Unduh Aplikasi
16.66% The Oldest Land / Chapter 15: Goa Bolong III

Bab 15: Goa Bolong III

Kembali menegaskan niatnya jay berjalan hingga sekitar 10 menit Jay melihat, genangan air yang terlihat gelap dan memenuhi semua sudut dari goa.

Seakan tidak ada jalan yang tersisa dan tak ada jalan memutar, Jay mulai merenung.

Berpikir sementara dan baru tersadar, Mengambil langkah dengan mantap Jay berjalan, seakan keajaiban itu terjadi dia berjalan di atas air.

Serasa ada kaca dan air yang memisahkan setiap langkah kaki yang diambil.

Berjalan perlahan namun pasti, menatap lurus ke arah depan yang penuh dengan kegelapan.

Jay baru tersadar saat kakinya merasa dia menginjak pasir.

Seakan di sambut, Jay mulai merasa pandangannya semakin tertutup oleh badai pasir yang mulai terbentuk di sekitarnya.

Menelan dirinya di dalam badai pasir, Jay tersiksa atas pasir yang mulai menyelimuti dirinya.

Berjalan dengan perlahan dengan tekat dia melangkahkan kakinya.

Berjalan berjalan berjalan berjalan hingga dia merasa rasa sakit pada pergelangan kakinya, dan menyadari kakinya terluka dan berdarah.

Berjalan dengan goyah dan tak tentu arah, saat hanya keinginan dan tekatnya yang membimbing. Hingga dia mulai merasa kakinya terasa nyaman, dan melihat kebawah kakinya sembuh, kembali seperti semula dan tidak ada bekas apapun.

Melihat lagi ke kakinya, dia melihat rumput di sekitar kakinya. Kaget dengan apa yang di lihat dan baru sadar dengan pemandangan yang ada di sekitarnya.

Melihat sekeliling dengan penuh penasaran Jay melihat, hamparan rerumputan yang penuh dan langit cerah yang berwarna biru. Dihiasi oleh udara yang segar dan Yaman jay merasa kelelahan dan jiwanya terisi ulang.

Berjalan kesekitar dan mendengar aliran air, Jay mulai melangkahkan kakinya cepat.

Melihat air yang jernih di sungai yang sedang, Jay tergoda mencicipi airnya, berjalan kepinggir sungai dan menyangkutkan kedua airnya, Jay meminum air sungai. Merasa sangat segar dengan rasa air, kembali menyangkutkan dua hingga tiga kali air ke dalam mulutnya.

" ahhhhhhhh betapa segarnya air ini, belum pernah aku merasakan air yang sesegar dan seenak ini".

Tidak sadar dengan apa yang terjadi pada bayangan pada pantulan air, Jay mulai sadar bahwa di dalamnya dia tidak sendiri.

Dia melihat keluarganya yang telah lama tiada, melihat kembali Ayah ,Ibu, dan adik kecilnya.

Menahan air mata yang mulai membanjiri matanya, Jay tersedak di tenggorokan seakan banyak kata yang mau disampaikannya tapi hanya air mata yang jatuh di pipinya.

" ayah , Ibu, Ade, Jay kangen kaliannnnnnnnn". menangis dan mulai berjongkok memasuki air sungai.

" Kesini, Ayo kumpul bareng Ayah, Ibu, sama Ade mu, kita ga akan terpisah lagi ". Melambai memanggil Jay .

Tak sadar bahwa dirinya terus berjalan ke arah tengah sungai

" kak, kak, ayo kesini main lagi ,udah kangen sekali dengan kakak, apa kakak ga mau main lagi ? ". Panggil gadis kecil berkuncir dua

" kakak mau de, mas juga kangen kamu, sabar mas kesitu kamu tunggu". semakin berjalan ketengah sungai

Tak terasa hingga air menyentuh lehernya jay terkesiap, dia mulai bangun dari hayalanya.

Saat bayangan para wanitanya memasuki pikirannya.

Menyadari dia sudah di tengah sungai dan hanya menyisahkan lehernya di atas air, jay bergegas kembali ke tepi sungai.

Setiba di tepi sungai, menahan rasa syok yang menghampiri. Membuatnya keringat dingin saat mengingat kembali kejadian barusan.

Berjalan ke tengah Padang rumput, merebahkan dirinya dan memandangi langit yang cerah, jay tertidur oleh rasa kantuk akibat lelah fisik dan mentalnya.


next chapter
Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C15
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk