Unduh Aplikasi
31.42% The Tales of Lixe / Chapter 32: The Emperor of The Death Arc: The Flower Under The Sea part 3

Bab 32: The Emperor of The Death Arc: The Flower Under The Sea part 3

Apakah kau pernah mendengar dongeng tentang para Mermaid? Ya, dongeng tentang makhluk yang mempunyai tubuh setengah berbentuk perempuan yang cantik dan setengah lagi berbentuk ikan, mereka adalah makhluk yang dikatakan menghuni lautan yang tidak akan segan-segan menipu para pelaut dengan nyanyiannya yang sangat indah yang akan dengan sekejap menyihir para pelaut untuk mendekati mereka sebelum akhirnya menyerang para pelaut itu.

Makhluk yang juga terkenal akan kisah cintanya yang juga sangat menyedihkan dan menyayat hati, kisah tentang seorang putri Mermaid kecil cantik yang jatuh cinta kepada makhluk darat yang dengan bodohnya membuang apa yang dia punya untuk menyusul pujaan hatinya dan akhirnya berakhir dengan tragis.

Itu semua hanyalah sebagian kisah dari para Mermaid yang ada di dalam dunia ini, dan entah kenapa di sini ada seorang Mermaid cantik yang juga suka mengimajinasikan cerita-cerita cinta yang berakhir tragis, dia adalah seorang Mermaid cantik dengan tubuh yang sudah bak model majalah, dia mempunyai rambut dan juga iris berwarna biru muda.

Paras dari Mermaid itu sangatlah cantik sehingga bisa dikatakan tidak ada wanita mana pun yang bisa dibandingkan dengan kecantikannya dengan sang ratu, dia adalah Lorelei Lereleilena Undine sang ratu dari para Mermaid yang sekarang tengah mengalami demam cinta.

"Ah...andaikan aku bisa bertemu dengan seseorang."

Lorelei selalu menghabiskan hampir semua waktunya hanya untuk berkhayal tentang menemukan cinta sejatinya, dia juga terkadang selalu menampakkan dirinya dengan kecantikan yang sangat luar biasa bernyanyi di atas sebuah batu karang.

Selama ini tidak ada orang yang selama ini bisa bertahan dengan kecantikan wajahnya bahkan tidak peduli laki-laki ataupun perempuan, dan juga kemolekan tubuhnya yang akan menggugah hasrat para laki-laki yang melihatnya, ditambah dengan suaranya yang sangat merdu bak Buluh Perindu yang akan menyihir siapa pun yang mendengarnya dan tanpa sadar menarik mereka ke dalam lautan.

"(sigh) Apakah di dunia ini tidak ada laki-laki yang cocok untukku?"

Lorelei selama ini sangat sulit untuk hanya sekedar menemukan cinta sejatinya, tentu salah satu sebabnya juga karena ras Mermaid memang hanya ada perempuan, walaupun ada perkawinan silang pun hasilnya juga akan sama yaitu akan menghasilkan Mermaid, bukan Half breed atau apapun.

Lorelei pun berbaring di tempat tidurnya yang merupakan sebuah kerang raksasa yang terletak di puncak bebatuan di dalam laut dengan banyak terumbu karang yang indah yang menghiasi lingkungan sekitar kamarnya.

Mungkin kehidupannya sebagai ratu dari Mermaid yang sangat cantik jelita itu memang menarik, tetapi juga nampak sangat membosankan karena tidak ada hal lain yang bisa dia lakukan selain memberikan benih-benih ke para Mermaid lain untuk membuahi telur mereka, dia tidak mempunyai hal lain untuk dilakukan lagi di dalam hidupnya.

Memang terkadang dia pergi ke permukaan dan bernyanyi dengan suaranya yang sangat merdu, dan pada saat itu juga ada Pelaut yang menghampirinya dan jatuh ke dalam perangkap, tetapi itu juga sangat lah jarang karena dia hampir tidak pernah keluar dari wilayah para Mermaid.

Lorelei memandangi langit dan melamun tentang kehidupannya yang sangat membosankan, dia berpikir tidak ada artinya kehidupannya ini jika dia bahkan tidak bisa menemukan cintanya atau bahkan menghasilkan keturunan.

"(sigh) Aku harap ada hal yang menarik terjadi di sini."

Para Mermaid adalah makhluk yang sangat unik, berbeda dari ras lain yang sangat suka membuat kerajaan dan berperang satu sama lain, ras Mermaid tidak peduli akan hal itu karena walau bagaimana pun mereka tidak bisa berjalan atau pun hidup di darat, mereka dilahirkan dan ditakdirkan untuk selalu hidup di dalam laut sehingga sama sekali tidak ada yang peduli dengan perebutan wilayah karena mereka adalah satu-satunya penghuni yang berakal di samping naga laut.

Di sana pun muncul seorang Mermaid yang merupakan bawahan dari Lorelei yaitu Shasa, dia adalah seorang Mermaid cantik dengan rambut coklat kemerah-merahan. Shasa adalah teman dekat dan juga merupakan orang yang sudah seperti asisten pribadi Lorelei.

"Lorelei, apa kau masih mengkhayal tentang cinta sejatimu lagi?"

"Habis...selama ini aku sama sekali tidak pernah merasakan itu."

"(sigh) Apakah bagi kita itu penting? Lihat saja kita bahkan tidak bisa hidup di daratan untuk waktu yang lama."

"Aku tahu, tetapi aku...(sigh) walaupun aku bilang juga Shasa gak akan ngerti."

Lorelei memang dianggap aneh karena dia selalu mendambakan itu di samping fakta bahwa dirinya adalah bagian dari ras Mermaid yang selalu hidup di laut.

"Ya ya aku tahu, (sigh) padahal kalau kau mau, kau bisa mendapatkan laki-laki yang banyak dan menambah stok kita."

Itu sama sekali tidak mengherankan karena hanya dengan nyanyiannya saja Lorelei bisa membuat para pelaut jatuh hati sehingga mereka tidak sadar kalau perahu mereka menuju ke karang dan menyebabkan perahu mereka hancur dan mereka semua pun menjadi mangsa para Mermaid.

"Ngomong-ngomong kenapa kau di sini?"

"Ah benar juga, ini sudah waktunya!"

"E~h lagi?"

"Jangan bilang seperti itu, ini merupakan berkah bagi kita karena dia adalah Mermaid tersubur jadi setidaknya dia bisa menampah populasi kita lagi! Selain itu sudah tugasmu kan sebagai ratu untuk bertanggung jawab dengan itu? tetapi malah kau sama sekali gak bisa menghasilkan telur, setidaknya berterima kasih lah kepadanya."

Lorelei menjadi seorang ratu bukan hanya karena dirinya adalah Mermaid tercantik dari Mermaid-Mermaid yang lain, tetapi karena kemampuan spesialnya yang telah menyelamatkan para Ras Mermaid dari ambang kepunahan.

"Ya ya aku mengerti, intinya aku hanya harus melakukan yang biasanya kan?"

Lorelei pun bangkit dan menghampiri Shasa.

"Baiklah ayo kita kesana sekarang."

"Nah begitu dong."

Mereka berdua pun mulai berenang menuju ke tempat dimana para Mermaid yang telah menghasilkan telur berada.

Ras Mermaid adalah ras yang langka karena jumlah mereka yang tidak sampai seribu orang, oleh karena itu dulu mereka sangat gencar mencari mangsa agar ras mereka tetap ada di dunia ini, tetapi meskipun seperti itu jumlah mereka tetap lah menyusut dan itu membuat para Mermaid merasa putus asa, akan tetapi semenjak kehadiran Lorelei menjadi ratu, itu semua berubah karena kemampuannya untuk memberikan benih-benih ke telur secara langsung tanpa memerlukan hubungan khusus.

Tentu mereka para Mermaid bisa melakukan hubungan seperti itu kepada lelaki ras lain untuk memperoleh keturunan, akan tetapi seperti yang pernah White bilang kalau kemungkinannya sangat lah kecil sehingga dibutuhkan sangat banyak waktu sampai-sampai banyak laki-laki yang mati sia-sia karena kelelahan sehingga kehadiran Lorelei sangat berharga bagi mereka semua meskipun dirinya sendiri tidak pernah bisa menghasilkan telur.

"Tetapi bukannya ini juga akan menjadi masalah?"

"Masalah? Apa yang kau maksud?"

"Beberapa tahun ini kan ras kita telah mengalami ledakan penduduk yang sangat besar, aku hanya bertanya bagaimana dengan makanan kita?"

"Walaupun kita ada beratus-ratus ribu atau berjuta-juta orang sekalipun, itu tidak masalah karena satu-satunya yang menghuni lautan selain para naga air itu hanya kita, lagian kan bagus jika ada lebih banyak lagi."

Meskipun masalah menyusutnya populasi Mermaid sudah teratasi berkat Lorelei, tetapi itu menciptakan kekhawatiran baru melihat Lorelei yang tidak pernah menghasilkan telur sehingga kekuatan spesialnya itu bisa jadi tidak terwariskan dan mereka pun akan mengalami permasalahan yang sama.

"Lagian seharusnya kan ratu itu yang paling subur, kenapa malah kau malah-"

"Mana aku tahu tentang itu! Siapa juga yang mau menghasilkan telur kalau hanya untuk dibuahi oleh benih laki-laki antah berantah yang bahkan aku tidak kenal dan membuatnya menjadi penerus?!"

"(sigh) Muncul lagi deh, ratu yang suka Drama. Sebenarnya aku lebih berharap kalau kau lebih mengkhawatirkan tentang ras kita karena jika setelah sepeninggalmu tidak ada lagi yang mempunyai kekuatan sepertimu lagi, maka ras kita akan benar-benar punah."

"Baiklah akan aku usahakan...mungkin."

Mungkin ini adalah suatu keberuntungan karena laut tempat tinggal para Mermaid sangat lah jauh dari tempat berlangsungnya perang besar pertama maupun kedua sehingga tidak ada korban yang jatuh akibat dua perang terbesar itu, mungkin jika mereka berada di tengah-tengah tempat perang besar itu maka tidak diragukan lagi mereka hanya akan menjadi sejarah.

Akhirnya Lorelei dan Shasa pun sampai di sebuah tempat dimana para Mermaid berkumpul menunggu ratu mereka, Lorelei memberikan benih-benih kepada para Mermaid agar mereka bisa menghasilkan generasi baru dan menambah populasi dari Mermaid.

"Hei Lorelei!"

Di sana ada seorang Mermaid wanita yang mempunyai wajah yang imut dan cantik, Mermaid itu memiliki rambut berwarna Pink dan juga iris berwarna biru layaknya lautan.

"Oh my, Sudah kuduga kau lagi Nirvelli, apa kau tidak lelah menghasilkan telur sebulan sekali?"

Nirvelli adalah teman masa kecil dari Lorelei yang selalu ceria dan yang lebih penting lagi ialah dia sangat subur, bahkan meskipun dia mempunyai usia yang sama dengan Lorelei, dia sudah memiliki puluhan anak.

Tentu itu semua tidak terlepas dari keunikan dari ras Mermaid, berbeda dengan manusia yang bisa hamil, Mermaid sama sekali tidak hamil, mereka hanya akan mengeluarkan telur segera setelah Lorelei memberikan benih-benih kepada mereka dan telur itu lah nantinya akan menetas dan menghasilkan generasi baru.

"Yah bagaimana lagi, ini semua demi keberlangsungan hidup, tetapi banyak loh yang bantuin jaga anak-anakku jadi aku sama sekali gak lelah dan bisa terus bertelur."

Para ras Mermaid sangat lah berbeda dengan mamalia, mereka tidak menyusui anak-anaknya karena pada dasarnya para Mermaid yang baru lahir sudah mampu makan makanan seperti yang lainnya.

"Jadi kapan kamu punya anak?"

Lorelei terlihat kesal karena mendengar kata-kata itu padahal orang yang mengeluarkan akata-kata itu sendiri sudah tahu kalau dia tidak bisa bertelur karena alasan yang tidak diketahui.

Lorelei pun tersenyum kepada Nirvelli, tetapi itu bukan senyum bahagia atau apapun, melainkan senyum untuk menyembunyikan kekesalannya.

"Hey Nirvelli, bolehkah aku memukulmu?"

"Eh, kenapa?"

"Dasar...Air-Head!"

Lorelei menjitak kepala Nirvelli dengan keras sehingga Nirvelli merasakan kesakitan sampai-sampai dia jatuh tersungkur dengan benjolan di kepalanya.

Nirvelli pun bangkit dan memegang bagian kepala yang dijitak oleh Lorelei dengan ekspresi kesakitaan sampai-sampai matanya pun mau mengeluarkan air mata.

"Lorelei, jahat."

"Kau bahkan lebih jahat! Sudah tahu kalau aku tidak bisa bertelur tetapi masih saja mengulangi pertanyaan yang sama setiap bertemu denganku!"

"Kalian, sudah cukup basa-basinya."

"(sigh) Kali ini akan aku maafkan kau, tetapi..."

"Tetapi?"

"Tetapi jika sampai kau mengulangi itu sekali lagi jangan harap aku akan mengampunimu!"

"E~k!"

"Kalian berdua ini memang tidak pernah berubah ya? Baaiklah kalian semua, cepat berbaris!"

Akhirnya para Mermaid yang sudah berkumpul itu berbaris di depan Lorelei.

Lorelei pun memejamkan matanya untuk bersiap mengeluarkan sebuah sihir spesial, sihir itu buan lah sihir yang sembarangan melainkan sihir yang entah kenapa hanya dimiliki oleh Lorelei sang ratu Mermaid.

Lingkaran sihir pun mulai terlihat mengelilingi para Mermaid yang berbaris di depan Lorelei sambil Lorelei menyanyikan sebuah lagu dengan suara yang sangat merdu.

Semua Mermaid yang mendengarkan suara nyanyian merdu yang penuh keajaiban dari Lorelei pun seperti biasanya mereka selalu takjub, bahkan semua mata memandangi Lorelei dengan penuh akan rasa takjub akan keindahannya.

Laut pun terlihat berkilauan dengan sangat indah seolah-olah juga terlihat sangat senang ketika mendengar suara merdu dari Lorelei.

Pesona dari suara yang sangat merdu dari Lorelei itu sangat lah hebat, setiap suara nyanyian dari Lorelei bahkan seolah-olah mengandung keajaiban itu sendiri, suara merdu yang bahkan dikatakan mampu menaklukkan para Dewa sekalipun.

White yang mendengar itu juga ikut merasa sangat takjub akan keindahan suara dari Lorelei, dia bahkan sampai mematung, hatinya bahkan merasakan rasa kebahagiaan hanya dengan mendengar suara nyanyian dari Lorelei.

"Ini kah keajaiban dari ratu para Mermaid?"

"White-chan ada apa?"

"Aku mendengar suara nyanyian yang sangat indah dari ratu Mermaid."

Memang White tahu kalau para Mermaid dikenal karena suara mereka yang sangat indah, tetapi dia tidak pernah menyangka kalau yang sebenarnya akan seindah ini sehingga dirinya merasa sangat kagum.

"Yaa dari apa yang Chamuel denger sih memang begitu."

"Sebelumnya aku memang sudah tahu kalau Mermaid itu mempunyai suara yang indah, tetapi aku sama sekali tidak menyangka akan seindah ini."

Setelah mendengar suara dari ratu Mermaid, White pun mulai mengira kalau ratu Mermaid adalah seorang wanita yang sangat cantik yang bahkan mungkin melebihi semua wanita yang ada di dunia ini.

"Nona Chamuel, aku merasa mungkin dia adalah wanita tercantik di dunia ini."

"Eh? Masa?!"

"Ya, kombinasi dari kecantikan parasnya, wujudnya, ditambah dengan sihirnya yang bisa memikat dan juga suaranya yang sangat luar biasa. Bahkan aku berpikir bukan hanya laki-laki saja, perempuan pun bisa terpesona dengannya."

"Eh, bukannya kalau begitu, Ed-chan bisa dalam bahaya! Ed-chan!"

Sejujurnya Edward sendiri merasa tidak yakin dengan dirinya, dia tidak tahu seperti apa ratu dari para Mermaid dan seperti apa kecantikannya, tetapi dia harus melakukannya atau perang akan benar-benar terjadi.

"Ya, aku tahu, tetapi entah kenapa setelah melihat yang sebenarnya aku sama sekali tidak merasa kalau Mermaid itu tidak sejahat seperti yang orang-orang katakan."

"Itu lah yang namanya terperdaya, Ed-chan! Sadarlah!"

"Tidak, aku masih sadar."

Memang semenjak dia sampai dan melihat sendiri seperti apa Mermaid itu, dia menjadi berpikir bahwa sebenarnya Mermaid itu sama sekali tidak sejahat seperti yang orang-orang pikirkan selama ini.

"Lalu, kenapa Ed-chan bisa yakin?"

"Tidak ada, aku hanya merasa kalau mereka ini sebenarnya tidak jahat sama sekali."

Itu semua bukan tanpa alasan karena Edward sendiri hanya mendengar kisah Mermaid dari para pelaut yang juga belum pernah memastikannya.

Dengan adanya rumor itu, tentu tidak ada yang berani mendekati tempat dimana para Mermaid berkumpul, tetapi apa yang Edward dengar dan lihat sekarang benar-benar lah berbeda, dia hanya melihat Mermaid yang bermain dengan gembira berenang kesana-kemari dengan senyum di wajahnya.

"Kurasa aku memang tidak boleh termakan oleh rumor ya?"

"Ed-chan, mungkin saja mereka menyembunyikan sifat aslinya lho!"

"Iya aku tahu, oleh karena itu aku yang akan memastikan sendiri."

"Ngomong-ngomong Ed-chan, bagaimana cara kita dapetin Apel Emasnya?"

Tentu Edward tidak ingin terlalu lama karena perang bisa dimulai kapan pun, dia harus memikirkan cara tercepat untuk bisa mendapatkan Apel tersebut tanpa menyebabkan permusuhan.

Edward pun meletakkan bola kristal yang ia buat untuk memeriksa keadaan Mermaid dan melihat ke arah Lily dan Arashel yang sedang bertanding bola Voli.

"Sebenarnya aku berniat ke sana sendirian."

"Se-sendirian? Apa Ed-chan yakin?"

"Ya, aku mempunyai tujuan tertentu selain mengambil Apel."

"Tujuan?"

"Sebenarnya aku ingin mendapatkan mereka semua."

Chamuel dan yang lainnya terkejut dengan apa yang Edward katakan, bahkan White yang berjemur di bawah sinar mentari pun ikut terkejut mendengarnya.

"Tuanku, kurasa itu akan sangat berbahaya, jadi saya mohon bawa saya bersama Anda."

"Jangan khawatir, aku tidak akan kenapa-napa."

Tentu mereka semua akan menolaknya karena mereka tidak mau kalau Edward sampai mempunyai hubungan dengan para Mermaid antah berantah itu yang bahkan tidak sebanding dengan sang Cahaya.

"Ed-chan gak boleh! Pokoknya gak boleh!"

"Hah apa yang kau maksud dengan gak boleh?"

Arashel yang mendengar itu juga merasa tidak enak sampai-sampai dia mengalihkan fokusnya dan tidak sadar kalau Lily sedang men-Smash bola Voli ke arahnya.

"Darling...apa kamu berniat menggoda wanita lai-"

"Smash!"

"Eh?!"

Bola Voli itu pun mengenai kepala Arashel dengan keras sehingga dia jatuh tersungkur.

Tentu yang dimaksud Edward dengan itu bukan lah dia ingin menjadikan mereka semua menjadi seperti selir atau apa, tetapi lebih ke dia ingin menjadikan mereka bagian dari Kekaisaran Aritophia dan juga Edward mempunyai kekhawatiran sendiri kepada ras Mermaid dimana kalau seandainya berita tentang Apel Emas itu diketahui oleh banyak orang maka mereka pasti akan memburu Mermaid untuk mendapatkan Apel Emas itu.

"Yang aku maksud dengan itu adalah karena aku bermimpi untuk mempunyai negeri dimana semua ras bisa hidup berdampingan, dan juga aku ingin melindungi mereka semua."

"Jeez Ed-chan ini! hampir saja jantung Chamuel copot!"

"Kau sendiri yang salah mengartikannya."

"Jadi Ed-chan ingin para Mermaid itu bergabung dengan kekaisaran Aritophia gitu?"

"Yap, dan kau juga dengar kan kalau mereka sangat khawatir dengan menyusutnya populasi mereka?"

Chamuel memang bisa memaklumi karena para Mermaid sendiri tidak mempunyai laki-laki dari rasnya jadi akan sangat sulit membuat mereka berkembang biak dan juga ini merupakan suatu keajaiban kalau mereka masih bisa bertahan selama ini dari kepunahan.

"Ya, Chamuel tahu tapi bagaimana caranya?"

"Tenang saja aku punya cara, kau dan yang lainnya fokus saja untuk mencari Apel itu dan aku akan mengurusi ini sendiri."

Edward pun melihat ke sekelilingnya yang disana ada para wanita yang memakai pakaian renang. Edward tidak tahu kenapa malah menjadi seperti ini, misi yang seharusnya dilakukan dengan serius, tetapi semua orang malah bersantai dan menikmati pantai, bahkan White sekalipun sedang sangat bersantai menikmati pantai, dia memakai kacamata hitam dan tiduran di bawah payung dengan segelas minuman yang berada di meja tepat di sampingnya.

Edward pun hanya menghela napas karena dia adalah satu-satunya orang yang tidak bisa menikmati ini.

"(sigh) Tetapi kenapa semuanya malah menjadi seperti ini?"

"Tenanglah Ed-chan, kita semua juga butuh liburan lho, lagian tempat tinggal para Mermaid kan tepat di tengah-tengah sana."

"Ya tuanku, sekali-kali bukan kah Anda perlu liburan?"

"Mana bisa aku liburan di saat akan ada perang yang bisa mulai kapan saja."

"Sudah-sudah tenang aja dan makan semangka ini."

Chamuel dan yang lainnya masih merasa khawatir dengan Edward karena jika memang rumor itu benar maka Edward mungkin akan terperdaya dengan mereka.

"Ed-chan, apa Ed-chan yakin baik-baik saja?"

Tentu Edward sendiri masih merasa ragu dengan itu, dia mungkin akan merasa biasa saja ketika melihat wanita secantik apapun, tetapi itu lain halnya jika dia menggunakan sihir atau sejenisnya, dia masih tidak merasa yakin dengan kemampuannya untuk mengatasi sihir seperti itu.

"Ehm! Sebenarnya aku pun tidak yakin, tetapi...ya kurasa akan lebih bagus kalau aku menunjukkannya langsung."

Edward pun berjalan mendekati Chamuel dan menatapnya dengan serius.

"Chamuel, coba kau gunakan sihir Cintamu itu kepadaku."

"Eh? A-ada apa ini? kenapa Ed-chan tiba-tiba-"

"Sudah lah cepat gunakan!"

Chamuel terlihat kebingungan, tetapi dia juga terlihat bahagia karena akhirnya Edward mengizinkan dia menggunakan sihir cintanya itu lagi.

"Baiklah Chamuel ngerti, tapi jangan nyesel ya Ed-chan!"

Chamuel dengan wajahnya yang terlihat senang pun berpose, dia menyatukan kedua tangannya yang terbungkus oleh sarung tangan putih itu.

"Baiklah Chamuel mulai!"

Chamuel berpose dengan semua jari yang ada di tangannya membentuk sebuah simbol hati, dia pun sedikit memiringkan kepalanya dan menutup mata kirinya.

"Takluklah dengan keimutan Chamuel, Mero-mero Kyu~n!"

Tiba-tiba dari tangan Chamuel yang membentuk simbol hati itu mengeluarkan cahaya pink yang menuju ke Edward. Cahaya pink itu pun merasuk ke dalam diri Edward dan membuat tubuh Edward seolah-olah bersinar, bahkan sekarang tubuh Edward yang bersinar pun mengeluarkan simbol hati di sekitarnya.

"Ehem bagaimana Ed-chan? Apa Ed-chan sekarang jadi cinta dengan Chamuel? Apa sekarang jadi pengen nikahin Chamuel?"

Lily dan yang lainnya terlihat tidak senang dengan ini karena menggunakan sihir untuk merayu itu sangat dilarang dalam perjanjian rahasia mereka.

"Chamu, curang!"

"Semuanya adil dalam cinta dan perang!"

"Mum...kalau begitu Lily juga!"

"Tenanglah nona Lily, tuanku bukanlah orang yang akan kalah dengan sihir seperti itu, yang lebih penting lagi bolanya datang!"

Arashel memanfaatkan momen itu untuk men-Smash bola ke arah Lily.

"Smash!"

Bola voli pantai itu pun mengenai kepala Lily, tetapi itu tidak cukup kuat untuk bisa membuatnya jatuh tersungkur seperti Arashel tadi.

"Yay, Revenge!"

Chamuel pun dengan wajah bahagianya mulai memeluk tubuhnya sendiri dan membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Kya~ akhirnya masa-masa kemenangan Chamuel datang juga setelah ribuan tahun menunggu!

'ah...tidak aku sangka selama ini ada gadis tercantik tepat di hadapanku'

'Ed-chan jangan...kita...kita...'

'tenanglah tuan putriku, aku akan membuatmu terjatuh ke dalam...'

'Ah...Ed-chan...suka' bercanda...Kyaha!"

Chamuel pun perlahan membuka mata kirinya dan mengintip Edward, tetapi Edward sama sekali tidak terlihat aneh, dia hanya terlihat seperti Edward yang biasanya.

"E~h sihir Chamuel gak berefek?"

Edward sebelum dia memerintahkan Chamuel untuk melakukan itu, dia sudah memperkirakan kalau sihir Chamuel tidak akan berefek apapun lagi kepada dirinya.

"Sudah aku duga kalau tubuhku sudah terbiasa."

"Apa yang Ed-chan maksud?"

"Karena tubuhku pernah menerima serangan sihir cinta darimu berkali-kali jadi tubuhku semakin terbiasa."

"E~h apa itu mungkin?"

"Entahlah, tapi...akan aku ceritakan kisahku dulu. Pada saat aku kecil, aku pernah berburu kelinci tetapi aku sama sekali tidak menemukan satu ekor pun, lalu pada saat itu aku menemukan dan akhirnya memakan jamur beracun karena kelaparan, yah berkat itu aku menjadi demam dan pusing selama seharian penuh bahkan aku selalu berhalusinasi kalau ada monster di luar gubuk, tetapi kau tahu apa yang terjadi setelah aku sembuh dan kembali memakan jamur itu?"

Chamuel pun menelan ludahnya, dia mendengarkan kisah Edward dengan sangat serius sehingga ekspresi wajahnya seolah-olah seperti seseorang yang sedang mendengarkan cerita horror.

"A-apa yang terjadi?"

"Setelah aku periksa keadaan tubuhku ternyata..."

"(Gulp) Te-ternyata?"

"Ternyata tidak terjadi apa-apa. Tubuhku telah sepenuhnya beradaptasi sehingga racun di dalam jamur itu sudah tidak berefek lagi."

"(sigh) Chamuel pikir Ed-chan mau cerita horror, ternyata..."

"Sejak kapan aku mengatakan seperti itu?"

"Lagian kenapa Ed-chan malah makan jamur itu lagi setelah tahu kalau jamur itu beracun?"

Edward pun juga berpikir demikian, dia heran kenapa dirinya saat kecil menjadi seperti itu.

"Mungkin karena aku kelaparan, kau tahu kan seberapa sulitnya menjadi gelandangan?"

"Entah kenapa Chamuel malah jadi sedih mendengarnya."

Edward kecil memang lah anak yang seperti itu, dia berusaha belajar bertahan hidup dengan menggunakan semua yang dia punya walaupun itu berbahaya sekalipun, tetapi berkat itu Edward yang sekarang menjadi kebal terhadap racun yang mematikan sekalipun.

"Ehem! Jadi intinya aku merasa khawatir jikalau Ratu Mermaid mempunyai sihir yang berefek sama, tetapi beda dengan Chamuel."

"Jadi begitu, tuanku Anda khawatir kalau sihir itu mempan kepada Anda."

"Yap, walaupun aku pikir kemungkinannya kecil sih karena dari yang aku pelajari, sihir Cinta Chamuel itu bekerja dengan mensugesti seseorang, intinya sihir itu membimbing pikiran, perasaan, atau dan juga perilaku orang yang terkena, dan seperti yang kau tahu jika sihir seperti itu tidak terlalu berefek kepadaku."

Chamuel terkesan karena Edward bisa menebak dan juga menjelaskan kekuatan dari sihirnya.

"Ehm! kalau begitu Ed-chan, mau Chamuel keluarin sihir Cinta level selanjutnya? Kalau Ed-chan sudah bisa mengatasi sihir itu mungkin Ed-chan jadi kebal."

"Eh, masih ada?"

"Tentu saja lah, mana mungkin Chamuel Cuma buat kaya begitu, ya walaupun itu butuh persyaratan khusus."

"Syarat khusus?"

Chamuel sedari dulu memang sangat suka mengembangkan sihir-sihir penggoda, tentu itu biasanya digunakan untuk membantu orang lain agar lebih mencintai satu sama lain, tetapi dia juga menciptakan sihir ini untuk digunakan terhadap tuannya yang sangat ia rindukan.

Chamuel pun nampak malu-malu mengatakan syarat dari sihir cinta level selanjutnya itu.

"Sya-syaratnya itu harus Ki-kiss."

"Baiklah kalau begitu lupakan saja."

"Tunggu Ed-chan, ca-caranya bisa juga kok dengan ki-kiss yang tidak langsung."

"Tidak langsung? Apa maksudmu?"

"Ed-chan, jangan gerak."

Chamuel pun menempelkan ujung jarinya ke bibir Edward, kemudian dia menempelkan ujung jarinya itu ke bibirnya.

Pada saat itu Edward melihat sesuatu yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya, wajah malu-malu dengan mata yang berkaca-kaca seorang Chamuel yang selama ini selalu tanpa rasa malu menempel kepadanya.

"E-Ed-chan, jangan pandangi Chamuel kaya begitu, itu membuat Chamuel..."

"Eh, apa yang terjadi kepadanya?"

Chamuel pun hanya terdiam tidak berani melihat ke arah wajah Edward, dia menundukkan wajahnya dengan muka yang memerah.

"Sebenarnya apa yang terjadi kepadamu?"

White melepaskan kacamata hitamnya dan melihat ke arah Chamuel yang sekarang mukanya memerah.

"Ini...apa jangan-jangan efeknya berbalik?"

"Berbalik? Maksudmu efek sihir Cintanya memantul ke Chamuel sendiri?"

"Kemungkinannya, tetapi bagaimana?"

White pun segera bangkit dan mendekati Edward, dia melakukan sesuatu yang sama dengan yang telah Chamuel lakukan sebelumnya.

"Tunggu White, apa yang mau kau lakukan?"

"Saya hanya mau mencoba apakah asumsi saya benar."

White menempelkan ujung jarinya yang telah ia tempelkan ke bibir Edward ke bibirnya sendiri dan pada saat itu White merasakan sesuatu yang sangat hebat, jantungnya berdegup kencang dan dia pun merasakan hal yang sama dengan yang Chamuel rasakan.

White pun sama seperti Chamuel, dia memalingkan kepalanya untuk menghindari tatapan dari Edward yang saat ini berpikir keras tentang sebenarnya apa yang terjadi dengan Chamuel dan White.

"Ma-maafkan saya tuanku, tetapi bi-bisakah Tuanku tidak menatapku seperti itu?"

"Hmmm...apa jangan-jangan!"

"Se-sepertinya Anda be-berhasil meniru sihir cinta nona Chamuel."

Edward memang sudah menduga ini, tetapi dia tidak mau meniru sihir yang tidak ia sukai ini dan juga dia bahkan tidak tahu bagaimana dia bisa meniru sihir ini.

"Oi Chamuel, bagaimana cara menghapus sihir ini?"

"Ma-maaf Ed-chan tapi Chamuel sekarang...u~ kenapa Chamuel bisa kaya gini."

Bagi Chamuel, ini adalah pertama kalinya dia tahu efek yang ditimbulkan oleh sihirnya sendiri, dia tidak menyangka kalau efeknya akan seperti ini.

Edward pun memegang kedua pundak Chamuel dan menatapnya dengan serius.

"Jangan bercanda! Cepat katakan bagaimana cara menghapus sihir ini!"

Wajah Chamuel pun semakin memerah dan seolah-olah tengah mengeluarkan asap karena saking kuatnya efek sihir Cinta itu.

"(Blush) Uwee~"

"Darling, lebih baik kalau Darling menjauh dulu dari mereka berdua atau mereka berdua akan terkena serangan jantung."

Melihat Chamuel yang seperti itu Edward pun memutuskan untuk menuruti kata-kata Arashel, dia melepaskan Chamuel dan berjalan menjauhinya.

"(sigh) Kalau begitu aku menyerahkan mereka berdua kepada kalian ya?"

"Ed, mau kemana?"

"Aku mau jalan-jalan sebentar dan mencari Kon, aku yakin kalau dia masih memancing di sana."

"Ya~ hati-hati Ed!"

Edward pun berjalan menyusuri pantai sambil memandangi indahnya pemandangan pantai, tetapi Edward tetap tidak bisa menikmatinya karena sekarang ini sedang terjadi situasi panas antara dua kekaisaran.

"(sigh) Aku harap situasi tidak akan menjadi lebih buruk."

Setelah beberapa lama berjalan, akhirnya Edward pun melihat Kon yang tengah duduk di atas batu karang sambil memegang Joran.

"Dia masih di sana, sebenarnya sesuka apa dia dengan ikan?"

Edward pun berjalan menghampiri Kon yang tengah fokus untuk memancing itu.

"Oi Kon."

"Tuan Edward?"

Tetapi seperti yang lainnya, sihir cinta Chamuel masih tetap aktif yang menyebabkan Kon merasakan kegelisahan ketika melihat Edward berdiri di sampingnya.

Pada dasarnya sihir Cinta Chamuel terbagi menjadi beberapa level, dan level pertama dari sihir cinta itu ialah memikat dengan hanya tatapan yaitu sihir yang pertama kali Chamuel gunakan ketika berada di hutan kematian.

"Woah, tidak aku sangka kau berhasil menangkap banyak ikan!"

"Me-memancing sudah menjadi kebiasaanku jadi sudah gak heran."

Kon masih merasa penasaran tentang hal yang dikatakan Edward kepadanya yaitu tentang identitas asli dirinya yang merupakan si rubah ekor sembilan.

"Tuan Edward..."

"Hmmm...?"

"Apa benar kalau aku ini adalah...tidak, tidak apa-apa."

Edward pen mengelus kepala Kon dengan lembut.

"Sudah lah jangan terlalu dipikirkan kalau kau tidak mau, serahkan saja semuanya kepadaku dan aku akan membuat semuanya lancar."

Dari awal setelah mendengar cerita dari Kon, Edward memang sudah memprediksi kalau telah terjadi hal gila di sana, tentu Edward juga berencana memanfaatkan kebodohan orang-orang yang telah menyebabkan semua ini untuk mewujudkan tujuan sebenarnya dari Edward yang sudah ia pikirkan matang-matang.

"Tuan Edward..."

"Jangan khawatir, aku akan membuat semuanya berjalan seperti yang semestinya."

Edward pun menatap langit yang cerah itu dengan senyum di wajahnya, tetapi di dalam hatinya dia merasa bersalah kepada Lily karena dia merasa telah memanfaatkan Lily meskipun Lily sendiri tidak keberatan dan menyetujui itu.

Tiba-tiba joran dari Kon bergerak dan dengan segera Kon pun berusaha menahan dan menarik Reelnya.

"Be-berat!"

"Oi, jangan-jangan ini tangkapan besar!"

"Kelihatannya begitu, selama ini aku gak pernah merasakan tarikan sekuat ini!"

Kon pun terus berusaha menarik Reelnya sehingga terlihat ikan besar yang sudah terkena pancingannya mulai mendekat dan mendekat.

Edward yang melihat itu pun segera memegang jala dan menunggu agar ikan besar itu mendekat agar dia bisa menangkapnya.

"Bagus Kon, sedikit lagi!"

Tiba-tiba di sana terjadi sesuatu yang sebelumnya tidak pernah diduga-duga, ternyata ikan besar itu bukan lah ikan yang mereka kira, melainkan Lorelei yang tiba-tiba melompat dan menarik lengan Edward untuk berusaha membuatnya terjatuh.

"Tuan Edward!"

"Eh, a-apa? Bukannya dia-"

Dengan cepat Kon pun juga memegang tangan Edward untuk berusaha menyelamatkannya, tetapi kekuatan Kon kecil masih lah kalah dengan sang ratu Mermaid itu sehingga dia juga ikut terjatuh ke dalam laut sambil tangannya terus memegang dengan erat lengan Edward.

Bagaimana ini semua bisa terjadi?

Ini semua berawal ketika Edward telah berhasil menyalin sihir cinta milik Chamuel, sihir itu adalah sihir yang sangat merepotkan bagi Edward jika dia tidak bisa mengendalikannya dan ini adalah akibatnya.

Akibat dari aktifnya sihir itu, Lorelei bisa merasakan kehadirannya bahkan dari jarak yang sangat jauh.

Ini memang terdengar aneh tetapi tidak ada yang bisa merasakan kehadiran dari sang ratu Mermaid itu kecuali satu orang, tang pasti itu bukan lah White karena hawa keberadaan Lorelei yang sama seperti ikan bagi Edward dan yang lainnya.

Apakah ini berkat sihir itu ataukah tidak, kenyataannya tidak berubah, Lorelei yang melihat Edward untuk pertama kalinya pun merasakan hal yang sangat aneh, seolah-olah dia merasakan kesenangan di dalam hatinya ketika seperti seseorang yang telah melihat batu permata yang mahal.

[Zukyun!]

Suara dari hatinya yang telah tertancap panah asmara yang sangat tiba-tiba.

Di dalam hatinya pun mulai muncul keinginan untuk memilikinya, memiliki laki-laki itu untuk menjadi kekasihnya, menjadi kekasih dari ratu Mermaid yang tidak mempunyai pasangan.

Apa yang dia tidak miliki? Dia adalah wanita yang memiliki segalanya, dia memiliki kecantikan yang mampu menyihir baik wanita ataupun laki-laki, dia memiliki tubuh yang bagus, dia sudah memiliki banyak mutiara, dia sudah memiliki segalanya, tetapi entah kenapa dia tetap merasakan perasaan ragu.

"Ah...pangeranku..."

Memang ini terlalu berlebihan untuknya kalau cinta pertamanya adalah Edward yang merupakan sang Cahaya yang tidak pernah memalingkan pandangannya kepada hubungan romantis seperti yang Lorelei harapkan.

Lorelei memegang dadanya yang berdegup kencang sekarang dan dia mulai bertanya kepada dirinya sendiri tentang apa yang harus dia lakukan.

Melihat banyaknya gadis yang berada di samping Edward, Lorelei berpikir bahwa Edward sebenarnya adalah Playboy yang suka membuat Harem.

Itu tidak seperti Lorelei yang biasanya karena dia adalah orang yang menginginkan hubungan yang setara, tetapi entah kenapa dia merasa sangat ingin membuat Edward menjadi miliknya, tidak bukan itu, dia berusaha menjadi milik Edward.

Meskipun pemikiran itu terlihat bodoh terutama jika orang yang dia maksud adalah Edward, tetapi itulah demam cinta yang sedang ratu Mermaid itu rasakan.

Lorelei menyangga kedua pipinya dengan tangan sambil memandangi pujaan hatinya.

"Ah...bagaimana ini? apa aku harus mendekatinya? Apa aku harus berbicara dengannya? Ba-bagaimana kalau dia tidak tertarik kepadaku?"

Lorelei tetap merasa kebingungan dengan apa yang harus dilakukannya sekarang, semakin lama waktu berlalu untuknya berpikir, mungkin pujaan hatinya itu akan semakin jauh dari dirinya.

Setelah beberapa lama dia pun melihat Edward mulai berdiri dan pergi meninggalkan para gadis-gadis yang bersamanya.

Pada saat itu dia harus menentukan pilihannya, iya dia harus bergerak atau pujaan hatinya itu akan pergi entah kemana meninggalkannya.

"Ya, aku akan mencoba menemuinya...tapi..."

Ini adalah pertama kalinya Lorelei merasa seperti ini, merasakan perasaan yang sangat gugup hanya untuk menemui seorang lelaki.

Lorelei sang ratu Mermaid yang kecantikannya sangat luar biasa, merasakan kegugupan dan ketakutan memikirkan Edward yang bahkan tidak ia kenal sebelumnya.

"Ba-bagaimana ini? a-aku merasa sangat gugup."

Edward juga terlihat sama sekali tidak menyadari Lorelei yang mengawasinya dari laut karena hawa keberadaannya yang seperti ikan sehingga Edward hanya mengira kalau itu hanyalah ikan biasa.

Lorelei terus mengikuti dan mengawasi Edward dari laut sambil mengumpulkan keberaniannya untuk menyapanya.

Pada saat itu dia pun melihat sesuatu yang membuatnya terkejut karena Edward berjalan mendekati seorang wanita rubah yang tengah memancing.

"Si-siapa wanita itu? a-apa jangan-jangan dia!"

Melihat Edward yang berbicara akrab dengan wanita rubah itu membuat Lorelei merasa panas terutama ketika wajah wanita rubah itu terlihat malu-malu.

Tentu ini juga pertama kalinya dia merasakan perasaan seperti ini, dia bahkan tidak tahu kalau perasaan yang dia rasakan sekarang adalah rasa cemburu yang sangat besar.

"Grrr...apa-apaan wanita itu? kenapa dia terlihat akrab dengan dia?"

Lorelei pun menyadari ternyata ada kail yang berada tepat di depannya, itu memberi Lorelei ide tentang bagaimana dia menemui sang pujaan hatinya.

"Hmmm...baiklah kalau begitu aku akan menculiknya!"

Itu mungkin adalah ide yang sangat gila, tetapi tidak bagi Mermaid yang sudah terbiasa menculik lelaki dari ras lain untuk diambil benihnya.

Lorelei menarik senar kail itu sekuat-kuatnya sampai-sampai Kon merasakannya, dia terus menariknya sampai-sampai Kon berusaha sekuat tenaganya.

Akhirnya saat-saat yang dia tunggu pun datang yaitu Edward yang mulai mengambil jaring untuk mengangkat Lorelei yang Edward kira adalah ikan besar.

"Akhirnya...ah...akhirnya kau datang juga kepadaku."

Dengan cepat, Lorelei melompat di depan Edward dan membuatnya merasa sangat terkejut.

Ini memang benar-benar berada di luar prediksi Edward, dia sama sekali tidak menyangka kalau akan ada Mermaid yang menyamar menjadi ikan.

"Akhirnya...akhirnya..."

Lorelei pun menarik lengan Edward yang masih terkejut dengan event yang sangat cepat itu sehingga membuat Edward ikut dengannya untuk pergi ke laut, tetapi ada sesuatu yang tidak dia sangka sebelumnya yaitu gadis rubah itu juga menarik tangan Edward.

Tetapi meskipun seperti itu, kekuatan Kon kecil tidak bisa menyelamatkan Edward, malahan dia juga ikut terjatuh karena batu karang yang ia pijak juga licin.

Akhirnya mereka bertiga pun jatuh ke dalam laut bersama-sama.

Lorelei menarik Edward yang masih belum tahu apa situasi yang dia alami sekarang ini lebih dalam menuju ke tempat dimana ia dan yang lainnya tinggal.

[Akhirnya...akhirnya...pangeranku]

Edward berusaha memberontak dengan mencoba melepaskan tangannya dari Lorelei, tetapi apa daya dia ketika diseret dengan kecepatan tinggi di dalam laut.

Edward pun tidak bisa berbuat banyak, bahkan dia juga tidak memiliki kesempatan untuk menghirup udara sebanyak-banyaknya sehingga dia sekarang merasa tersiksa karena tidak bisa bernapas.

Walau Edward berada di dalam situasi yang sangat berbahaya, Kon sama sekali tidak mau melepaskan tangan Edward, dia tetap memegang dengan erat lengan Edward walaupun dia sendiri juga tersiksa karena tidak bisa bernapas.

[Tidak akan kulepaskan! Tidak akan!]

Mereka berdua terus diseret dengan kecepatan yang tinggi oleh Lorelei sehingga mereka semua sampai di tempat dimana para Mermaid tinggal.

[Apa aku akan berakhir di sini?]

[Tidak...aku tidak mau...]

Tiba-tiba Edward mendengar suara seseorang dari dalam dirinya, suara dari orang yang sangat dia kenal yaitu sebuah siluet yang selalu menemaninya selama ini.

[Tenanglah...kamu tidak akan mati...]

Mendengar kata-kata itu Edward pun menjadi tenang.

[Ini semua adalah bagian dari rencana...]

Pandangan Edward pun mulai kabur dan matanya mulai menutup, dia pun akhirnya kehilangan kesadarannya karena dia sudah kehabisan udara.

Memang Edward yang sekarang itu kuat, tetapi sekuat apapun dia, dia tetap lah makhluk darat yang tidak bisa bernapas di dalam air juga tidak mempunyai sihir yang bisa membuatnya bernapas di dalam air terutama karena dia tidak mempunyai persiapan akan terjadinya hal yang semacam ini. oleh karena itu dia menjadi sangat lemah sehingga tidak bisa melakukan apapun saat ini.

[Tuan Edward...dia...]

Kon pun terus berusaha dan berusaha mendekati Lorelei dengan perlahan-lahan merambat melalui tangan Edward.

Akhirnya Kon pun berhasil, dia pun akhirnya segera menggigit tangan Lorelei dengan sehingga membuat Lorelei terkejut dan tanpa sadar melepaskan Edward.

"Aw...apa-apaan ini? oh tidak pangeranku!"

Dengan datangnya kesempatan, Kon pun dengan cepat membawa Edward bersembunyi di celah-celah batu dan dengan kebetulan dia menemukan sebuah gua yang sangat unik.

Tentu bukan tanpa alasan gua itu termasuk sebagai gua yang unik karena gua itu adalah sebuah gua di bawah laut yang di dalamnya terdapat kristal-kristal yang bersinar seperti lampu.

Gua itu adalah gua yang sangat unik karena walaupun terletak di bawah laut tetapi di dalamnya sama sekali tidak berisi air sehingga Kon bisa membawa Edward menuju ke sana.

"Uah...uhuk..uhuk!"

Beruntung Kon masih bisa bertahan karena dia sudah mengambil napas yang sangat dalam sebelum diseret masuk ke dalam laut sehingga dia tidak kehilangan kesadarannya.

"Apa...apa dia sudah gila tiba-tiba menyeret kita seperti itu?!"

Kon pun melihat ke arah Edward dan disana kekhawatirannya pun memuncak karena melihat Edward yang sudah tidak sadarkan diri.

"Tuan Edward!"

Segera dia langsung berlari mendatanginya dan mengecek keadaannya.

Kon pun berusaha menggerak-gerakkan badan Edward tetapi dia sama sekali tidak merespons, dia pun berusaha menepuk-nepuk bahu Edward tetapi masih sama sekali tidak ada respons.

Itu adalah saat-saat yang sangat gawat karena Edward bahkan sama sekali tidak bernapas.

[Tidak...apa yang sekarang aku harus lakukan? Berpikirlah Kon, gunakan semua yang kau punya! Ayo cepat atau dia akan benar-benar mati!]

Kon pun berpikir dengan sangat keras untuk berusaha menyelamatkan laki-laki yang sudah menyelamatkannya itu.

[Ayolah Kon! Ayolah diriku! Setidaknya buat dirimu berguna!]

Kon tetap berpikir dengan sangat keras sampai-sampai otaknya terasa sangat panas.

[Ayolah gadis rubah bodoh, Kau bisa melakukannya!]

Tekanan dari rasa takut dan khawatir pun sangat membebani diri Kon, dia sangat ingin menolong Edward tetapi dia sama sekali tidak tahu apa yang harus dia lakukan saat ini.

[Ayolah paksa dirimu sampai ke luar batas!]

Tiba-tiba tubuh Kon pun mengeluarkan aura yang berwarna merah darah, hempasan-hempasan angin pun mulai terlihat di dalam gua itu.

Kulit dari Rubah kecil itu pun mulai mengeluarkan sesuatu yang menyala merah, sesuatu itu terus menjalar di dahi, wajah, tangan, kaki, bahkan badannya dan membentuk pola-pola unik.

Tentu itu sudah bukan sesuatu yang mengejutkan kalau Kon bisa menguasai Beast Mode yang merupakan teknik penguatan dari ras manusia hewan yang hanya dimiliki oleh mereka yang benar-benar kuat.

Beast Mode adalah teknik penguatan yang dimiliki oleh ras manusia hewan yang sudah bukan menjadi rahasia lagi.

Ras manusia hewan terutama jenis binatang buas seperti singa dan yang lainnya memiliki kekuatan fisik yang sangat tinggi, tetapi mereka tidak terlalu ahli dalam menggunakan sihir, oleh karena itu teknik ini diciptakan oleh leluhur mereka untuk mengurangi perbedaan yang besar itu karena di dalam teknik ini, semua aspek yang ada di dalam tubuh akan ditingkatkan sampai ke level yang tinggi termasuk kelima indra bahkan mereka bisa mengaktifkan indra keenam mereka.

Dengan teknik ini Kon pun mulai seolah-olah bisa melihat organ dalam dari Edward, dengan sekejap dia pun mengerti permasalahan kenapa Edward tidak bernapas.

"Ini...aku harus membuat jantungnya berdetak lagi."

Kon pun menekan dada Edward berulang-ulang agar Edward bisa bernapas lagi, tetapi seperti yang sudah ia kira kalau ini tidak semudah itu.

Kon terus melakukannya secara berulang-ulang tetapi Edward tetap tidak bernapas sama sekali, dia pun memikirkan cara lain untuk membuatnya bernapas lagi yaitu napas buatan.

Ini memang hal yang sangat sulit dilakukan karena Kon juga adalah seorang gadis, tentu untuk memberikan napas buatan itu memerlukan persiapan hatu yang matang, tetapi dia yang sedari awal memang tertarik dengan Edward tidak mempermasalahkannya kalaupun ciuman pertamanya akan dia lakukan dengannya, tetapi yang ia permasalahkan adalah jika Chamuel dan yang lain tahu tentang ini.

"Ei! Ini adalah keadaan darurat, tidak ada waktu untuk menundanya lagi! Lagian mereka juga pasti akan mengerti."

Kon semakin mendekatkan wajahnya dan dia mulai merasa malu dengan itu.

[Ini adalah keadaan darurat! Ini adalah keadaan darurat! Ini adalah keadaan darurat!]

Kon pun mendekatkan wajahnya ke Edward, dia membuka mulut Edward dan bersiap untuk melakukan napas buatan, tetapi memang keinginan Edward yang terlalu kuat, tiba-tiba dia tersadar dan tanpa sengaja menyundul dahi Kon dengan sangat keras.

"Aw sakit!"

Kon pun merasa kesakitan karena sundulan dari Edward yang sangat tiba-tiba sedangkan Edward masih batuk-batuk dan memuntahkan semua air laut yang masuk di dalam tubuhnya.

"Tuan Edward, kenapa tuan menyundulku?"

"Maaf-maaf, habis aku baru menyaksikan mimpi yang mengerikan dimana aku hampir saja merebut jatah orang."

Tentu keinginan Edward untuk menjaga Kon tidak lah setengah-setengah, dia bahkan menolak untuk melakukan hal-hal yang biasanya dilakukan oleh pasangan suami-istri walaupun di dalam situasi genting sekalipun.

Meskipun Edward berkata seperti itu, tetapi dia merasa sangat berterima kasih kepada Kon yang mau sampai seperti itu hanya demi untuk menyelamatkannya.

"Tapi aku sangat berterima kasih kepadamu Kon karena sudah berusaha seperti itu demi menyelamatkanku."

"Tuan Edward...bolehkah aku bertanya satu hal?"

Ini adalah pertanyaan yang selama ini terbenam di hati Kon, dia yang selama ini mengawasi Edward selalu merasa kalau Edward adalah laki-laki baik yang aneh di mana dia bahkan sama sekali tidak mengarahkan tangannya kepada dia, bahkan Chamuel yang sudah jelas-jelas memang menginginkan itu.

"Tuan Edward itu kenapa selalu mempunyai sifat seperti itu? kenapa tuan Edward tidak pernah menyentuh harem tuan?"

"Harem ya...? sejujurnya aku sama sekali tidak merasa kalau mereka adalah harem, dan aku pun tidak pernah berencana membuat maupun berniat membuat harem sama sekali."

"Tetapi kenapa? Padahal mereka semua itu sangat-"

"Hahahaha sayang sekali aku adalah orang yang-"

"Ummm...maaf jika mengganggu tapi...apa kalian tidak melupakanku?"

Mereka berdua pun terkejut dengan suara wanita yang tiba-tiba terdengar itu. asal dari suara itu tidak lain dan tidak bukan adalah Lorelei yang mengintip.

Edward yang melihat Lorelei pun terlihat bingung karena dia sama sekali tidak mengenalinya.

"Siapa?"

"Dia adalah pelaku yang menarik kita."

Setelah Edward melihat Lorelei dengan seksama, dia pun menyadari kecantikan Lorelei memang sama sekali tidak ada tandingannya sampai-sampai dia sendiri sangat terkesan akan itu.

"Apa-apaan dengan wanita ini?"

Edward pun sekarang mengerti kenapa para pelaut bisa tertarik dengan Mermaid apalagi Mermaid yang sekarang ada di depannya.

Bukan hanya Edward yang terpesona dengan kecantikan Lorelei, tetapi Kon juga hanya bisa menganga melihat kecantikan itu.

"Dia...cantik."

Edward sadar kalau Kon sekarang sudah terpesona dengan kecantikan dari ratu Mermaid itu, dia bahkan menatap Lorelei tanpa berkedip sekalipun.

"Oi Kon sadarlah!"

"Ma-maaf, hampir saja aku."

Tetapi entah kenapa ini semua seperti dugaan Edward kalau sesuatu yang bisa memikat atau bisa dibilang sihir pemikat milik Mermaid tidak bisa mempengaruhinya karena dia yang sudah membiasakan diri dengan sihir pemikat milik Chamuel.

Tentu sihir pemikat yang dimiliki oleh Lorelei sangat lah luar biasa sehingga Edward yang sudah terbiasa pun masih merasakan perasaan tertarik melihatnya.

"Ehem! Jadi siapa kau dan kenapa kau tiba-tiba menarikku ke sini?"

Lorelei terlihat malu-malu ingin menjelaskan semuanya kalau dia sama sekali tidak berniat untuk mencelakai Edward sama sekali.

"Na-namaku Lorelei."

"Lo-Lorelei?! Maksudmu kau Lorelei yang itu? Lorelei si ratu Mermaid?"

"Oi Kon, a-aku tidak bermimpi kan? Ya kan?"

Edward dan Kon sangat terkejut dan sama sekali tidak menyangka kalau ratu Mermaid sendiri akan datang menemui mereka.

Memang ini semua berbeda dari rencana Edward tetapi bagi Edward ini adalah kesempatan emas untuknya agar bisa mendapatkan apel emas yang Chamuel maksud ada di tempat tinggal para Mermaid dan juga untuk tujuan keduanya yang ingin Mermaid bergabung dengan kekaisaran Aritophia.

"Jadi bisa kau jelaskan alasanmu kenapa kau menarik kita berdua?"

"Bukan kita, tetapi aku hanya menarikmu!"

Entah kenapa Edward mulai tahu kemana arah pembicaraan ini.

Mermaid adalah makhluk tanpa cinta yang terkadang mencari cinta, itu adalah apa yang orang-orang tahu tentang Mermaid, mereka berusaha mencari cintanya tetapi kisah mereka selalu berakhir tragis.

"A-aku? Kenapa?"

Mata Lorelei pun mulai berbinar-binar, itu membuat Edward merasakan hal yang buruk.

"Tolong menikah lah denganku, pangeranku!"

Edward berpikir kalau ini adalah ulah dari sihir Cinta Chamuel yang tidak bisa dia matikan efeknya, tetapi apakah itu yang sebenarnya terjadi? Apakah itu memang murni dari kharisma dari sang Cahaya atau hanya sihir cinta dari Chamuel, dia juga tidak mengetahuinya tetapi hanya ada satu hal yang dia ingin lakukan sekarang kepada Lorelei.

Edward pun mendekati Lorelei yang melihatnya dari luar gua itu.

"Hei kamu, apa kamu bilang?"

"Menikah lah dengan-"

Tanpa ragu Edward memegang kedua pundak dari Lorelei.

Lorelei sontak terkejut dengan itu, wajahnya memerah dan dia memalingkan pandangannya karena terlalu malu untuk menatap Edward.

Tiba-tiba tanpa ragu Edward menyundul dahi Lorelei dengan sangat keras sehingga membuat Lorelei terkejut dan juga kesakitan.

"Aw...sakit!"

Lorelei yang kesakitan pun berguling-guling sambil memegang dahinya yang disundul Edward, matanya pun juga mulai berair karena saking sakitnya sundulan Edward itu.

"Ke-kenapa kamu menyundulku?"

Saat ini Edward memang tidak bisa menahan kekesalannya lagi karena apa yang telah diperbuat oleh Lorelei.

Mungkin Edward akan tidak mempermasalahkannya jika hanya dirinya saja yang terkena akibat dari perbuatan Lorelei, tetapi dia telah melibatkan Kon ke dalam sesuatu yang bisa mengancam nyawanya.

"Apa kau sebodoh itu sampai-sampai hampir membuat kami berdua hampir terbunuh hanya untuk bilang lelucon kaya begitu?"

Bagi Edward, Kon adalah kunci untuk menghentikan perang antara kedua kekaisaran yang bisa mengakibatkan makin dalamnya kebencian antar ras Manusia dan juga Demi-human, untuk itu Kon adalah sosok yang sangat penting bagi Edward.

Lorelei merasa bersalah dengan itu, dia tidak menyangka kalau perbuatannya ini telah mengancam nyawa pangerannya, dengan wajah penuh rasa bersalah ia pun menatap Edward dan Kon.

"Tolong maafkan aku...aku tidak menyangka kalau tindakanku ini akan berakibat seperti ini."

Kon masih merasa kesal dengan Lorelei, dia terus menerus cemberut dan menatap Lorelei dengan tatapan penuh dengan kekesalan.

"Mum...kali ini karena tuan Edward tidak kenapa-kenapa jadi aku maafkan."

Beruntungnya karena kejadian itu Kon menjadi bisa mengaktifkan Beast Modenya sehingga kejadian ini tidak menjadi sia-sia.

Itu membuat Edward sedikit merasa senang karena dengan ini rencananya untuk mendidik Kon akan berjalan dengan lebih baik mulai dari sekarang.

"Baiklah kalau begitu, Lorelei bisakah kau menggunakan sihir agar kita berdua bisa bertahan di dalam laut?"

Lorelei terlihat kebingungan dengan kata-kata Edward karena ini pertama kalinya dia mendengar kata "sihir".

"Sihir...apa itu?"

Sihir, itu adalah sesuatu yang asing bagi Lorelei karena memang para Mermaid sama sekali tidak pernah tahu pengetahuan dari luar dunia mereka.

Kurangnya pengetahuan mereka tentang dunia luar bukanlah salah mereka yang malas karena mereka juga tidak bisa hidup di darat untuk waktu yang sangat lama, apalagi dengan mereka yang sama sekali tidak memiliki kaki, tentu tidak mungkin bagi mereka untuk berjalan menggunakan kedua tangan mereka.

[Kelihatannya para Mermaid memang tidak tahu pengetahuan tentang dunia luar ya...?]

"Ehm, kalau begitu apa kau tahu tentang Mana?"

Sama seperti sebelumnya, Lorelei sama sekali tidak pernah mendengar itu sebelumnya sehingga dia hanya menatap Edward dengan wajah kebingungan.

"Mana? Apa itu sejenis makanan?"

Melihat itu Edward segera menyadari kalau ini akan menjadi sesuatu yang sangat berbahaya jika mereka tidak tahu tentang semua ini, terutama ketika suatu saat ada sekelompok orang yang ingin memburu mereka.

Bagi Edward, semua ras di dunia ini hanya ada tiga hal cara untuk bertahan hidup yaitu dengan kekuatan, kejayaan, dan kekayaan, karena itu lah Edward berpikir setidaknya ras Mermaid itu mempunyai sihir yang hebat karena mitos yang pernah ia dengar tetapi setelah melihat Lorelei yang sebagai ratu para Mermaid sama sekali tidak mengetahui apa itu sihir, membuat Edward merasa kasihan kepada mereka.

"Oi oi...aku tahu kalian punya senjata alami, tetapi aku tidak menyangka kalau kalian akan selemah ini."

"Jadi sebenarnya apa yang kamu maksud dengan sihir itu?"

Ini memang sulit untuk menjelaskannya apalagi bagi Edward yang sama sekali tidak ahli dalam menggunakan sihir-sihir sulit dan juga tingkat tinggi, tetapi untung dia mempunyai otak yang cerdas sehingga dia mempunyai cara menjelaskannya kepada orang awam.

"Ehm! Kau tahu kenapa aku menyundulmu tadi?"

Lorelei memegang dagunya dan sedikit memiringkan kepalanya.

"Eh, bukannya karena kamu marah?"

"Ya itu memang benar sih, tetapi ada alasan kedua yaitu untuk menyadarkanmu dari pengaruh sihir pemikat."

"Sihir pemikat?"

"Ya, bisa beritahu aku apakah perasaan sukamu itu masih sama?"

"Eh?!"

Lorelei pun terkejut mengetahui perasaannya kepada Edward menghilang seolah-olah telah hilang ditelan bumi sepenuhnya.

[Kelihatannya memang benar-benar menghilang ya? Itu artinya sihir Chamuel memang sudah berhenti sepenuhnya]

"Ehm! Jadi seperti itu lah sihir, dengan kata lain sihir itu semacam kekuatan aneh yang berasal dari mana setiap makhluk hidup."

Ini merupakan pertama kalinya Lorelei merasakan ini, dia merasa kebingungan dengan apa yang sebenarnya terjadi dengannya, tetapi di dalam hatinya merasa kecewa karena perasaan indah itu menghilang begitu saja.

"Mu-mustahil...(sigh) padahal sudah lama aku menantikan perasaan ini..."

Lorelei tiba-tiba teringat sesuatu setelah mendengarkan penjelasan dari Edward itu.

"Tunggu, kalau kekuatan aneh aku juga punya!"

"Kau punya?!"

"Ya, aku tidak tahu apakah ini bisa disebut sihir atau tidak tetapi itu semua muncul ketika aku bernyanyi."

Seperti biasa Edward terlihat bersemangat jika itu menyangkut topik tentang sesuatu yang belum diketahuinya terutama tentang yang menyangkut Mermaid yang jarang diketahui umum.

"He~h coba tunjukkan padaku!"

"Baiklah aku mengerti."

Lorelei pun sedikit menjauh dari Edward dan Kon.

Edward merasa tidak sabar dengan pertunjukan apa yang akan dilakukan oleh Lorelei, dari wajahnya sudah kelihatan kalau Edward sangat menantikan adanya sihir yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.

Dengan keanggunannya Lorelei memejamkan kedua matanya seolah-olah dia tengah berkonsentrasi untuk melakukan sesuatu, dia lalu menyatukan tangannya seolah-olah seperti orang yang tengah berdoa.

Lorelei pun membuka mulutnya dan mengeluarkan suara indahnya yang seketika membuat Edward dan Kon merasa sangat takjub mendengarnya.

Suara nyanyian dari Lorelei adalah suara yang paling indah daripada suara Mermaid yang lain, suaranya yang halus nan lembut yang sangat nyaman di telinga semua orang.

"Suara yang bisa memikat dewa", mungkin julukan itu sama sekali tidak berlebihan karena bahkan Kon sendiri juga tersihir akan merdunya suara Lorelei. Kon yang telah tersihir oleh suara nyanyian Lorelei mulai melihat Lorelei seperti seorang bidadari tercantik yang pernah ada.

Pada saat yang sama White dan yang Chamuel telah terbebas dari sihir cinta milik Edward yang tidak sengaja itu.

Lily dan Arashel yang menyadari itu pun mendatangi mereka berdua yang telah terbangun dari dunia khayalan indahnya itu.

"White, Chamu, kalian gak apa-apa?"

"Jangan khawatir nona Lily, kami sudah tidak apa-apa."

Setelah beberapa saat White tersadar bahwa Edward dan Kon telah menghilang dari area sensornya, itu membuatnya sedikit panik.

"Tuanku, dimana dia?"

"Darling tadi dia ke tempat Kon."

Ini sangat aneh melihat area jangkauan sensor dari White itu luas, tidak mungkin mereka pergi keluar dari pulau di tengah laut ini.

Melihat White yang bertingkah aneh, membuat Chamuel menjadi sedikit merasa khawatir.

"White-chan, apa ada sesuatu."

"Ya, aku sama sekali tidak bisa merasakan hawa keberadaan tuanku dan juga Kon."

Sontak Chamuel dan Arashel pun terkejut dengan itu karena tidak mungkin Edward akan pergi tanpa memberikan sepatah kata kepada mereka semua, apalagi bersama Kon.

Chamuel mulai berpikiran hal yang macam-macam, tetapi yang paling ia khawatirkan adalah jika Edward dan Kon ternyata sedang kencan rahasia untuk memperdalam hubungan mereka karena mau bagaimanapun Edward sekarang juga berusaha mendapatkan apel itu demi Kon jadi tidak aneh jika mereka berdua memiliki perasaan tersembunyi.

"Tch! Seharusnya Chamuel perketat penjagaan terhadap Ed-chan, pasti sekarang mereka berdua sedang...nge-Date!"

Mendengar itu, Arashel merasakan rasa iri yang sama seperti Chamuel, bahkan dia sekarang menggigit jari jempolnya dengan ekspresi penuh dengan kekesalan.

"Dasar bikin iri!"

Lily yang sudah tahu semuanya pun maju untuk menjelaskan situasi yang dialami oleh Edward dan Kon sekarang, yaitu tentang mereka yang diseret oleh Lorelei ke dalam lautan.

"Tidak, Ed tidak sedang nge-Date sama Kon, dia tadi diseret sama Mermaid yang dari tadi ngawasin Ed dari jauh."

"APA?!"

Sontak mereka semua sangat terkejut karena mereka sama sekali tidak menyadari akan hawa keberadaan Mermaid, bahkan White yang mempunyai jangkauan sensor yang luas pun sama sekali tidak menyadarinya.

Mereka bertiga pun mulai khawatir dengan nasib Edward dan Kon.

Memang mereka tahu kalau Edward itu kuat, tetapi Mermaid itu adalah makhluk yang tidak boleh diremehkan karena dengan nyanyiannya mereka bisa menyihir siapapun.

"Lily-chan, kalau Lily-chan sudah tahu kenapa Lily-chan gak nyelametin Ed-chan dan Kon-chan?"

Tentu jika Lily mau, dia bisa menyelamatkan mereka berdua, tetapi dia juga mempunyai alasan khusus kenapa dia membiarkan hal itu terjadi begitu saja.

"Ka-kalau begitu bagaimana dengan nasib tuanku sekarang?!"

"Yang pasti Darling sekarang sedang dalam bahaya, kita harus menyelamatkan dia sebelum terlambat!"

"Tidak, itu gak perlu."

Mereka semua terkejut dengan kata-kata dari Lily, mereka semua tidak menyangka kalau orang yang paling mencintai Edward akan mengatakan sesuatu seperti itu.

Mereka bertiga pun menyadari bahwa mungkin ada alasan tersembunyi kenapa Lily membiarkan ini terjadi karena jika hal ini membahayakan nyawa Edward maka dia yang akan pertama kali bertindak.

"Kak Lily, apa kamu mempunyai alasan khusus?"

"Ya~ ini semua demi Ed, dan juga kita anak-anak zodiak."

Sebagai adik-adiknya, tentu Chamuel dan yang lainnya sangat percaya dengan perkataan Lily karena dia adalah sosok yang menggambarkan kemurnian dari para Zodiak, dan juga dia tidak akan pernah mengkhianati Edward.

Chamuel dan yang lainnya pun merasa tenang karena jika Lily sudah berkata seperti itu maka mereka sudah tidak mempunyai alasan untuk khawatir lagi.

"Kalau Lily-chan bilang begitu, yah sudahlah kami akan percaya dengan Lily-chan."

"Ya~"

Lorelei terus menyanyi dengan suara indahnya dan terus membuat mereka berdua tersihir, tetapi sihir yang dialami Edward sangat lah berbeda dengan sihir pemikat atau apapun itu, bagi Edward suara nyanyian Lorelei malah mengingatkannya tentang ibunya.

Sebagai seorang anak, sudah biasanya jika dia sangat menyayangi ibunya, rasa sakit akan kehilangan ibunya bahkan mulai muncul lagi di hati Edward.

Bukan tanpa alasan kenapa Edward malah mengingat ibunya karena ibunya dulu juga sering menyanyikan lagu untuknya agar dia tidur, ibu yang terus menjaganya dan menyayanginya sampai-sampai saat-saat terakhirnya, Edward teringat dengan jelas pemandangan itu, pemandangan yang indah nan menyakitkan.

[Xavier...ingatlah kalau kami selalu mencintaimu...]

"Ibu..."

Lorelei pun akhirnya selesai menyanyikan lagunya dan dia melihat ke arah Edward dan Kon, dia pun merasa sedikit kebingungan karena melihat dua ekspresi wajah yang berbeda dari Kon dan Edward.

Tiba-tiba tersirat di pikirannya tentang ide aneh yang tidak disangka-sangka, dia mengulurkan tangannya ke Edward dan tersenyum dengan lembut untuk memaksimalkan kecantikan wajahnya.

"Hei kamu, apa kamu mau menikah denganku?"

"Dengan senang hati!"

Lorelei sangat terkejut karena yang menjawabnya bukan lah Edward melainkan Kon yang sudah tersihir oleh Lorelei, dia bahkan segera menggenggam uluran tangan Lorelei dengan ekspresi yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

"Eh...maksudku bukan kamu, yang aku maksud adalah di-"

[Kenapa dia menangis?]

Lorelei terkejut karena ketika dia melihat ke arah Edward, terlihat Edward yang meneteskan air matanya akibat teringat kenangan indahnya.

Nyanyian merdu dari Lorelei benar-benar membuat Edward mengingat dengan sangat jelas kenangan-kenangannya tentang kebahagiaannya saat di masa kecilnya, dia mengingat semua tentang kehangatan kasih sayang ibunya yang sekarang sudah tiada.

Edward pun segera mengusap air matanya.

"Terima kasih Lorelei, kau sudah membuatku mengingat ibuku."

[Aneh...ini pertama kalinya ada makhluk yang tidak terpikat oleh nyanyianku]

Mungkin bagi orang lain itu adalah sesuatu yang biasa, tetapi selama Lorelei hidup di dunia ini tidak ada makhluk yang tidak terpikat akan nyanyiannya apalagi yang ia nyanyikan adalah nyanyian yang bisa membuat orang lain jatuh cinta kepadanya.

"Hey kamu, apakah kamu benar-benar makhluk hidup?"

Mendengar pertanyaan itu Edward menjadi mengingat masa-masa itu, masa-masa saat desanya diratakan oleh sesuatu yang tidak Edward tahu, dia juga mengingat tentang saat orang tuanya rela mati demi melindunginya.

Edward pun tersenyum sambil sedikit menundukkan kepalanya, dia mengangkat dan melihat punggung tangan kanannya.

"Entahlah aku sendiri juga tidak tahu, tetapi yah untuk sekarang jangan dipikirkan."

"Jadi itu adalah sihir?"

"Tentu karena sihir itu adalah sesuatu yang tidak terbatas, sihir bisa melakukan sesuatu yang tidak pernah orang pikirkan sebelumnya."

Lorelei pun mulai mengerti tentang apa sihir itu, dia selama ini selalu menyebut itu dengan keajaiban yang dianugerahkan kepadanya sendiri.

"Ehm! yang lebih penting lagi cepat sembuhkan Kon yang kena sihir pemikatmu itu karena kami akan kembali ke atas lagi."

Lorelei sama sekali tidak tahu apa yang ada di pikiran Edward karena dia sangat susah untuk ditebak, tetapi ketika Edward mengatakan kalau dia akan segera kembali ke atas, entah kenapa itu membuat Lorelei menjadi sedikit merasa kecewa.

"He~ kenapa kalian kembali ke atas?"

Edward semenjak di pantai, dia tidak pernah memakai baju renang seperti Kon atau yang lainnya, dia masih memakai pakaian lengkapnya yang menutupi seluruh badan kecuali kepalanya, dia bahkan juga masih memakai syal berwarna putihnya.

Itu bukan tanpa alasan kenapa Edward selalu memakai baju lengkapnya, itu demi keselamatannya juga karena dia tidak tahu apa yang akan terjadi di sana termasuk kejadian yang baru dia alami ini sehingga dia harus selalu bersiap.

"Karena aku sudah kedinginan karena bajuku basah gara-gara kau, apalagi ini ada di bawah laut jadi aku tidak mau masuk angin di sini apalagi tempat ini lebih dingin dari yang aku perkirakan, oh tapi juga aku punya satu permintaan untukmu."

"Hmmm? Apa itu?"

"Apa kau tahu tentang apel emas?"

Sebagai Mermaid, itu sudah bukan lagi menjadi rahasia kalau dia tahu tentang Apel emas meskipun dia sendiri hanya pernah melihatnya sekali secara langsung.

"Apa kau kesini untuk mencarinya?"

"Ya, apa kau bisa memberikannya kepadaku- Ehm! Maksudku aku juga tidak keberatan jika harus membelinya."

"Hmmm...bagaimana ya...? memangnya mau kamu apakah apel itu?"

Edward pun menjelaskan alasan tentang kenapa dia sangat membutuhkan kekuatan dari Apel Emas itu.

Lorelei mendengarkan penjelasan Edward dengan seksama sehingga tidak ada satu pun bagian yang terlewat, dia pun sangat terkejut mengetahui tentang Kon dan situasi yang ada di darat.

"Jadi karena itu lah aku tidak keberatan untuk membelinya darimu sekalipun."

"Seperti itu ya...? ngomong-ngomong bayaran seperti apa?"

Tentu jika yang Edward maksud dengan membeli adalah membeli apel itu dengan uang maka itu adalah hal yang bodoh karena Mermaid sama sekali tidak membutuhkannya secara mereka hanya bisa hidup di laut sepanjang hidupnya, mereka juga tidak membutuhkan apapun dari darat karena mereka bisa memenuhi kebutuhan mereka sendiri dari sumber daya laut yang melimpah.

"Aku bisa menyediakan laki-laki untuk kalian, bagaimana?"

Lorelei melihat Edward sebagai orang yang unik, orang aneh yang bahkan pesonanya tidak mempan di depannya.

"Hmmm...bagaimana dengan kamu yang jadi bayarannya?"

"Geh, maaf tapi aku masih belum siap untuk mati."

Lorelei pun memiringkan kepalanya karena dia sama sekali tidak tahu apa yang Edward maksud.

Bagi Lorelei itu adalah tawaran yang sangat baik mengingat tidak akan ada pihak yang dirugikan untuk itu.

"Mati? Apa maksudmu?"

"Aku mendengar kalau kalian suka menculik laki-laki dan memperkosa mereka kan? Lalu ketika kalian sudah tidak membutuhkannya kalian akan memakannya."

Lorelei sangat terkejut mendengar itu dari Edward, sejujurnya ini adalah pertama kalinya ada orang yang mengatakan itu kepadanya.

Lorelei menundukkan wajahnya dan menutup mulutnya dengan tangan sehingga membuat Edward merasa kebingungan dengan apa yang sebenarnya dia lakukan sekarang, tetapi tidak berselang lama terdengar Lorelei yang berusaha menahan tawanya.

Lorelei tetap berusaha menahan tawanya dengan sangat keras, itu karena bagi seorang wanita itu tidak baik untuk tertawa terbahak-bahak di depan seseorang apalagi dia adalah seorang ratu Mermaid.

"Ada apa? Apa ada yang lucu?"

"Yah...aku tidak menyangka kalau akan ada orang yang selucu ini."

"Hmmm...?"

"Pertama-tama apa aku terlihat seperti seorang yang sekejam itu?"

Edward tahu kalau Lorelei sama sekali tidak terlihat seperti Mermaid yang biasa diceritakan oleh orang-orang, tetapi dia juga tidak bisa mempercayainya karena dia juga belum bisa memastikan diri Lorelei yang sebenarnya.

"Kurasa tidak...tapi yaa aku tidak bisa menjamin kalau kau tidak sedang bersandiwara."

"Sandiwara...ya? aku adalah Lorelei, aku tidak akan membohongi siapapun. Lagipula kami tidak pernah membunuh siapapun selama aku menjadi ratu."

Itu adalah sebuah kebenaran yang sulit untuk dipercaya karena selama ini Mermaid selalu dikenal sebagai makhluk penggoda yang hanya memanfaatkan mangsanya sampai mati, jadi predikat sebagai monster sudah disandangkan kepada Mermaid sejak dulu tanpa sepengetahuan mereka.

"Eh, apa maksudmu?"

"Memang saat sebelum aku menjadi ratu, banyak laki-laki yang menjadi korban para Mermaid karena kami tidak mempunyai cara lain untuk mempunyai keturunan agar Mermaid tidak punah, tetapi itu semua sudah berakhir ketika aku menjadi ratu."

Edward yang mendengarkan dengan serius tetap tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Lorelei tentang hubungan dia menjadi ratu dan selesainya masalah itu.

"Jadi apa hubungannya?"

"Aku adalah ratu yang memiliki sesuatu yang kalian sebut sihir yang bisa mentransfer benih-benih itu ke dalam diri Mermaid-Mermaid yang lain sehingga mereka bisa bertelur."

"Jadi intinya kau bisa menyerap dan mentransfer benih dari lelaki tanpa harus umm...me-melakukannya."

Lorelei merasa sangat senang karena Edward segera menangkap pembicaraannya, dia pun mulai masuk ke topik utama yaitu tentang dirinya sendiri.

"Ya, tetapi banyak yang bilang kalau aku juga harus mempunyai anak jadi jika aku tiada, masalah seperti itu akan gampang teratasi."

Entah kenapa Edward mulai melihat akar dari permasalahan ini, dia bisa menerimanya syarat dari Lorelei, tetapi setelahnya akan ada masalah yang lebih besar lagi selain itu.

"Hmmm...aku mengerti, jadi kamu ingin menikah dan mempunyai keturunan dariku, benar begitu?"

"Ya, karena aku adalah ratu jadi aku merasa tidak enak jika aku mempunyai anak tanpa pernikahan dan kamu adalah orang yang merebut cinta pertamaku...meskipun Cuma karena sihir."

Sekarang giliran Edward yang menahan tawanya, dia berusaha menyembunyikan mulutnya dan menahan tawanya sekuat yang dia bisa.

Lorelei pun merasa kebingungan karena dia rasa topik pembicaraan kali ini sama sekali tidak ada bagian yang lucu.

"Apa ada yang lucu?"

"Yah, sama sepertimu, aku sama sekali tidak menyangka kalau kau akan mengatakan itu langsung, tetapi ya umm...jika kau mau melakukan itu, maka itu sama artinya dengan bunuh diri."

"Bu-bunuh diri?"

"Yap, pertama-tama kau lihat kan para gadis yang ada di pantai, ketika mendengar bahwa aku menyetujui ini maka mereka semua tidak akan tinggal diam apalagi mereka itu sosok yang sangat penting bagi negerinya jadi mereka mungkin akan menyerang ras Mermaid, terutama kau dengan seluruh kekuatan dari negeri mereka masing-masing."

Lorelei sangat terkejut mendengarnya, dia tidak menyangka para gadis kecil yang berada di pantai itu adalah sosok yang penting.

"Kedua aku adalah pangeran dari kekaisaran Aritophia, jadi aku tidak bisa menikah begitu saja tanpa kabar apapun."

Tentu ini membuat Lorelei terkejut untuk kedua kalinya, matanya yang indah itu terbelalak lebar ketika mendengar siapa lelaki di depannya.

"Ja-jadi kau adalah pangeran?"

"Ya, meskipun aku tidak mau mengakuinya sih."

"He-he~h..."

Edward pun akhirnya mulai masuk ke alasan ketiga kenapa pernikahan ini hampir mustahil.

"Dan yang ketiga kalau kau mau menyerap benihku, kemungkinan kau akan meledak dan mati."

Tentu itu adalah sesuatu yang sangat membuat Lorelei terkejut, tetapi sayangnya itu adalah kebenaran.

"Ma-mati? Apa maksudmu?"

"Karena perbedaan kekuatan kita."

"Perbedaan kekuatan?"

"Asal kau tahu kalau aku adalah seorang monster yang sudah keluar dari lingkaran, apalagi ada 'dia' yang menyemayami tubuhku ini, maka bisa dipastikan kalau perbedaan kekuatan kita terlalu jauh dan kau akan meledak dan mati."

Sebagai salah satu orang yang keluar dari lingkaran, tentu kekuatan Edward sudah sangat tinggi sehingga dia telah melampaui kekuatan Alexander, bahkan jika dia serius mengeluarkan kekuatan penuhnya, maka tidak akan berlebihan jika dia bisa mengakhiri perang yang akan terjadi dengan pembantaian masal pasukan lawan yang bisa ia lakukan sendiri kapan saja ia mau.

Meskipun Edward mengatakan hal yang seperti itu, Lorelei tidak serta merta mempercayainya apalagi jika belum ada bukti yang menyertai kata-kata tersebut.

"Jadi apakah boleh aku meminta buktinya?"

Edward pun tersenyum, dia sudah memprediksi kalau Lorelei akan mengatakan hal yang seperti itu.

"Sudah kuduga kalau kau akan berkata seperti itu."

Edward pun segera berdiri tegak.

"Baiklah kalau begitu aku akan menunjukkannya kepadamu."


next chapter
Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C32
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk