Mobil yang membawa Gina dan Massimo berhenti di halaman luas rumah Massimo yang terdapat banyak sekali patung-patung wanita bergaya dewi yunani kuno yang sedang membawa kendi, terkesan mewah dan elegan.
Gina yang masih belum bicara sejak meninggalkan rumah sakit masih duduk dalam posisi terakhirnya bersandar pada sandaran kursi, membelakangi Massimo menatap kaca jendela yang berada di samping kanannya.
"Kita sudah sampai, Gina." Dengan lembut Massimo bicara seraya menyentuh pundak Gina, satu hal yang tak pernah Massimo lakukan pada wanita lain seumur hidupnya.
Hening.
Tak ada jawaban, Massimo yang tidak sabar akhirnya memilih menarik pundak Gina lebih keras agar berbalik ke arahnya. Namun apa yang Massimo lakukan justru membuat Gina terjatuh kebelakang karena ternyata Gina tidur, Massimo yang tidak tahu kalau Gina tidur berhasil menahan tubuh gadis itu.
"Perlu bantuan, Tuan?"tanya Martin dengan cepat.