"HENTIKAN!!"
Suara teriakan seorang wanita semerta terdengar memerintahkan pasukan ke dua kubu di depan kantor kepemerintahan untuk berhenti berseteru.
Jaka berada di barisan belakang, langsung menoleh ke balik punggungnya di mana asal suara terdengar. Di sana dia melihat pasukan ASAD lain, yang dipimpin oleh seorang wanita. Seorang wanita yang ia kenal betul identitasnya.
'Panglima Danum dari Suanggi…'
Jaka memicing, melihat wanita itu beserta pasukannya berjalan mendekat. Pasukan Federasi di sekitar Jaka langsung bergerak ke depannya, bersiap dengan senjata masing-masing.
"Turunkan senjata kalian!" Teriak Danum.
"Kenapa kami harus menerima perintahmu?!" Tanya salah satu prajurit yang berada di depan barisan, paling dekat jaraknya dengan Danum.
"Karena aku tidak akan segan membunuh Presiden Nusa saat ini, kalau kalian bersikeras masih ingin bertarung."