Anita terus melambaikan tangannya, ia berusaha memanggil puteranya itu sekeras mungkin, membujuknya agar mau mendekat padanya,"Sayang kesini , ayok ikut sama mommy, kita pulang sama-sama yukk", ucapnya parau, ia mebujuknya sambil menangis tersedu, menatap puteranya itu dengan wajah putus asa, karena ia seolah tidak bisa menjamah tempat itu, semakin ia berjalan mendekat, bayangan puteranya itu justru kian menjauh,
Anita berhenti berlari, ia mencoba mengatur nafasnya yang terengah-engah, tatapan matanya tidak lepas dari bayangan puteranya yang tampak berlarian ditempat bermain luas yang berornamen serba putih didepannya sana, "Bryan kemarilah sebentar nak ... peluk mommy please... mommy rindu sekali sama kamu nak...",
"No mom... Bryan mau main sama mbak fitri disini... ", jawabnya polos, tetap mengabaikan panggilan Anita,