Unduh Aplikasi
81.9% The Tales of Lixe / Chapter 85: Deus Machina Part 1-1

Bab 85: Deus Machina Part 1-1

Di sebuah tempat di dunia ini, sebuah tempat dimana terlihat sangat sunyi dan sepi, disana terdengar suara.

"One day In the place where sky and sea."

sebuah suara nyanyian yang terdengar seperti dari alam itu sendiri, tidak itu lebih seperti langit yang bernyanyi.

"The new world that been created and thus will fallen apart."

Suaranya yang menggema ke seluruh penjuru arah, suara yang seolah dinyanyikan oleh sesuatu.

"The never ends cycle, once start again to the end"

Suara yang seolah-olah mengabarkan sesuatu kepada dunia ini, suara yang seolah datang dari sang dewi itu sendiri.

"And the start of the new wind, who will it belong to?"

Suara yang seakan-akan memberitahu semua makhluk akan adanya sesuatu.

Suara yang seolah-olah memberitahu sesuatu telah berakhir dan akan terulang kembali, sesuatu yang akan dimulai...

Ya, awal dimulainya dari mereka para makhluk di dunia tentang awal mula dari semuanya, awal mula dari siapa dia...

Disana terlihat seorang laki-laki yang memakai tudung kepala, dia kemudian menatap ke arah langit yang terlihat dengan jelas bulan besar yang menerangi hutan itu.

"Innocentia...sudah kuduga dia memang benar-benar sudah bangkit semenjak dunia ini menyatu!"

Rumor dari Innocentia sudah menyebar ke seluruh penjuru dunia sebagai seorang dewi yang telah menghentika perang besar pertama.

Dewi yang telah membelah daratan dan meratakan semua yang ada disana.

Tidak ada yang bisa berkutik di depannya, bahkan salah satu Archangel dan raja iblis pun mati di tangannya dengan sangat mudahnya, layaknya serangga.

Bahkan disana dikabarkan tidak ada yang selamat setelah melihat wujud sang rembulan saat kejadian itu untuk hanya menceritakan kisah.

Laki-laki membuka tudung kepalanya dan terlihat kalau dia juga mempunyai rambut berwarna putih dan kulit putih pucat.

Sekilas pria itu terlihat seperti Edward, tetapi dia terlihat lebih tua, mungkin jika bisa dibayangkan dia terlihat seperti ayahnya. Aura dia dan Edward benar-benar terlihat sama tetapi entah kenapa terasa berbeda.

"Itu artinya sebentar lagi, setahun atau dua tahun lagi siklus kehancuran akan dimulai lagi."

Dengan keadaan dunia yang seperti ini, sudah tidak aneh melihat para utusan langit datang ke dunia ini tetapi...

"Aku harus bertambah kuat, sebelum semuanya benar-benar dimulai dan sang Cahaya bangkit dari tidur panjangnya."

Laki-laki itu tahu kalau Innocentia adalah sosok yang sangat mustahil untuk dikalahkan orang biasa, bahkan untuk Zodiak pun dia masih sosok yang diluar jangkauan mereka.

Innocentia, seorang gadis yang selalu mendampingi Liela Xea dari awal kehidupannya, sampai sekarang saat dia menjadi sang Cahaya.

Bersama dengan White dia terus mendampingi, mereka berdua tahu lebih dari siapapun tentang seberapa besar perjuangan Liela Xea.

Untuk sekarang laki-laki itu masih merasa terlalu lemah untuk bisa menghadapi Innocentia, sang Mahadewi, ataupun sang Cahaya tetapi dia harus melakukannya untuk dunia ini, tidak dia melakukan ini untuk penebusan dosanya dan juga untuk anak-anaknya.

Dia tidak akan membiarkan hal yang sama menimpa mereka lagi, dia tidak mau melihat siklus yang tiada akhirnya kembali terulang lagi untuk kesekian kalinya.

Dia tahu kebenarannya kalau Liela Xea dan sang Cahaya itu seperti dua sosok yang berbeda, mereka juga memiliki ideologi yang berbeda.

Laki-laki itu tidak tahu dimana jiwa Liela Xea sebenarnya berada, apakah dia ada di dunia lain? Apakah dia ada di dimensi lain? Tetapi satu yang ia tahu kalau dia kemungkinan tidak bisa keluar dari sana tetapi dia yakin kalau Liela Xea masih ada di suatu tempat dan masih belum kehilangan dirinya sendiri.

Laki-laki itu pun menoleh ke belakang.

"Kita harus cepat...sebelum pohon itu kehilangan cahayanya..."

Dia sadar kalau dia tidak bisa mengubah masa lalu yang telah terjadi, masa lalu dimana dunia yang hancur karena Cahaya itu sendiri dan kali ini...

Innocentia sadar akan kehadiran dua orang itu, dia hanya memandanginya dari atas langit dan tidak melakukan apapun dan hanya memandanginya bersama dengan bulan.

Tepat di belakang laki-laki itu juga terdapat seseorang yang memakai jubah hitam dan memakai tudung kepala juga.

"Mau bagaimanapun kita harus bertambah kuat sebelum semuanya sudah terlambat."

"Aku setuju dengan itu tetapi..."

Orang berjubah itu melihat ke arah rembulan.

"Satu-satunya orang yang mendapatkan kemungkinan untuk mengalahkan dia adalah Lilia, bukan aku."

"Aku tahu, tetapi sang rembulan bukan hanya dia, masih ada White. Aku yakin kalau kau pernah menghadapi dia sekali dan tahu seberapa sulitnya melawan White."

Memang baik Innocentia maupun White adalah sosok yang levelnya sudah jauh di atas akal pikiran tetapi ini memang sudah menjadi tugasnya sebagai orang yang tahu tentang semuanya.

Dia masih teringat saat White melempar bulan ke arahnya di dalam dimensinya sendiri dan dia hampir mati karena itu dan yang lebih parah lagi dia bisa menghipnotis orang dengan keindahan dan kemerduan suaranya yang sebenarnya adalah kematian itu sendiri bagi yang mendengarkannya.

Daripada innocentia, White adalah orang yang paling banyak membantai pasukannya di masa lalu dengan kekuatannya itu dan mungkin di masa depan juga akan seperti itu.

Ratusan ribu, bahkan jutaan orang pasukannya telah mati di tangan White sendirian dan itu bukanlah sebuah lelucon.

Diantara mereka bahkan terdapat raja Iblis kuno maupun sosok kuat yang lain dan mereka semua binasa di hadapannya.

"White..."

Itu merupakan sebuah pemandangan yang mengerikan dimana mereka semua terlalu meremehkan sang Cahaya yang hanya mempunyai dua orang saat itu, tetapi tidak ada yang mengangka kalau dua orang itu benar-benar menghancurkan mereka dengan sangat mudah.

Saat ini memang Zodiak mungkin telah disibukkan dengan kehadiran Darklord tetapi mereka salah, karena Darklord yang sebenarnya bukanlah sosok yang mereka harusnya benci.

Ya, mereka seharusnya tidak membencinya karena bagaimanapun yang menciptakan Darklord maupun kekuatan kegelapan adalah...

Sang Cahaya...

"Apapun itu kita tidak boleh melupakan tujuan kita berdua untuk menghentikan kehancuran dunia ini."

Orang berjubah itu menganggukkan kepalanya.

"Ya, karena ini adalah tugasku..."

Orang berjubah itu kembali memandangi langit.

"sebagai Darklord..."

Laki-laki itu pun kembali mengenakan tudung kepalanya dan kembali berjalan menyusuri hutan menuju ke suatu tempat yang sedang ia tuju bersama dengan orang berjubah itu yang mengikutinya.

Mereka menghilang di dalam hutan gelap yang tak tertembus oleh cahaya rembulan yang terang.


PERTIMBANGAN PENCIPTA
OlphisLunalia OlphisLunalia

Yah w mau istirahat dulu sebulan mungkin klo gak dua(?), dah lama gak main Photoshop sama buat char baru karena terlalu fokus nulis.

next chapter
Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C85
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk