Unduh Aplikasi
13.15% Super Planet System Behind The Moon (Versi Bahasa) / Chapter 30: Rahasia Belinda dan Vernandes

Bab 30: Rahasia Belinda dan Vernandes

Syut!!!

Saat ini Lucas dan Aidan berada di sebuah sudut kota, di mana kala itu kota tersebut terasa sangat sepi. Selain karena saat ini malam hari, namun juga karena situasi yang terjadi antara pemerintahan dan pihak pemberontak dari Devil Rebel yang membuat suasana menjadi mencekam.

"Hahh …" Napas Aidan kini bersembus seolah ia merasa tidak asing lagi dengan suasana malam yang kala itu mereka rasakan, yang membuatnya berjalan ke arah depan.

Lucas yang masih berdiri di tempatnya itu pun menatap pada Aidan yang berjalan dengan langkah yang gontai ke depan. "Apa kau mengingat saat ini, Aidan?" Pertanyaan itu pun Lucas lontarkan pada Aidan.

Lelaki yang di berikan pertanyaan itu pun menoleh kea rah belakang untuk menatap pada Lucas yang membawanya kembali ke saat ini.

Lucas dapat melihat tatapan yang Aidan tunjukkan padanya saat ini, ia pun mengetahui bagaimana perasaan yang di rasakan oleh Aidan saat ini. Yang kemudian membuat Lucas menyesal telah membawanya kesini, dan merasa bahwa seharusnya mereka tidak pergi ke saat ini. Tetapi entah mengapa Lucas merasa jika dirinya ingin pergi ke sebelas tahun yang lalu.

"Apakah ada hal yang harus aku ketahui di sini?" Pertanyaan yang di lontarkan oleh Aidan pada Lucas itu pun membuat Lucas mengedikkan kedua bahunya karena tidak yakin, kemudian ia menjelaskan.

"Aku tidak tahu, tetapi hatiku merasa diriku harus ke sini… Jadi aku pun tidak yakin apa yang ada di sini. Mungkin saja ada sebuah kebenaran yang akan terbongkar di saat ini." Jelas Lucas pada Aidan yang hanya bisa menghembuskan napasnya dengan berat. Ia yang kini berdiri di hadapan Lucas itu, berusaha menahan air matanya seraya menganggukkan kepalanya dengan pelan.

Aidan pun berucap, "Baiklah… Mungkin apa yang kau duga benar." Ujar Aidan yang kemudian menarik topi hoodienya untuk menutup kepalanya.

Lucas pun berjalan terlebih dahulu, mendahului Aidan yang masih berdiri di tempatnya. Lelaki itu pun menghintari jalanan yang sangat sepi itu, di ikuti oleh Aidan dari belakang.

Langkah keduanya yang tidak terlalu cepat itu pun berhenti ketika tiba-tiba mereka mendengar suara sebuah tembakan, dan peluru yang melesat cepat hampir saja mengenai Lucas. Peluru itu bisa saja mengenai Lucas jika Aidan tidak dengan segera menarik Lucas untuk kembali bersembunyi di antara gedung-gedung tersebut.

DARR!!!

"!!" Lucas yang terkejut itu pun menoleh menatap pada Aidan yang baru saja menarik tubuhnya, dan kemudian memberikannya sebuah teguran.

"Apa kau bodoh?! Ini adalah saat di mana situasi di wilayah ini sangat panas. Kau bisa mati jika berjalan tanpa tanda pengenal!" Omel Aidan pada Lucas yang kini hanya bisa mengerutkan dahinya. Lucas menatap Aidan yang kini merobek baju yang ia kenakan dan kemudian mengikat robekan baju tersebut ke lengan atas Lucas.

"Apakah baju yang kau gunakan saat ini adalah sebuah seragam pengenal?" Tanya Lucas yang menebak hal tersebut, yang membuat Aidan tidak menjawab pertanyaan tersebut dan hanya berdiri dari posisinya. Aidan menepuk bahu Lucas dengan pelan kemudian mengajaknya untuk pergi dari tempat itu.

"Ayo!" Ajak Aidan pada Lucas yang merasa kecewa karena pertanyaannya tidak di jawab oleh Aidan, ia pun berdiri dan berjalan mengikuti Aidan yang berjalan dengan santai. Sikap santai dari Aidan itu pun membuat Lucas yang berjalan di sampingnya mengikuti hal tersebut, seolah-olah mereka adalah bagian dari komplotan Devil Rebel.

"Jadi benar… Kalian mengenakan seragam agar dapat di kenali dengan mudah. Begitu kan?" Tebak Lucas lagi yang ia lontarkan pada Aidan membuat Aidan mau tidak mau mengakuinya dan menganggukkan kepala untuk membenarkan hal tersebut.

Saat ini Aidan berjalan mendahului Lucas yang merasa kebingungan dengan langkah tergesa-gesa dari Aidan, yang membuatnya terlihat seperti seseorang yang harus segera menemui orang lain. Lucas yang tertinggal pun berusaha untuk mengimbangi langkah kaki dari Aidan kemudian bertanya pada lelaki itu, "Akan pergi kemana kita?" Pertanyaan tersebut tidak membuat Aidan menghentikan langkahnya atau menoleh ke arah Lucas. Ia tetap berjalan ketika dirinya menjawab pertanyaan tersebut.

"Aku ingin menemui Ibuku! Aku tidak sempat bertemu dengan Ibuku di hari ini, di hari di mana ia terkena serangan jantung." Ucap Aidan, sedangkan Lucas yang mendengar jawaban itu pun mengerutkan keningnya, ia menjadi penasaran kemana Aidan saat itu sehingga tidak sempat bertemu dengan sang Ibu.

"Memang di mana dirimu saat itu?" Tanya Lucas, menatap punggung Aidan yang berjalan di depannya karena langkahnya tidak berhasil mengejar langkah Aidan.

Lelaki itu pun berbelok ke arah sebuah gang kecil dan berhenti di depan sebuah pintu rumah yang terlihat nyaman.

"Saat itu aku di beri tugas untuk membantu Paman Dhan pergi menuju ke perbatasan dan mengobati orang-orang yang terluka di daerah itu." Aidan kembali menjawab pertanyaan Lucas, sebelum akhirnya ia masuk ke dalam rumah tersebut dan membuka pintu itu dengan pelan.

Hal itu tentu saja membuat Lucas mengecek keadaan dan situasi yang ada di sekitarnya, sebelum kemudian ia mengikuti langkah kaki Aidan masuk ke dalam rumah itu.

Mereka berdua masuk ke dalam rumah tersebut melalui pintu belakang, dan berjalan menuju ke arah tangga yang ada di samping lorong itu. Namun ketika langkah kaki Aidan baru saja menginjak satu anak tangga itu, sebuah suara yang sangat terasa tidak asing di telinga Aidan pun akhirnya membuatnya menghentikan langkah kakinya dan terdiam.

"Aidan??" Lucas memanggil Aidan dengan berbisik pelan, karena ia takut jika suaranya akan membuat keberadaan mereka di ketahui oleh orang lain. Aidan tidak menanggapi panggilan Lucas itu, dan hanya menoleh ke arah sebuah ruangan yang di mana asal suara itu terdengar.

Aidan pun berbalik dan berjalan pelan, kemudian ia mengintip di antara sela-sela pintu yang tidak tertutup dengan rapat itu. Aidan melihat siapa saja yang ada di dalam ruangan itu saat ini. Dan mendapati Belinda serta Vernandes yang berada di dalam ruangan itu, yang tentu saja membuat Aidan kebingungan dan mempunyai sebuah pertanyaan besar di dalam kepalanya.

Satu hal yang membuatnya merasa kebingungan adalah karena dirinya mengetahui jika saat Belinda tewas, di malam itu Vernandes tengah berjaga di sisi utara dan bukan di pusat markas. Aidan pun menyadari jika ada hal yang tengah di sembunyikan oleh mereka darinya, dan dirinya baru mengetahui itu sekarang.

Malam itu Vernandes memang sengaja mengatakan kepada Dhan serta Aidan jika dirinya tengah berada di wilayah utara untuk berjaga di sana. Namun pada kenyataannya tidak, ia justru pergi untuk menemui Belinda tanpa sepengetahuan keduanya.

"Jadi… Apa yang sebenarnya ingin kau bicarakan denganku, Belinda?" Pertanyaan yang di lontarkan oleh Vernandes pada Belinda itu pun membuat Aidan mengerutkan keningnya. Ia melihati Vernandes yang kini melenggang masuk ke dalam rumah dan kemudian duduk begitu saja di sofa panjang nan empuk milik Belinda yang kemudian membuat Belinda hanya bisa menghembuskan napasnya dan menoleh kea rah Vernandes yang duduk dengan nyaman itu.

"Mau sampai kapan kau memperlakukan dia seperti ini, Vernandes?"


next chapter
Load failed, please RETRY

Hadiah

Hadiah -- Hadiah diterima

    Status Power Mingguan

    Rank -- Peringkat Power
    Stone -- Power stone

    Membuka kunci kumpulan bab

    Indeks

    Opsi Tampilan

    Latar Belakang

    Font

    Ukuran

    Komentar pada bab

    Tulis ulasan Status Membaca: C30
    Gagal mengirim. Silakan coba lagi
    • Kualitas penulisan
    • Stabilitas Pembaruan
    • Pengembangan Cerita
    • Desain Karakter
    • Latar Belakang Dunia

    Skor total 0.0

    Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
    Pilih Power Stone
    Rank NO.-- Peringkat Power
    Stone -- Batu Daya
    Laporkan konten yang tidak pantas
    Tip kesalahan

    Laporkan penyalahgunaan

    Komentar paragraf

    Masuk