"Ko sepi rumah mu van"ucapku ketika masuk ke dalam rumah evan yang sepi tidak ada orang sama sekali.
Aku langsung membalikan badanku dan melihat evan yang masih terdiam didepan pintu sambil melihat lurus ke depan ke dalam rumahnya.
Aku benar benar bodoh.
kenapa aku bertanya sedangkan aku sudah tau jawabannya.siapa sahabat yang tidak tau tentang kehidupan sahabatnya?
Dan aku tau bahwa evan sejak kecil ditinggal oleh orang tuanya
Jika aku ditinggal jauh diluar sana,
Sedangkan evan ditinggal jauh dialam sana.
Ya orang tua evan sudah meninggal.
Dan aku merasa bersalah karna membuat dia sedih sekarang.
Aku langsung menghampiri evan dan memeluknya.
"Maaf"ucapku meskipun aku tau bahwa kata maaf tidak akan membuatnya kembali tersenyum.
Dan malah membuat dirinya menangis.
Aku sahabat macam apa ketika aku menangis dia yang membuatku tersenyum kembali
Sedangkan aku malah membuat dia menangis
*****
Aku baru saja pulang dari rumah evan. Sungguh aku merasa tidak enak. Meskipun dia menyakinkan aku bahwa dia tidak apa apa
Tapi mata dia mengatakan bahwa dia sedang ada apa apa
sudah jangan murung aja bee.
Kamu ga salah ini ko
"iya kamu yang salah"ucap ku sambil judes.
Bagaimanapun aku masih belum memaafkannya
Bee kan aku udah minta maaf masa ga di maafin sih
"Aku ga suka ya kalo di bentak"ucapku sambil berjalan
Masabodoh lah dengan tetanggaku yang sedang berada diluar rumah dan melihatku ditengah jalan sambil berbicara sendirian
Toh dari dulu aku sudah dianggap gila oleh mereka ini
janji deh ga bentak bentak lagi
"Males janjian sama H A N T U"
Kenapa harus males
"Stop berisik tau ga.hantu Bisa kan diam"
Ga sebelum di maafin aku gabakal diam
"Dasar hantu keras kepala"
Aku terlalu banyak bicara sampai tidak fokus ke depan dan itu membuatku terjatuh ke aspal karna menabrak punggung seseorang
"Gimana sih anak kecil jalan tuh liat liat dong"
Bentar
Tadi dia bicara sama aku
Dan aku bisa mendengar suaranya
Bersambung....
— Bab baru akan segera rilis — Tulis ulasan