Unduh Aplikasi
56.52% Suamimu Juga Suamiku / Chapter 13: Kecemasan

Bab 13: Kecemasan

Budayakan Vote & Comment

Sorry For Typo

030220

Jungkook tertidur di paha jimin, ia terus memeluk tubuh istri pertamanya tanpa melonggarkan pelukannya sedikitpun, rasa rindu dan penyesalannya menjadi satu dan tuangkannya saat itu juga melalui air mata.

Jimin mengusap lembut surai kusam jungkook karena hampir beberapa hari ini ia tak membersihkan diri, aktor tampan itu hanya menghabiskan waktu di ranjang untuk menyesali perbuatannya yg lebih terkesan pada kepasrahan tanpa perjuangan.

"Andwe..."

"Aku hanya ingin mengambil minum kook-ah"

"Tidak usah, suruh pelayan saja. Aku tidak ingin kau pergi dari sisiku lagi sayang"

Jimin tidak jadi beranjak dari posisi semula, tak dapat di pungkiri mau bagaimanapun hidupnya hanyalah jimin seorang, jungkook juga merasa bersalah karena tidak menghiraukan yoongi beberapa hari belakangan karena memang benar tak akan ada yg bisa menggantikan jimin di hatinya.

Jungkook sudah berjanji dalam 1 tahun ini setelah anak yoongi lahir maka ia akan menceraikan istri mudanya itu, mungkin di kalangan selebriti itu terlihat sederhana dan lazim terjadi maka dari itu jungkook tak memikirkan resiko yg terjadi.

"Jiminah, kau masih marah sayang?"

"Tentu saja"

"Apa aku bisa mendapatkan maaf darimu?"

"Sudah kau dapatkan sejak lama"

"Mwo?? Apa kau memaafkan semua perbuatanku?"

Jimin mengangguk membenarkan pertanyaan jungkook, sang dominan beranjak dari paha jimin untuk duduk sejajar dengan istri pertamanya.

"Benarkah?" Jungkook memastikan

"Iya kook, tentu saja"

"Apa benar ini kau sayang?"

"Perlu kuingatkan asal kau lupa"

"Terima kasih sayangku, saranghae jiminah"

Jungkook memeluk tubuh mungil jimin dengar erat, hari ini dia ingin menghabiskan waktu bersama istri tercintanya.

Di lantai dasar terlihat yoongi dengan raut gelisah berjalan bolak-balik di dalam kamarnya karena cemae, yoongi memikirkan segala keburukan yg terjadi jika jimin kembali kepelukan suaminya.

"Kenapa aku seperti ini?? Apa ini karena bawaan bayi?? Baby apa kau takut appa akan meninggalkan kita??"

Yoongi mengusap perut buncitnya sambil berdiri di depan kaca, ia tahu jika emosinya sering naik turun beberapa bulan sejak kehamilannya. Entah pikiran jahat ataupun baik saling berkecamuk di dalam diri aktor cantik itu.

Tok Tok

"Permisi, hai Yoongi"

Yg di panggil sangat kaget mendapati istri pertama suaminya sudah berdiri manis di depan kamarnya, Yoongi memaksakan senyum dan mencoba bersikap normal

"Ada apa jim?"

"Apa kau lapar? Aku ingin memasak sup daging. Kau tidak keberatan?"

"Gwenchana, a.. aku tidak masalah"

"Kenapa kau gugup? Apa kau takut aku akan meracuni bayimu??"

"Jimin jaga ucapanmu"

"Jadi benar kau takut? Aku tidak perlu bermain kotor Yoongi untuk merebut jungkook kembali, kerena jungkook tak akan pernah bisa melepaskanku. Berhenti mengusikku yoongi maka aku tidak menaruh kebencian padamu"

"Jimin, kau bisa keluar?"

"Baiklah, ahh kau tidak ingin meminta maaf padaku yoongi??"

"Untuk apa??"

"Baiklah, aku sudah memaafkan semua kelakuanmu. Mari kita hidup berdampingan tanpa mengusik satu-sama lain. Aku jamin kau dan babymu akan mendapatkan kasih sayang yg cukup dari jungkook"

Jimin menutup pintu kamar yoongi. Benar-benar serangan telak bagi yoongi, darahnya mendidih dan raut wajah yoongi memerah menahan kesal. Jimin benar-benar orang yg baik tapi karena kebaikannya itulah membuat yoongi semakin membencinya.

Istri pertama tuan Jeon itu sedang asik berkutat di dapur favoritenya yg sudah lama tak di jamah oleh tangan mungil jimin, seyumnya sumringah saat mendapati panci-panci kesayangannya masih berada di tempat yg sama.

"Tuan jimin sedang apa??"

"Bibi Lee, apa kabar? Aku ingin memasak bi"

"Bibi sangat merindukan tuan, rasanya rumah benar-benar sepi tanpa tuan"

"Jinjja?? Aku merasa tersanjung bi"

"Benar tuan, mau bibi bantu?"

"Terima kasih bi, boleh jika bibi tak keberatan kupaskan bawang dan juga kentang untukku"

Jimin memulai kegiatan memasaknya saat jungkook sedang tertidur lelap, jimin mengurus jungkook terlebih dahulu lalu bisa bergerak untuk melakukan kegiatan lainnya.

★★★★★★

Jimin sudah menata semua makanan di meja makan, ia bersiap untuk mengajak orang-orang yg berada di dalam rumah untuk segera bergabung menikmati makan malam.

Jimin menaiki anak tangga menuju lantai 2 untuk membangunkan sang suami, ia teringat akan anak pintarnya apakah saat ini sudah makan atau sedang melakukan apa bersama neneknya.

Ceklek

Jimin membuka pintu kamar depan pelan agar tak mengusik sang suami, jimin meraba saklar lampu karena kamarnya sangat gelap. Sesaat kemudian jimin mendapati Jungkook yg tertidur pulas sedang memeluk tubuh yoongi.

Jimin tersenyum kecut melihat pemandangan yg ada di hadapannya, apa ini permainan Yoongi lagi, jimin mengusap dadanya untuk menetralkan perasaan.

"Jungkook, Yoongi bangunlah... saatnya makan malam"

Jimin berdiri di hadapan keduanya, jungkook menggeliat bersiap membuka mata karena tidurnya terusik.

"Sayanghh..." suara parau jungkook mencoba mencari kesadaran

"Bangunkan yoongi kook, aku tunggu di bawah"

Jimin berlalu meninggalkan jungkook yg keheranan atas perintah jimin, apakah Yoongi sudah terbiasa selama 2 minggu ini tidur bersama suaminya di kamar miliknya dan jungkook. Jimin mencoba bersikap sabar.

"Yoongi.. bangun, yoongi"

"Emmm, kook-ah, kenapa?"

"Bangun, kenapa kau tidur disini?"

"Aku? Ahh tidak bolehkan aku tidur dengan suamiku??"

"Maksudku kenapa kau harus tidur di kamarku dan jimin?"

"Kau tidak pernah tidur denganku, anakmu merindukan appanya"

"Maaf Yoongi, lain kali aku akan menemanimu tidur"

"Aku mau malam ini kook"

"Tapi jimin.."

"Kook plis" Yoongi memasang tampang melasnya, jungkook di buat bimbang dengan situasi saat ini.

"Mari kita makan dulu, nanti saja bahas tidurnya"

"Gak mau kook harus sekarang" Yoongi merajuk, jungkook berfikir keras harus bagaimana menanggulangi sifat yoongi saat ini.

"Arraseo... aku akan berbicara kepada jimin terlebih dulu"

"Janji kook?"

Jungkook tidak menjawab pertanyaan Yoongi, ia menarik lengan Yoongi dengan lembut untuk mengajak istri mudanya segera turun dari lantai 2. Jungkook tahu betul saat ini jimin menunggu mereka dengan perasaan gelisah.

Yoongi menggandengan tangan jungkook saat menuruni anak tangga dengan hati-hati, ketika netranya menemukan sosok jimin maka yoongi akan bersikap lebih manja dan semakin menepis jarak antara dia dan jungkook.

Jimin memutar bola matanya malas karena permainan kekanakan yg di lakukan yoongi, jika ia terhasut karena perbuatan yoongi maka jimin tidak akan bisa bertahan lama dalam permainan kotor tersebut.

Mereka memulai makan malam dengan hening, tak ada percakapan hanya duduk bertiga dan menyantap makanan masing-masing. Pikiran jimin bercabang mengingat anak tampannya.

"Jungkook aaaaa... buka mulutnya"

"Aku bisa makan sendiri yoongi"

"Anni... aku ingin menyuapimu"

"Tapi yoongi.."

"Buka mulut appa, baby yg minta!"

Percayalah jungkook benar-benar cemas saat ini, sang dominan terus mencuri pandang kepada istri pertamanya yg terkesan cuek saja melihat interaksi jungkook dan yoongi.

Jungkook membuka mulutnya ragu-ragu sambil terus melirik jimin dari sudut matanya, Yoongi menyuapkan makanan ke dpaam mulut suaminya dengan gembira.

"Jungkook katakan kepada jimin tentang janjimu tadi"

Jungkook menghentikan kegiatan makannya saat Yoongi mulai menyulut ketegangan di meja makan malam ini. Yoongi kembali mengingatkan perkataan yg sama.

"Tentang apa?" Jimin membuka suara

"Jungkook ingin menemani ku tidur malam ini, bagaiman jim?

Jimin terdiam sejenak meresapi pertanyaan atau mungkin penekanan yg di sampaikan istri muda suaminya

"Silahkan, karena aku tidak akan tidur disini, jadi silahkan saja"

"Maksud mu sayang??" Jungkook benar-benar kaget

"Yahh aku akan kembali ke rumah eomma, jadi kau temanilah yoongi"

"Kau ingin meninggalkan ku lagi jiminah??"

"Aku ingin menemui jungmin kook, aku merindukan anak kita"

Jungkook menatap dalam ke onyx jimin, rasa khawatirnya kembali muncul kepermukaan, jungkook kelihatan sangat cemas

"Tidak jim, kau pulang besok saja, besok aku akan mengantarmu dan sekalin menjemput anak kita untuk kembali ke sini" jungkook menggenggam tangan mungil jimin dengan lembut.

"Maaf Yoongi, malam ini aku ingin bersama jimin. Lain kali aku akan menemanimu"

Yoongi memperlihatkan wajah kesalnya, apa sekarang jimin sedang membalasnya, tapi saat ini jimin bersikap biasa saja bahkan jimin tak melirik Yoongi sedikitpun sekedar untuk meledeknya.

Yoongi membanting pintu kamarnya karena kesal jungkook tak jadi menemaninya tidur malam ini. Sementara jungkook sudah memeluk tubuh mungil istri pertamanya tanpa memberikan ruang sedikitpun untuk berjarak. Jungkook menciumi leher jimin yg memiliki wangi khas dan sangat harum seperti biasa.

Wangi yg sangat di rindukan jungkook setiap hari jika mereka bersama baik saat tidur ataupun ketika bangun tidur, jungkook mengecup leher jimin berkali-kali untuk menyampaikan rasa rindunya kepada jimin. Sedangkan yg di usik hanya memejamkan mata tanpa perlawanan.

Bersambung

QaraTanjung


next chapter
Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C13
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk