Kon memang sangat menyukai ikan terutama ikan dari laut, itu bisa dilihat saat dia berada di penginapan di kota Tennou, pada saat waktu makan dia selalu memesan ikan laut kesukaannya.
White yang sudah menyelesaikan memasang kursi pantai, payung dan meja lipatnya pun segera tiduran di sana dengan sangat santai sambil menikmati minuman dingin yang ada di kotak.
Mereka semua benar-benar bersenang-senang dengan cara mereka sendiri, mereka sangat menikmati suasana pantai yang tenang dan indah seolah-olah mereka tidak mengkhawatirkan apapun.
Chamuel pun berjalan menuju Edward dan duduk di sampingnya, dia menatap wajah Edward yang terlihat seperti tenggelam di dalam pikirannya sendiri.
"Ed-chan, apa Ed-chan sedang memikirkan sesuatu?"
Edward sama sekali tidak menjawab Chamuel, dia tetap terdiam seolah-olah sama sekali tidak mendengar pertanyaan Chamuel.
Melihat dirinya diacuhkan, Chamuel pun tidak terima dengan itu, dia menggembungkan pipinya karena kesal Edward mengacuhkannya.
"Mum...Ed-chan!"
Chamuel terus menarik-narik baju Edward agar Edward menanggapinya.
Kalau ada satu hal yang Chamuel tidak sukai, itu adalah diacuhkan oleh orang lain.
Chamuel selama ini selalu menjadi pusat perhatian dimanapun ia berada, bahkan diantara para Archangel pun Chamuel adalah yang paling mencolok dan cenderung lebih disorot daripada yang lainnya.
"Ed-chan! Ed-chan!"
Edward yang mulai risih merasa tidak ada pilihan lain selain menanggapi Chamuel.
"Ada apa? Apa kau perlu sesuatu?"
Chamuel dengan ekspresi kesalnya dia menggembungkan pipinya karena melihat Edward yang seperti tidak punya pilihan selain menanggapinya itu.
"Ed-chan jahat banget sih? Padahal ada gadis imut yang ngajak bicara tapi kaya begitu!"
Melihat Chamuel yang seperti itu akhirnya Edward menyerah, dia pun melihat ke arah Chamuel dan mengelus kepalanya dengan lembut.
"(sigh) baik-baik maafkan aku."
Ekspresi kesal Chamuel pun akhirnya berganti menjadi ekspresi senang karena Edward mengelus kepalanya.
"Ehehehe~ Ed-chan."
Chamuel memang suka menggoda Edward dengan kata-kata maupun tindakannya sehingga membuat Edward sendiri terkadang jengkel, tetapi itu sama sekali tidak mengubah Edward, dia tetap menganggap Chamuel itu orang yang berharga karena ikatan diantara mereka setelah pertemuan yang tak terduga di rumah Yamamoto.
"Jadi Ed-chan, apa Ed-chan sedang mikirin sesuatu?"
Edward sekarang tengah memikirkan banyak sekali hal mulai dari Apel Emas sampai ke perang yang akan terjadi, dia berusaha membuat rencana yang bagus agar dia bisa mendapatkan hasil yang ia harapkan.
Apa yang diinginkan Edward adalah hal yang tidak pernah orang lain sangka-sangka sebelumnya, Edward tidak hanya menginginkan perdamaian karena perdamaian itu hanyalah bersifat sementara saja, yang menjadi tujuan Edward lebih dari sekedar perdamaian sementara.
"Ya, sebenarnya aku tengah kekurangan informasi untuk membangun rencana, jadi aku khawatir saat aku datang ke tempat para Mermaid maka semuanya akan berantakan."
White yang mendengar itu pun terpikirkan ide yang bagus.
"Tuanku, bagaimana kalau kita menunjukkan kekuatan kita, saya rasa itu akan membuat mereka menurut kepada kita."
Mengikuti yang kuat adalah insting yang lemah, White selalu menggunakan logika ini untuk melawan musuh-musuhnya yang tidak mau menurut kepadanya.
Tentu dengan kekuatannya yang sudah di luar batas White bisa melakukan itu dengan mudah, dia bahkan bisa membuat orang kencing di celana hanya dengan menatapnya dan mengeluarkan aura membunuhnya saja.
"Ya kurasa itu bukanlah ide yang buruk, tetapi bagaimana?"
White berpikir sejenak untuk memikirkan sebuah strategi, setelah beberapa saat dia pun mendapatkan ide yang tidak terduga.
"Membekukan...lautan?"
Edward terkejut dengan White karena dia bisa mengatakan hal yang semengerikan itu dengan ekspresi yang datar, dan juga dia tidak menyangka kalau White akan kepikiran ide gila seperti itu.
"Tunggu, apa itu mungkin?"
"Ed-chan, apa Ed-chan sudah lupa siapa itu White-chan?"
Benar, dia adalah sang putri Es, orang yang mempunyai sihir Es yang luar biasa sehingga dia bisa membekukan satu buah kota tanpa masalah yang berarti.
Bagi seseorang yang menyandang gelar putri Es, tentu hal itu sangatlah mungkin mengingat kekuatan White yang sudah jauh berada di luar lingkaran, bahkan tidak bisa dipungkiri jika White bisa bertarung satu lawan satu melawan Michael dengan kekuatan penuh tanpa kekuatan Zodiaknya dan menang.
"Jangankan lautan, bahkan satu kota besar saja bisa White-chan bekuin."
Edward mencoba memahami kekuatan White yang luar biasa itu karena mau bagaimanapun White juga adalah orang yang telah hidup selama beribu-ribu tahun bahkan mungkin lebih dari sepuluh ribu tahun mengingat Chamuel pernah berkata kalau White lebih tua darinya sehingga tidak aneh kalau baik kekuatan dan pengalaman, White itu sudah seperti monster.
"He-he~h...baiklah kalau begitu aku mengandalkanmu, tetapi bagaimana?"
"Cukup Anda memberikan saya sebuah tanda saja dan saya akan merespons dan segera melakukannya maka saya akan melakukannya semeriah mungkin agar mereka menjadi tunduk."
Itu lah awal dari rencana untuk menakut-nakuti para Mermaid yang pada awalnya Edward kira adalah sosok yang jahat yang rencana itu sekarang berubah menjadi ajang pembuktian kekuatan oleh Edward sendiri.
Lorelei yang melihat semua ini sudah tidak bisa berkata apapun lagi selain menakjubkan, ini adalah pertama kalinya dia melihat ada orang yang sanggup membuat meteor Es sebesar itu dan tidak hanya itu, bahkan dia bisa membekukan lautan beserta gelombang besar yang dihasilkan oleh meteor Es itu.
Edward yang melihat Lorelei takjub pun membusungkan dadanya dan berpura-pura seolah-olah dia bangga akan itu.
Akhirnya setelah itu Edward pun kembali lagi ke gua karena dia sudah hampir kehabisan napas akibat mengeluarkan kekuatannya untuk melempar batu es, Lorelei yang merasa takjub itu pun mengikuti Edward dengan tatapan takjub seolah-olah dia sangat mengagumi Edward sekarang.
Edward pun akhirnya bisa kembali bernapas lega di dalam gua itu setelah beberapa menit ia tidak bernapas dan Kon masih seperti tadi dia masih dalam pengaruh Lorelei.
Setelah lega bisa kembali ke gua, Edward pun duduk dan menghadap ke arah Lorelei yang sekarang ikut duduk dengannya di dalam gua.
"Sekarang apa kau paham? Karena itu lah aku bilang kalau tindakanmu itu adalah tindakan bunuh diri."
Lorelei pun hanya terdiam tidak menanggapi Edward, dia terlihat diam memikirkan sesuatu.
"Oi, apa kau dengar?"
"Y-ya, aku dengar!"
"Jadi bagaimana sekarang? Aku bisa memberikan-"
"Aku menjadi semakin tertarik dengan dirimu!"
Edward terkejut karena sama sekali tidak ada ekspresi ketakutan di dalam wajah Lorelei, bahkan entah kenapa dia menjadi semakin bersemangat dengan itu.
"Tertarik? Apa kau sudah gila?"
"Tidak, aku masih waras seratus persen."
"Tidak, seharusnya kan kau takut dengan kekuatan di luar batas tadi!"
Lorelei dengan wajah polosnya sedikit memiringkan kepalanya, dia sama sekali tidak mengerti kenapa dia harus takut terhadap kekuatan yang Edward tunjukkan tadi.
"Kenapa?"
"E~h kenapa jadi seperti ini?"
Lorelei sekarang mengubah pandangannya ke Edward yang awalnya adalah pemuda biasa yang bisa menguasai sihir yang memikatnya menjadi seorang yang luar biasa dengan kekuatan di luar akal sehat.
Tetapi bukannya takut, dia malah sangat mengagumi Edward dan kekuatannya itu, dia bahkan menjadi semakin ingin mengetahui lebih dalam tentang Edward.
Mungkin hal ini sama sekali tidak pernah Edward duga sebelumnya, dia tidak pernah menduga kalau sebenarnya para Mermaid itu tidak pernah merasa takut dengan kekuatan di luar batas karena mereka memang adalah makhluk yang sangat polos, mereka bahkan tidak mengerti seperti apa rasanya pertikaian, mereka tidak mengerti rasa dari hidupnya yang terancam kematian, mereka juga tidak tahu rasanya perang, mereka sama sekali tidak mengerti itu sehingga yang Edward lakukan sekarang hanyalah hal yang bodoh, dia sudah seperti menyiram minyak di dalam api sehingga dia membuat Lorelei semakin tertarik dengannya.
"Ah...pangeranku, pangeran yang selama ini aku impikan, aku mohon dengan-"
"Cukup hentikan, aku mohon hentikan!"
Edward sudah mulai bosan terhadap kata-kata seperti itu, lebih tepatnya dia sudah muak karena mendengarnya setiap hari terus menerus.
"Baiklah, tetapi keinginanku tetap tidak berubah."
"Tch! Apa kau sebegitu inginnya denganku? Asal kau tahu kalau semua gadis yang ada di pantai itu juga mempunyai keinginan yang sama denganmu."
Lorelei merasa sangat percaya diri karena dia adalah seorang ratu Mermaid yang tidak akan terkalahkan.
Itu memang wajar Lorelei memiliki kepercayaan diri seperti itu karena faktanya tidak ada satu wanita pun yang kecantikannya akan melebihi dirinya, dia adalah wanita tercantik di seluruh dunia sehingga jika dia hidup di darat maka seorang kaisar pun akan tunduk menyerahkan semua harta dan kekuasaannya kepada Lorelei.
"Aku lah yang pasti menang melawan mereka semua karena kecantikan itu selalu menang."
Bagi Lorelei kecantikan adalah kemutlakan, selama dia memiliki kecantikannya itu dia tidak akan terkalahkan terutama dalam urusan lelaki.
Tetapi memang ini sedikit keterlaluan jika orang yang ia sukai itu adalah sang Cahaya yang merupakan sosok yang tidak akan tertarik dengan kecantikannya dan juga sosok yang tidak akan terpengaruh sihir pemikat apapun karena itu hanya akan berbalik.
Alasan kenapa itu terjadi sangatlah simple, karena cahaya dari sang Cahaya adalah sebuah cahaya yang murni dan bersih sehingga segala sesuatu selain itu hanya akan menghilang di depannya.
Meskipun Edward masih belum bangkit, tetapi dia tetaplah sang Cahaya yang agung, mereka akan memiliki sifat yang sama persis meskipun Edward tidak mempunyai ingatan dan kekuatannya di masa lalu.
"(sigh) Apa kau tahu kalau kecantikanmu itu sama sekali tidak berguna di depanku?"
Tentu Lorelei sudah paham akan hal itu, tetapi itulah yang membuatnya menjadi semakin tertarik karena di dunia ini mungkin tidak ada orang yang kebal terhadap pesonanya selain Edward.
"Aku sudah tahu itu, tetapi itu malah membuat semuanya menjadi semakin menarik!"
Lorelei merupakan musuh alami dari sifat Edward yang seperti itu, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya kalau dia adalah penggemar kisah cinta yang tragis seperti cinta yang bertepuk sebelah tangan, tentu sifat Edward dan juga keadaan Edward yang saat ini menjadi situasi yang sempurna bagi Lorelei.
"(sigh) Tidak berhasil ya? Kurasa memang meyakinkanmu itu adalah hal yang mustahi...tetapi..."
"Tetapi?"
"Yaa memang tujuanku dari awal bukan hanya Apel Emas sih, tetapi...bagaimana dengan ini! kalian berikan saja satu buah kepadaku dan aku akan membalasnya dengan melindungi kalian para Mermaid."
"Melindungi kami? Dari apa?"
"Apa kalian tidak sadar bahwa apel itu sangat berharga? Kalau berita ini sampai diketahui oleh orang banyak maka bisa dipastikan kalian akan menjadi korban jadi aku sebagai calon Kaisar menawarkan perlindungan."
Melihat kemampuan bertarung Mermaid yang sangat rendah, tentu itu akan menjadi kekhawatiran sendiri bagi Edward tentang kemungkinan punahnya ras yang diisi oleh wanita-wanita cantik itu.
"Bagaimana, tawaran yang menarik kan?"
Lorelei tidak tahu bagaimana dia harus menanggapi ini, dia sama sekali kalau Apel aneh itu mempunyai harga sampai seperti itu.
"Umm...sejujurnya kami sama sekali tidak peduli dengan Apel itu."
"Eh, Apa kau bilang?"
"Kami para Mermaid sama sekali tidak tertarik dengan Apel Emas yang kamu bicarakan itu."
Edward pun terkejut untuk kesekian kalinya mendengar ini, dia sama sekali tidak bisa mempercayai kalau Apel yang bisa membuat orang saling membunuh untuk mendapatkannya itu tetapi para Meraid yang seharusnya menganggapnya seperti harta malah tidak peduli dengan itu.
Ini memang tidak bisa disalahkan melihat para Mermaid yang memang sama sekali tidak membutuhkan Apel Emas itu karena memang mereka tidak pernah sakit seumur hidupnya, bahkan banyak diantara mereka yang tidak tahu dan tidak mau tahu tentang Apel Emas itu.
"Itu berarti aku bisa mengambilnya?"
"Terserah sih...kami juga tidak melarang."
"Ta-tapi kenapa kau mengajukan syarat seperti itu?"
"Itu karena ada suatu makhluk yang menjaga Apel Emas itu...yah walaupun kita juga gak peduli sih."
"He-he~h jadi seperti itu?"
"Dan juga tempat dimana Pohon Apel itu berada juga hanya kita yang tahu, jadi anggap saja syaratku itu sebagai biaya mengambil dan mengantarkannya."
Rasa penasaran Edward pun mulai tumbuh besar mendengar itu, dia pun menjadi bersemangat karena ingin mengetahui tempat dan juga makhluk yang menjaga pohon Apel itu.
"Ehm! Bagaimana kalau kami sendiri yang akan mengambil Apel itu dan umm...kita rubah syaratnya."
"Mengubah syarat?"
"Kalau kau menginginkan lelaki yang kuat, berarti anggap saja aku juga menginginkan wanita yang kuat, jadi Ehm! Jika kau bisa mengalahkan salah satu dari gadis-gadis yang ada di pantai itu maka aku akan menerimamu, ditambah walau kamu menang atau kalah aku juga akan tetap memasukkan kalian ke anggota dari Kekaisaranku."
"Bergabung dengan Kekaisaran? Kenapa?"
"Kau tahu ada banyak hal luar biasa yang tidak kalian ketahui di darat? Siapa tahu juga nanti akan ada sihir yang bisa membuat kalian semua bisa hidup di darat, yah siapa tahu pada saat kalian menjadi warga dari Kekaisaran dan kalian mendapatkan akses ke perpustakaan sihir, maka akan bisa belajar sihir seperti itu."
Lorelei mulai tertarik dengan pembahasan ini, dia pun mulai penasaran dengan kehidupan para makhluk darat.
"Jadi jadi, apa ada hal menarik lain di darat?"
"Tentu itu ada, mulai dari makanan, festival, dan masih banyak lagi hal yang menarik di darat."
"Hmmm...kalau begitu aku akan mendiskusikan ini dengan temanku dulu dan juga aku menerima tantanganmu itu!"
Lorelei pun menjadi bersemangat mendengar tantangan Edward yang ia sebutkan tadi karena yang ia lihat di sana hanyalah ada sekumpulan anak-anak dan satu orang wanita dewasa, itu membuat kesempatan Lorelei untuk menang menjadi lebih tinggi.
"Ya baiklah kalau begitu cepat sembuhkan Kon karena aku akan kembali dulu buat mengabari yang lain dulu."
Sihir pemikat yang mempengaruhi Kon pun akhirnya terlepas dan Kon kembali sadar.
"Aku...EH?!"
Kon merasa sangat malu mengingat apa yang telah ia lakukan saat berada di dalam pengaruh sihir dari Lorelei itu, dia terus memeluk Lorelei dengan erat yang membuat wajah Kon menjadi memerah ketika mengingat tentang itu.
Setelah cukup dengan rasa malunya, Kon pun merasa depresi sekarang karena mengingat itu semua dengan sangat jelas, dia berdiam diri duduk di pojok gua itu menjauh dari Edward dan Lorelei.
"Hiks...aku...aku sudah...hiks..."
Edward yang melihat itu pun segera menghampiri Kon dan memegang bahunya.
"Kon..."
Karena bahunya dipegang oleh Edward, Kon menoleh ke arahnya dengan ekspresi agak sedih dan depresi mengingat dirinya yang terkena sihir pemikat dari Lorelei.
"Tuan Edward..."
"Tenanglah Kon, selama kalian saling suka, masih diperbolehkan kok...mungkin..."
"Tuan Edward, itu sama sekali tidak membuatku senang sama sekali!"
Akhirnya dengan bantuan Lorelei, Edward dan Kon bisa kembali menuju ke pantai dengan cepat.
Edward pun merasa terkesan dengan pemandangan di bawah laut yang indah ini, banyaknya terumbu karang yang bermacam-macam, ditambah dengan biota laut yang beragam mendiami laut di sana sehingga tidak salah jika para Mermaid memilih tempat ini menjadi tempat tinggal mereka.
Mereka semua pun hampir tiba di bibir pantai, sihir Es yang tadi membekukan lautan pun sudah mencair sepenuhnya karena itu hanyalah sihir yang bersifat sementara.
Takdir sebagai Mermaid pun membuat Lorelei tidak bisa naik ke daratan sehingga dia harus tetap berada di lautan sehingga mau tidak mau dia tidak bisa ikut bersama Edward.
"Aku sampai di sini saja."
"Apakah tidak apa-apa menunggu di sini?"
"Aku tidak punya pilihan lain, lagipula Mermaid kan tidak bisa berjalan di darat dan juga aku tidak bisa bertahan terlalu lama di daratan."
Entah kenapa Edward dan Kon merasa kasihan kepada Lorelei yang tidak akan pernah bisa merasakan kehidupan di darat seperti mereka.
Edward pun mempunyai ide, karena Chamuel itu menguasai sangat banyak sihir maka dia berpikir untuk mencoba berbicara dengannya nanti.
"Baiklah kalau begitu tunggu saja di sini, nanti aku akan kembali sesegera mungkin."