungkit lagi masalah ini...ya?"

Tentunya Lily menolak itu karena itu mungkin menyangkut sesuatu yang sangat penting tentang Edward.

"Ditolak!"

Lily tidak tahu apa yang ada di pikiran Edward, kenapa dia terus tidak mau menerima mereka semua anak-anak Zodiak untuk selalu berada di sisinya. Apakah karena mereka tidak pantas? Apakah karena mereka terlalu lemah? Apakah ini karena pengkhianatan yang pernah mereka lakukan di masa lalu? Lily sama sekali tidak bisa menebaknya.

"Ed, beritahu Lily satu hal...apakah ini karena kesalahan kami?"

"Kesalahan? Apakah kalian pernah berbuat kesalahan kepadaku?"

Setelah Edward pikir-pikir, banyak kesalahan yang telah mereka buat kepadanya seperti berusaha menyelinap ke kamar tidurnya atau berusaha mengintip pada saat dia mandi.

"Hmmm...setelah kupikir-pikir kalian juga banyak berbuat kesalahan ya? Seperti mencuri makananku."

"Mum...Lily gak lagi bercanda!"

Edward melihat Lily dengan tatapan serius.

"Apa kau mau jawaban yang serius Lily?"

"Ya~"

"Ini bukan karena kesalahan kalian, ini sudah merupakan takdirku...takdir yang tidak akan bisa dirubah."

"Takdir?"

"Kalau begitu Aquaticus, karena aku sudah mendapatkan apa yang aku mau, aku mau pamit dulu. jaga dirimu ya? dan terima kasih!"

"YA BAIKLAH."

Edward pun pergi dari sana yang disusul Lily.

Sekarang Aquaticus harus membereskan tempat suci yang berantakan ini sendirian.

"(sigh) ADA APA? APA KAU TIDAK MENYUSUL TEMANMU TADI?"

Lorelei ingin menyusul Edward dan Lily tetapi dia merasa tidak enak dengan atmosfir dari mereka berdua.

Lily masih merasa penasaran dengan takdir apa yang Edward maksud di sini.

"Tunggu Ed!"

Edward berhenti ketika mendengar Lily yang memanggilnya.

"(Sigh) kau ini juga keras kepala ya? baiklah akan kuberikan satu alasanku..."

Edward menoleh dan melihat ke wajah Lily dengan ekspresi seriusnya.

"Orang yang sudah mati tidak mempunyai hak untuk memilih, tidak juga untuk dipilih."

Jawaban Edward itu benar-benar berada di luar prediksi Lily, sontak Lily pun terkejut dengan jawaban Edward itu.

"Orang yang sudah mati?"

Dia sama sekali tidak tahu apa yang Edward katakan.

[Orang yang sudah mati?] Lily terus berusaha untuk mencerna kata-kata Edward itu.

Melihat adanya Edward yang masih segar bugar di hadapannya, tentu kata-kata seperti itu akan membuat suatu teka-teki yang luar biasa yang bahkan seorang Lily tidak bisa memecahkannya.

Memang ketika Lily melihat ke wajah Edward, dia sama sekali tidak terlihat sedang bercanda. Tetapi apa yang dimaksud Edward dengan "Orang yang sudah mati?" apa itu tentang dirinya? Atau tentang yang lainnya?

"Jangan dipikir terlalu serius, nanti juga aku akan menjelaskan apa yang aku maksud dengan itu."

Edward adalah tuan mereka, tuan bagi Lily dan anak-anak Zodiak yang lain, tentu Lily dan yang lainnya tidak akan membiarkan ada sesuatu hal yang tidak enak pun yang terjadi kepada tuannya, tidak untuk kali ini setelah apa yang terjadi di masa lalu.

Tuannya adalah orang yang menjadi penyelamat dunia ini, dia adalah orang yang paling berhak untuk mendapatkan kebahagiaan lebih dari siapa pun, oleh karena itu para anak-anak Zodiak akan dengan senang hati menyerahkan jiwa dan raganya tetapi entah kenapa Lily merasa itu semua tidak cukup.

"Tenanglah Lily, aku tidak pernah meminta kalian untuk memberikanku kebahagiaan dan tidak pernah mengharapkannya [Karena itu sudah terlambat], jalan yang aku pilih adalah jalan untuk diriku sendiri [Karena aku menginginkan sesuatu], aku tidak keberatan menderita karena itu [Karena itu memang takdirku]"

Edward mengelus kepala Lily dengan lembut.

"Jadi jika aku menghilang suatu saat maka aku mohon temukan kebahagiaanmu sendiri dan anggaplah petualangan kita saat ini sebagai bagian dari masa lalu dan jangan lupakan aku ya?"

"Gak!"

"Ayolah padahal itu kan kata-kata yang bagus buat mengakhiri percakapan ini."

Lily tidak akan membiarkan itu terjadi, tidak untuk kali ini karena dia sudah memutuskan untuk selalu berada di samping Edward apapun yang terjadi.

"Ed sudah janji, Ed sudah janji waktu itu! Janji jari kelingking!"

Edward pun tertawa karena Lily ternyata masih ingat dengan janji yang dia buat saat di kerajaan Elf.

"Hahahaha...aku tidak menyangka kalau kau ingat dengan itu...yah mungkin aku akan memberitahumu dulu lewat alat komunikasi sebelum menghilang."

Lily menggembungkan pipinya mendengarkan candaan Edward yang sama sekali tidak lucu baginya.

"Mum...itu gak lucu!"

"Yah tenang saja, untuk sekarang aku tidak akan kemana-mana kok karena masih ada beberapa masalah yang harus aku selesaikan."

"Kalau begitu Lily akan buat banyak masalah biar Ed gak hilang!"

"Begitu kah?"

"Ya~ Lily akan buat banyak sekali masalah sampai-sampai Ed gak akan bisa nyelesaiin semuanya!"

Sang Cahaya, bagi Lily sendiri sang Cahaya adalah sosok yang sangat luar biasa sehingga Lily sendiri tidak merasa bisa mengejarnya, tetapi kali ini Lily akan berusaha mengejar sang Cahaya walau secepat apapun dia bergerak...tidak! kali ini dia dan semua anak-anak Zodiak akan mengejar sang Cahaya.

"Ed...Lily..."

Lily bukanlah gadis yang polos dan murni seperti yang Edward dan yang lainnya pikirkan tentangnya setidaknya itu yang dia pikirkan tentang dirinya sendiri, dia juga bukan anak-anak lagi, dia adalah gadis yang sudah berumur puluhan ribu tahun.

"Ed...apa Ed tahu Chamu pernah mengatakan ini? 'Salah satu kelemahan laki-laki adalah wanita...'"

Edward sudah tahu maksud dari kata-kata itu tetapi sayangnya itu tidak akan berefek apapun kepadanya.

"(sigh) Memang salah satu kelemahan laki-laki adalah wanita, tetapi Lily...apa kau pikir itu akan bekerja kepadaku?"

"Lily gak tahu...tetapi sekarang Lily akan mencobanya!"

Dengan cepat Lily segera mendekap Edward dengan tatapan yang sangat serius menunjukkan keinginannya.

Tentu perbedaan kekuatan Lily dan Edward masihlah besar, dia masih belum bisa menang melawan sang Aquarius, Lilia Xea tetapi...itu tidak berguna.

"Kalau itu demi mencegah Ed buat pergi, Lily akan memaksa Ed untuk berhubungan dengan Lily!"

Lily tahu seperti apa Edward itu, dia adalah tipe laki-laki tulen yang tidak akan pernah bisa meninggalkan seorang gadis yang telah ternodai olehnya.

Edward melihat wajah Lily dan untuk pertama kalinya Edward melihat keinginan Lily secara jelas tampak di sorotan matanya. Itu adalah hal yang tidak pernah Edward lihat sebelumnya.

Edward pun tersenyum melihat itu, entah kenapa rasanya dia seperti melihat putrinya yang sudah tumbuh berkembang.

"Akhirnya aku bisa melihatmu yang sebenarnya...Lily..."

"Apapun yang Ed katakan, Lily gak akan berhentiin niat Lily!"

"(sigh) Kalian itu memang...baiklah kalau begitu coba sentuh kulitku secara langsung."

Lily tidak tahu apa maksud Edward menyuruhnya melakukan itu tetapi dia akan mencobanya.

Di momen itulah Lily menyadari sesuatu yang sangat penting, dia sadar akan siapa dirinya.

Di momen saat dia menyentuh pipi Edward dengan keinginan penuh, pada saat itu dia sadar bahwa dia masih belum bisa menggapai tuannya walau dia masih belum bangkit sepenuhnya.

Satu sentuhan yang menjelaskan semuanya.

"Sekarang kau tahu kan kenapa kau tidak bisa?"

"Kenapa...? kenapa kok begini?"

Edward tersenyum melihat ternyata itu berhasil.

"Hehehehe...ini adalah rahasiaku untuk menangkal jika ada hal seperti ini terjadi."

"Lily...gak ngerti."

"Kekuatanku adalah cahaya, cahaya yang melenyapkan segalanya menjadi ketiadaan...karena itu dengan sedikit memodifikasinya aku bisa melenyapkan nafsu yang ada di dalam dirimu, Lily."

Sebenarnya ini adalah sesuatu yang Edward siapkan untuk Chamuel jika dia berusaha berbuat sesuatu yang aneh lagi tetapi dia tidak menyangka kalau korban pertamanya adalah Lily.

Mendengar itu Lily kembali menggembungkan pipinya dengan ekspresi yang kesal.

"Ed jahat!"

"Hoi jangan salahkan aku, aku hanya tidak mau diperkosa dengan gadis yang terlihat seperti masih di bawah umur, lagipula hal seperti itu seharusnya kan dilakukan setelah nikah jadi aku punya alasan yang sangat kuat untuk mempertahankan diriku sendiri."

Edward kembali mengelus kepala Lily dengan lembut dan tersenyum.

"Tetapi aku beruntung melihat ini karena selama ini aku tidak pernah melihatmu penuh dengan keinginan dan keegoisan seperti ini."

Selama ini Lily adalah gadis yang selalu bertindak demi orang lain, dia tidak pernah memikirkan tentang sesuatu demi dirinya sendiri secara jelas, dia hanya bertindak karena menurutnya itu bagus untuk orang selain dirinya.

"Sekali-kali kau juga boleh bersikap seperti itu."

Lily berusaha menyembunyikan wajahnya dari Edward.

"Lily...sama sekali gak senang."

"Dan juga tindakan keegoisan seperti itu sama sekali tidak cocok dengan karaktermu lho Lily, karena itulah tetap jadilah gadis yang polos seperti biasa karena karakter mesum kita sudah diisi dengan Chamuel."

"Gak mau! Karena Ed nyuruh Lily bisa bersikap egois maka Lily menolak permintaan Ed itu! Lily sekarang akan jadi anak yang nakal kaya Chamu."

"Hahahaha begitu kah?"

"Mum...kenapa Ed tertawa? Lily sangat serius!"

"Ya ya aku tahu, baiklah kalau begitu...hoi kau yang lagi sembunyi, kita kembali ke tempatmu."

Muncullah Lorelei yang dari tadi bersembunyi mendengarkan percakapan Edward dan Lily.

"Ka-kamu menyadariku ya?"

"Tentu saja, kau pikir aku siapa?"

Lorelei sempat merasa deg-degan ketika dia melihat Lily mau memaksa Edward dan mempersiapkan diri untuk sesuatu yang akan terjadi di sana tetapi tidak disangka ternyata tidak ada yang terjadi.

"(sigh) Tetapi bagaimana dengan Apel Emasnya? Kita kan-"

"Ah kalau masalah itu, tenang kita sudah punya Apel Emasnya kok."

Lorelei terkejut bukanmain mendengar hal itu, sebab dia sama sekali tidak menyaksikan Edward menemukan atau membawa Apel Emas atau apapun itu.

"Eh? Di mana?"

"Nanti akan kujelaskan, untuk sekarang kita harus kembali ke yang lainnya."

"Hmmm...baiklah kalau begitu aku akan mengikuti apa katamu."

Mereka semua pun kembali ke tempat para Mermaid dan di sana sudah ada Chamuel dan yang lainnya yang sudah menunggu.

Dari kejauhan terlihat seseorang yang memakai jubah untuk menutupi identitasnya. Dia berada di puncak suatu batu karang yang jauh dan dialah orang yang mengawasi Edward dari tadi tanpa terdeteksi oleh siapapun.

"Memang sungguh ironis...orang yang pantas mendapatkan kebahagiaan lebih dari apapun dan siapapun, dia tidak akan bisa memperoleh kebahagiaan itu dan akan tetap menderita seumur hidupnya."

Orang itu pun berbalik dengan tangan yang mengepal erat di dadanya.

"Karena itu...aku..."

Orang itu pun perlahan menghilang menjadi ketiadaan, setelah dia puas melihat apa yang ingin dia lihat.

Dengan segera Edward pun menyuruh mereka semua berkumpul karena ada sesuatu yang mau Edward bicarakan sekarang.

Mereka semua berkumpul di suatu tempat, di sana ada Edward, Lily, Chamuel, White, Arashel, Kon, dan Lorelei yang telah berkumpul di suatu tempat, lebih tepatnya mereka da di dalam istana bawah laut yang merupakan tempat tinggal Lorelei sebagai ratu.

"Ehm! Jadi seperti yang sudah kalian tahu kalau tujuan kita kemari adalah untuk mendapatkan Apel Emas untuk menyembuhkan Kon dan menghentikan perang yang akan terjadi. Ada beberapa masalah yang terjadi memang dan juga suatu hal yang benar-benar tidak aku duga sebelumnya...tetapi berkat itu kita berhasil menemukan apa yang kita cari itu."

Edward menunjuk ke arah Lorelei yang tengah mendengarkan kata-kata Edward dengan seksama.

"Dia...sang ratu Mermaid Lorelei adalah Apel Emas yang kita cari."

"Eh? Aku?!"


PERTIMBANGAN PENCIPTA
OlphisLunalia OlphisLunalia

Apakah cerita ini akan berakhir dengan Sad End? Happy End? atau Bad End? who knows wkwkwkwk karena akan banyak Plot Twist yang ada di sini.

Btw mungkin Next Chapnya akan nyeritain Yulia dulu vs kerajaan Dwarf.

next chapter
Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C50
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk