"Che Er sayang, Che Er, jangan menangis, Ibu ada di sini..."
"Huaaa..." Wajah Che Er sudah memerah karena menangis keras. Kini, ia meringkuk di pelukan Bai Ran dan akhirnya berhenti sejenak.
Quan Rui kembali tersadar. Ia melihat kembali ke Bai Ran dan ingin mengatakan sesuatu, tapi ia melihat Bai Ran sedang menggendong Che Er di pelukannya dengan cemas.
Sementara itu, wajah Che Er juga penuh air mata. Kabut masih mengambang di matanya yang hitam bersinar itu, dan bulu matanya yang panjang tampak masih menggantung dengan air mata.
Mata kecil yang malang itu juga sedang menatap Quan Rui.
"Pa, pa..." Che Er mengatupkan mulutnya, sangat jelas memohon untuk digendong ayahnya.
Sebenarnya si kecil ini juga tidak tahu apa yang baru saja terjadi. Ia sangat ketakutan hingga ingin menangis.
Tapi kenapa hanya ibunya yang datang untuk menggendongnya, sedangkan ayahnya malah hanya memandangnya dari kejauhan...