Bab 24: Mabuk (Part 1)

Allan masih di Medan, gw dan Rena juga sering makan keluar bareng selepas malam itu. Allan sendiripun mengetahui hal itu, karena memang Rena selalu cerita kemanapun dan dengan siapapun dia pergi ke Allan via sms. Semakin gw sering jalan dengan Rena, semakin mengerti pula gw akan sikap sikap Rena yang selama ini tidak gw ketahui. Rena ternyata anaknya cukup supel dalam bergaul, apa adanya dan tidak gengsian pastinya. Bahkan pernah gw ajakin makan ke si Gembul (Warung burjo, yang jual Indomie Goreng Telor Kornet Keju kesukaan gw....yummy! ) pun dia mau. Keadaan itupun tidak berubah bahkan setelah Allan pulang ke Semarang. Disaat Allan sedang sibuk dengan urusannya, gw dan Rena sekarang udah menjadi mitra kuliner di seputaran Sampokong. Tampaknya Allan pun tampaknya tidak keberatan dengan hal itu. Dan gw sendiri juga mulai sadar kalo gw ngga berhak apa apa terhadap Rena. Gw pengen rubah pikiran gw terhadap Rena, gw bener bener pengen anggap Rena ini sebagai temen gw, bukan Rena sebagai suatu makhluk yang gw inginkan. Tapi terkadang pengorbanan gw terhadap Rena melebihi seorang teman atau sahabat sekalipun.