Unduh Aplikasi
27.83% The Hidden Smile / Chapter 27: Daniel #7

Bab 27: Daniel #7

Nadia menikmati air yang mengalir di sekujur tubuhnya, membawa segala peluh yang memenuhi pikirannya akhir-akhir ini. Ia memang menikmati latihannya, ia memang menikmati setiap pukulan yang dilayangkannya, setiap tendangan yang mengenai samsak, setiap teriakan yang dikeluarkannya, setiap langkah yang dibuatnya. Ia memang menikmati akhir pekannya, tapi ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya.

Trus selama ini lo anggap gue apa? Lo nggak pernah mo dengerin gue. Jadi, selama ini hubungan kita apa?! Kata-kata Alex kembali terngiang di dalam kepalanya.

itu karena gue khawatir sama lo! Nadia mengangkat wajahnya dan membiarkan air menutupinya berharap kata-kata Alex akan segera menghilang.

Ia tidak suka jika harus merasa bersalah pada Alex.

Setelah berganti baju, Nadia kembali ke sasana tempat berlatih. Gadis itu duduk sendirian di sana, menarik napas dan kembali teringat kata-kata Alex. Sudah tiga hari mereka tidak saling bicara sejak kejadian di tangga waktu itu. Pemuda itu tidak salah, hanya saja bukan itu yang ia harapkan. Ia mengharapkan sebuah dukungan bahwa ia akan mampu melindungi teman-temannya, bukan malah disuruh untuk menjauhi teman-temannya tersebut.

Kekesalan Alex juga tidak salah, Nadia tahu ia bukanlah sosok teman yang baik, Ia tahu bahwa ia kadang-kadang juga bisa bersikap jahat dan mengerikan pada Alex. Tapi ia juga tahu, bahwa ia akan selalu membutuhkan dukungan dari Alex.

"Gimana gue nggak khawatir, kalo hobi lo bengong di tempat sepi kayak gitu? Kalo lo kesambet gimana? Kan gue juga yang repot." Kata Alex yang tiba-tiba sudah ada di dalam sasana dan sedang berjalan mendekati Nadia. Gadis itu cukup terkejut melihat Alex yang datang dan duduk di hadapannya.

"Sampe kapan kita nggak saling nyapa? Sampe kapan gue harus nahan diri buat nggak ngajakin lo makan bareng?" tanya Alex serius. Nadia hanya menatapnya dan tidak mengatakan apa-apa.

Alex tiba-tiba menyodorkan sebuah ice cream padanya, namun Nadia tidak menerimanya. "Lo bego? Emang lo nggak tau apa, kalo gue nggak suka es krim stroberi?!" kata Nadia kesal.

Alex tertawa lalu menyodorkan ice cream lain dengan rasa kesukaan Nadia, cokelat. Baru saja Nadia akan menerimanya, Alex buru-buru menariknya kembali. "Lo becanda? Cari mati?!" kata Nadia melihat tingkah Alex. "Udah lo ambil aja sana!" lanjutnya yang semakin kesal.

Alex tertawa lagi lalu mulai membuka ice cream itu, kemudian memberikannya pada Nadia. "Lo tuh emang nggak bisa sabar bentar, ya! Emosian mulu!" kata Alex sambil tersenyum manis dan mencubit pipi Nadia.

Nadia tak perduli dan segera melahap ice creamnya hingga tanpa sadar membuat wajahnya juga penuh dengan cokelat. Alex tertawa melihat tingkah lucu Nadia. "Enak banget ya? Sampe belepotan gitu. Emangnya lo masih anak TK apa?!" kata Alex berlagak kesal lalu membersihkan wajah Nadia yang terkena cokelat. Gadis itu menatapnya sesaat lalu tersenyum malu dan membuat Alex tertawa melihat ekspresinya itu.

Keduanyapun berjalan santai keluar dari gedung sekolah menuju tempat parkir, namun Alex tergoda untuk menarik Nadia mengikutinya ke lapangan. "Apaan sih? Nggak usah narik-narik, kali!" kata Nadia kesal.

Alex tersenyum manis melihat ekspresi gadis itu. Ia merasa ia akan lebih memilih selalu dimarahi oleh Nadia daripada tidak dihiraukan oleh gadis itu sama sekali. Percayalah, itu membuat lebih galau daripada jika motor dan uang jajannya disita.

Ia lalu memegang kedua pipi Nadia lalu menengadahkan wajah gadis itu ke langit. "Jarang-jarang ada malam yang cerah di bulan februari." Katanya pelan lalu melepaskan wajah Nadia dan ikut menatap langit.

Keindahan langit malam dan kesunyian tempat itu seketika terpecah saat ada beberapa sepeda motor yang masuk ke dalam lapangan. Alex dan Nadia bahkan tidak mencoba melihat siapa orang-orang bersepeda motor itu, mereka hanya menutup telinga dan terus memandangi langit. Motor-motor itu lalu berhenti dan ada seorang pemuda yang mendekati Alex dan Nadia.

"Perasaan, kemaren lo berdua lagi perang, kenapa sekarang udah kencan aja di sini?" kata pemuda itu mengganggu ketenangan mereka.

Keduanya saling menatap sebentar lalu berbalik pada pemuda yang berbicara pada mereka, yang ternyata adalah Daniel. Pemuda itu tersenyum senang melihat ekspresi dingin Alex dan Nadia, seperti biasanya.

"Perasaan ye, lo berdua nggak ada gitu mesra-mesranya sama sekali. Lo berdua nggak bosen, bareng mulu mulai zaman bahula sampe sekarang android udah marshmallow?" lanjut Daniel sambil menunggu reaksi mereka berdua.

Alex dan Nadia tahu benar apa yang sedang dibicarakan oleh pemuda itu. Alex menatapnya kesal. "Bosen. Makanya sering berantem. Trus kenapa?" jawab Alex datar.

Nadia hanya tersenyum menatap Daniel. "Lo, jealous ya?" goda Nadia yang membuat Daniel terkejut dengan ekspresi gadis itu.

"Kenapa? Lo mau juga jadi temen gue?" tanya Nadia. "Well, kalo lo jadi temen gue, kita bisa makan bareng, jalan bareng, belajar bareng,…" lanjut Nadia.

"Bisa juga berantem habis-habisan. Kayak yang kita lakuin biasanya." Sahut Alex kemudian membuat Daniel menatapnya tajam.

"Kebetulan sekarang gue laper banget nih, abis latihan. Alex juga pasti laper, soalnya perutnya udah ada konsernya gitu dari tadi." Kata Nadia lalu tertawa dengan yang barusan ia katakan. "Lo mo ikut makan sama kita?" tanya Nadia santai lalu menggandeng Alex pergi tanpa menunggu jawaban Daniel.

Daniel hanya berdiri mematung, tidak mencoba untuk menjawab, tidak mencoba untuk berbalik dan mengejar, hanya terdiam di tempatnya dengan kedua tangan yang terkepal. Awas aja lo, Nadia! Lo emang cewek paling nyebelin!


PERTIMBANGAN PENCIPTA
Weird_Unicorn Weird_Unicorn

Like it? You may want to add this book to your library!

If you have some idea about my story,

please be free to comment it and let me know.

Creation is hard, so cheer me up!

*ps: your power stone will be refill every 24 hours,

so spare me one of them, please.

Thank You xoxo.

next chapter
Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C27
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk