Unduh Aplikasi
24% Terjebak di Dunia Albheit / Chapter 11: CH.11 Nanti Lagi

Bab 11: CH.11 Nanti Lagi

Malam kemarin membuatku merasa sedikit canggung saat berbicara dengan raja Koshiyu. Tadinya kita sudah bersepakat untuk memanggil satu sama lain dengan nama pertama tanpa panggilan kehormatan, tetapi sekarang jadi aneh lagi.

"Keena? Tidak dimakan makanannya? Dingin lho nanti."

"Eh? Ah, iya aku makan ini, terima kasih Koshiyu."

Seketika itu juga semua orang langsung menengok ke arahku dan membalik menengok ke arah raja Koshiyu. Tentu saja mereka langsung terkejut saat mendengar kita saling memanggil nama satu lain dengan nama panggilan tanpa panggilan kehormatan.

Namun tidak ada satu pun yang berkomentar atau bertanya tentang hal ini. Baguslah kalau begitu, aku tidak bisa menjelaskan kejadian tadi malam kepada mereka. Bukan hanya aku saja yang malu, tetapi raja Koshiyu pun pasti tidak akan mau menceritakan hal itu kepada mereka.

"Keena, apa kesibukanmu hari ini? Apa ada acara yang harus didatangi atau harus bertemu dengan seseorang lainnya?"

"Tidak ada, aku biasanya menganggur di rumah sendiri. Lagipula soal uang aku sudah terlalu punya banyak uang, 200 Adant kurang lebih."

Kalau mereka tadi cuma melihat tanpa berkomentar, sekarang mereka berteriak ketika mendengar jumlah angka seperti itu. Kurasa uang yang kumiliki ini memang terlalu berlebihan dan terlalu banyak.

Seharusnya aku memang tidak mengungkapkan jumlah uang yang aku miliki ke mereka. Aku terlalu ceroboh dan tidak berhati-hati dalam mengucapkan apa pun itu. Hah~ aku rasa aku harus mulai mengontrol mulutku yang terlalu banyak berbicara.

"Du-dua ratus Adant!? Jumlah uang macam apa itu??"

"Bahkan Kioku saja hanya punya 20 Adant kira-kira sebelum meninggalnya. Bagaimana Keena punya uang sebanyak itu?"

"Ehh aku juga tidak tahu, tetapi aku mendapat 200 koin Adant ini begitu saja. Aku kira uang yang aku miliki tidak cukup saat tiba datang ke sini, ternyata malah berlebihan."

Mereka tidak langsung berkomentar apa pun karena mungkin mereka sendiri sebagai keluarga kerajaan tidak punya uang sebegitu banyaknya. Namun yang menarik adalah ratu Kioku memiliki 20 Adant kira-kira, sepersepuluh dari yang kumiliki. Apa ratu Kioku juga mengalami keadaan yang kuhadapi sehingga dia membawa uang dari dunia nyata?

Kemungkinan bahwa ratu Kioku pernah terjebak dalam dunia ini juga tidak nol, bisa saja ini jadi pertimbangan aku melanjutkan penyelidikan yang dilakukan oleh ratu Kioku. Namun jika tebakanku salah, maka aku lebih baik menyerah saja. Kalau aku memang ditakdirkan terjebak, maka aku harus menyerah saja. Terjebak dalam dunia ini adalah sebuah kesalahanku sendiri, sulit mencari jalan keluar tanpa bantuan dari luar juga.

"Tunggu, tunggu, jadi selama ini nona Fukoushi tinggal di rumah yang sederhana itu sedangkan punya uang sebegitu banyaknya?"

"Hmm, aku barusan saja tiba di sini dan membeli rumah itu beberapa hari yang lalu."

"Kalau begitu kenapa tidak membeli rumah yang besar sekalian mempekerjakan pelayan?"

Jika pertanyaannya seperti itu, jawabanku simpel saja, karena aku memang tidak suka ada pelayan dalam rumahku. Lebih baik aku merasa tenang di rumah sendiri tanpa ada gangguan dari mana pun. Makanya aku tinggal di rumah saja tidak masalah walau menganggur.

"Tidak, aku tidak suka rumahku ditinggali pelayan atau bahkan hanya dimasuki pelayan. Aku lebih suka tinggal sendiri."

"Hah~ aku baru tahu ada orang yang punya cara pemikiran seperti ini."

"Tidak, mamamu Kioku juga punya pemikiran yang sama. Walau sekarang rumah yang pernah kami beli dulu tidak terawat, tetapi dulu kami tinggal berdua saja dengan kalian anak-anak kami. Tidak ada pelayan sama sekali."

Lagi-lagi ada hal daripadaku dan dari ratu Kioku yang sama. Kenapa sifat kita berdua harus sama? Padahal aku adalah seorang laki-laki, tetapi rasanya pemikiranku ini diubah dengan cara pandang seorang perempuan. Inikah namanya sebuah pengalaman mengubah seseorang?

"Oh ya benar juga. Namun sekarang kita terbiasa dilayani pelayan di istana. Semenjak nenek meninggal kita harus menjaga istana ini. Juga rumah itu tidak bisa memuat semua kita lagi."

"Begitulah sesuai kata Namitsu-neechan. Namitsu-neechan sudah menikah dan punya anak dua, rumah yang papa dan mama beli tidak akan muat."

Oh yang barusan bicara itu adalah Shuruku, anak bungsu dari raja Koshiyu dan ratu Kioku. Namun yang aku herankan adalah di mana ratu Shiakira yang dikatakan sebagai anak tertua raja Koshiyu dan ratu Kioku? Tidak ada dalam peredaranku sama sekali. Jadi di ruang makan ini hanya ada aku, raja Koshiyu, Shuruku, Namitsu, suaminya Kei, dan ketiga anak Namitsu dan Kei. Apa ratu Shiakira sedang bekerja di pagi hari seperti ini.

"Oh ya Koshiyu, di mana ratu Shiakira anak tertuamu?"

"Shiakira? Oh dia sedang tertidur sekarang. Anak itu meniru kebiasaan mamanya yang suka bekerja keras. Makanya sekarang dia terlelap tidur karena bekerja sampai terlalu malam."

Jadi begitu, ternyata dia sedang tertidur karena kelelahan. Rasanya aku jadi ikut simpati karena dia begitu terbebani dengan pekerjaan satu negara kerajaan oleh dirinya sendiri. Kurasa karena dia lebih tua setahun setengah lebih dan mengetahui sedikit banyak tentang yang dihadapi mamanya, dia ingin membahagiakan papanya yang tersisa.

"Begitu ya… aku sekarang jadi tidak punya nafsu makan setelah mendengarnya."

"Kenapa? Makan saja, anak itu selalu kuat walau terkadang dia jatuh sakit karena bekerja terlalu keras. Padahal waktu itu aku pernah membilanginya untuk bersosialiasi dengan banyak orang. Anak itu benar-benar sama dengan mamanya saat belum bertemu denganku."

Ternyata seperti itu sosok seorang ratu Kioku saat belum mengenal raja Koshiyu. Makanya raja Koshiyu sering mengatakan bahwa dia melihat sosok ratu Kioku dalam diriku, ternyata dia merindukan ratu Kioku saat masih belum mengenalnya.

Mungkin memang kelihatannya bukan sifat yang diinginkan semua orang, tetapi mungkin itu adalah saat terbahagia yang dialami oleh raja Koshiyu. Yaah tidak semua orang punya cara pemikiran yang sama, jadi tidak bisa memaksakan pemikiran kita juga.

"Sayang sekali walau aku punya banyak waktu luang, tetapi aku tidak bisa membantunya."

"Jangankan Fukoushi-san, kami saudaranya saja tidak diperbolehkan membantunya. Katanya dia ingin merasakan tekanan batin dan siksaan yang dulu dialami oleh mama."

"Begitu ya… supaya dia bisa menemukan sosok mama dalam keterpurukan itu…. Maaf aku hanya pendatang asing, walau aku mirip dengan sosok ratu Kioku aku bukanlah dirinya. Namun ada satu yang bisa aku katakan."

Mimpi tadi malam, itu yang aku mau katakan bahwa ratu Kioku sendiri yang menemui diriku dan menyampaikan sebuah pesan. Walau mimpi itu tidak jelas sama sekali, tetapi aku yakin tentang isi pesan itu dan siapa yang menyampaikannya.

"Ada satu yang Keena bisa katakan?"

"Itu untukmu Koshiyu. Tadi malam aku bermimpi, semuanya tidak jelas kecuali beberapa kalimat yang mengatakan bahwa aku harus membantumu Koshiyu yang selama ini terikat dengan ratu Kioku."

"Kioku…."

Seketika itu raja Koshiyu menitikkan air mata, sebuah air mata dengan banyak perasaan tercampur aku tebak. Perasaan senang, rindu, bahagia, dan yang pasti sedih. Mana mungkin dia bisa melupakan istrinya semudah itu setelah berkorban untuk segalanya.

Aku sudah mencari lebih dalam tentang ratu Kioku dan apa yang dilakukan olehnya. Ternyata 31 tahun lalu, dia berperang dengan kekuatan dewinya. Sebelum saat meninggalnya, dia memisah kekuatan dewinya dan memberikannya kepada tiga anaknya. Saat dia melepaskan kekuatan dewinya, jiwanya langsung terlepas dari tubuhnya.

"Jangan bersedih tentang ratu Kioku lagi Koshiyu. Ratu Kioku juga tidak ingin mengharapkan perjuangannya akan membuat keluarganya jadi depresi dan menyiksa dirinya sendiri. Aku tidak tahu bagaimana aku mengetahui semuanya ini, tetapi kurasa aku adalah pembawa pesan ratu Kioku."

Hanya dengan kalimat-kalimat itu, semuanya langsung menundukkan kepala, terdiam tidak tahu harus berbicara apa. Bahkan tuan putri Tifaria yang masih kecil dan belum mengetahui banyak juga ikut menjadi sedih.

"Maafkan aku kalau aku mengacaukan suasana. Sebaiknya aku pulang saja dulu. Kalian tenangkanlah diri saja dan jangan semakin terpuruk. Nanti saat waktu yang tepat, aku akan kembali lagi. Sampai jumpa nanti, terima kasih sudah mau menerimaku di sini."

Sedikit tidak sopan memang, tetapi semakin lama aku di sana, aku hanya akan berbicara yang membuat mereka semakin terpuruk. Walau seharusnya kedatanganku adalah membawa kelepasan kepada mereka daripada kenanangan masa lalu yang buruk, tetapi hal sebaliknya yang malah terjadi.

"Kamu… siapa kamu?"

"Ah namaku Fukoushi Keena, maaf mengganggu permisi."

Orang yang barusan aku temui aku duga sebagai ratu Shiakira. Kalau aku berbicara dengannya, pasti urusannya akan semakin panjang dan lama. Sebaiknya aku pulang saja sekarang. Nanti pasti ratu Shiakira akan menyadari keadaan tidak nyaman di ruang makan.

Aku membereskan barang-barang yang kupinjam, termasuk pakaian malam ratu Kioku yang masih aku kenakan saat makan tadi. Walau memang sedikit repot untuk memakai gaun lagi, tetapi satu-satunya pakaian yang aku punya dan bisa kenakan adalah itu.

Saat selesai memberesi aku berpikir, kalau aku pulang dengan jalan kaki, itu hanya akan membuat diriku merasa lelah karena jauhnya jarak antara rumah dengan istana. Juga ada alasan tambahan diriku mengenakan gaun, jadi itu akan menghambat gerakanku. Jadi aku putuskan untuk pulang dengan berteleportasi saja walau sedikit boros mana.

"Mereka mencari diriku tidak ya yang pulang dengan sekejap ini bahkan tidak lewat pintu utama? Hah~ kurasa untuk selanjutnya aku cari sendiri saja. Aku terlalu melibatkan diri dalam permasalahan keluarga negara kerajaan Kogaroya ini."

Cara untukku menenangkan diri hanyalah dengan mandi, untung saja pagi ini aku belum mandi. Jadi setelah aku mandi dan memberesi rumah sebentar, aku langsung terlelap tidur saja. Tidak banyak yang bisa aku lakukan selain di rumah ini saja.

Namun rasanya ketika aku berada di rumah ini, rasanya aku merasa tenang. Mungkin inilah yang aku harapkan, sebuah ketenangan di dalam rumah, sendirian. Rasanya aku meniru kebiasaan ratu Kioku yang dulu sesuai cerita raja Koshiyu. Yahh bagaimana lagi, sebuah kemungkinan dan kebetulan bisa saja terjadi.


next chapter
Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C11
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk