Wajah Gu Xiaoran langsung menjadi merah saat membaca pesan itu. Dia segera menoleh ke kiri dan ke kanan seolah sedang mencari seseorang. Dia tahu benar jika Mo Qing merupakan pria yang selalu memegang perkataannya. Apa yang telah katakannya, pasti akan dilakukan olehnya, sehingga dia tidak berani bertindak gegabah. Dia menggigit bibirnya dengan kesal, namun tidak berani untuk membuang kotak makan siang dari pria tersebut.
Gu Xiaoran akhirnya memutuskan untuk mencari tempat yang tenang untuk duduk. Begitu mendaratkan tubuhnya di bangku, seketika itu juga dia merasakan perasaan yang tidak nyaman dan menyiksa itu lagi. Meski tidak sesakit di pagi hari tadi, namun tetap saja dia masih merasa tidak nyaman dan sedikit nyeri. Setelah berusaha untuk menenangkan dirinya, dia akhirnya membuka kotak makan siang itu dan terkejut melihat isinya. Setiap makanan yang berada di dalamnya terlihat dimasak dengan sangat hati-hati dan ditata rapi. Namun, yang membuatnya terkejut adalah nasi yang berbentuk alat kelamin laki-laki dengan tulisan 'Mo Qing' yang juga tertata rapi di antara lauk pauk yang ada.
Tidak lama kemudian, seseorang berjalan melewati tempat duduk Gu Xiaoran. Hal ini sontak membuatnya terkejut hingga dia dengan segera menusuk-nusuk nasi berbentuk kemaluan laki-laki itu dengan sendoknya, hingga tidak berbentuk lagi. Wajahnya ditekuk kesal saat ini.
Dasar laki-laki mesum! Bisa-bisanya dia menyuruhku untuk memakan 'kemaluannya'? Umpat Gu Xiaoran dari dalam hati. Belum puas dia mengumpat, ponselnya kembali bergetar. Sebuah pesan masuk kembali diterimanya. 'Jika kamu tidak ingin menerima 'pukulan' dariku, maka kamu harus memasukkannya utuh-utuh ke dalam mulutmu!' tulis Mo Qing.
Gu Xiaoran dengan kesal memasukkan nasi berbentuk menjijikkan itu ke dalam mulutnya dan menggigitnya kuat-kuat. Akan ku gigit sampai patah! Mati kamu! Aku akan menggigitnya hingga habis tidak tersisa! Makinya dalam hati.
Pada awalnya, Gu Xiaoran terpaksa memakan bekal makan siang tersebut karena takut oleh ancaman Mo Qing. Namun, begitu mencicipi rasa masakan tersebut, dia menyadari bahwa semuanya terasa lezat dan nikmat. Entah karena dia memang sedang sangat lapar, namun yang jelas dia benar-benar menghabiskan makanan tersebut dan tidak meninggalkan satu butir nasi pun. Dia memandangi kotak makan siang yang berada di tangannya, kotak kayu tersebut telah terlihat sangat bersih tak bersisa.
Kejadian-kejadian yang Gu Xiaoran alami beberapa hari belakangan ini, benar-benar menguras seluruh tenaga dan pikirannya. Setelah kenyang, dia segera merasakan rasa kantuk melanda dirinya. Dia pun segera bangkit berdiri untuk mencuci kotak makan siang tersebut dan bergegas pergi ke asramanya. Dia masih harus mengikuti ujian sore nanti. Jika dihitung-hitung, kira-kira dia masih memiliki waktu selama satu setengah jam untuk beristirahat tidur.
Gu Xiaoran memutuskan untuk berjalan melalui tempat parkir bawah tanah yang memang merupakan jalur paling cepat yang dapat ditempuh olehnya untuk kembali ke asramanya. Di tempat parkir bawah tanah yang cukup sepi, tiba-tiba beberapa orang terlihat menyusul langkah kakinya dan berkeliling mengerumuninya.
"Eits! Bukannya dia adalah Gu Xiaoran, gadis yang mendekati kantong uang berjalan, Han Ke?" sindir seorang pria dengan rambut cepak.
"Aduh, biasanya berlagak sok suci, ternyata di dalam darahnya mengalir darah pelacur juga!" ejek seorang pria lainnya dengan gaya rambut yang terlihat acak-acakan sambil tertawa sinis.
"Kalian jangan bicara seperti itu mengenai orang lain. Kalian kan tidak tahu kalau dia tidak memiliki pilihan lain? Jika dia tidak menjual dirinya, maka ayahnya yang koruptor itu akan dimasukkan ke dalam penjara," ucap seorang pria dengan nada menyindir.
Sangat terlihat jelas jika pria itu merupakan pemimpin dari gerombolan tersebut. Gerombolan anak nakal itu dipimpin oleh Feng Gang, teman sekelas Gu Xiaoran, yang tidak lain tidak bukan merupakan putra bungsu Feng Jianjun, direktur dari perusahaan Hongda Group.
Feng Gang telah mengejarnya selama tiga tahun, namun Gu Xiaoran terus mengabaikannya. Setelah cintanya ditolak berkali-kali olehnya, pria itu lama kelamaan menjadi kesal dan mulai bersikap menyebalkan terhadapnya. Terlebih lagi, saat ini ayah dia sedang mengalami kesulitan, pria itu secara alami mendatanginya untuk menginjak-injak harga dirinya.
Gu Xiaoran memandang ke sekelilingnya. Di siang hari seperti ini, tempat parkir terlihat begitu sepi, sama sekali tidak terlihat ada orang lain yang berlalu lalang di sini. Dia tahu, jika dirinya membuat keributan saat ini, dialah yang akan dirugikan dalam keadaan tersebut. Dia akhirnya memutuskan untuk terus berjalan dan melewati pria itu begitu saja.
"Guys, apa kalian tidak merasa ada yang aneh dengan cara berjalannya hari ini?" tanya Feng Gang pada teman-teman satu gengnya.
"Iya, cara berjalannya terlihat agak aneh," sahut si rambut acak-acakan.
"Dia pasti habis bercinta semalaman," imbuh Feng Gang lagi.
"Wow, seberapa luar biasanya sampai dapat membuatnya seperti itu?" ucap yang lainnya.
Suara-suara itu terus berlanjut dan terdengar oleh telinga Gu Xiaoran yang belum jauh meninggalkan tempat tersebut. Wajahnya kini memerah menahan emosi dan dia melangkahkan kakinya semakin cepat untuk meninggalkan tempat itu.
"Guys, bagaimana kalau kita tangkap dia dan menelanjanginya? Kita lihat seberapa parah dia dikerjakan oleh seseorang semalam?" ajak Feng Gang pada teman-temannya.
"Eh, tampaknya itu bukan ide yang bagus," kata si rambut cepak. Mereka merupakan anak-anak dari keluarga kaya dan berpengaruh di kota ini. Di sekolah, mereka memang sering menggunakan uang dan kekuasaan mereka untuk menyiksa orang-orang yang tidak disukai.
Tempat ini adalah tempat parkir sekolah. Di luar sekolah, mereka sering kali bermain-main hingga kelewat batas dan membuat masalah. Tentu saja masalah yang mereka timbulkan akan dapat diselesaikan dengan uang yang keluarga mereka miliki. Namun di sekolah, mereka tetap berusaha untuk tidak bertindak keterlaluan.
"Apa yang kamu takutkan? Dia sampai begitu lemah dan tidak bertenaga seperti itu pasti karena habis bercinta semalaman dengan seseorang. Jika aku melakukannya sekali lagi padanya, tentu saja dia tidak akan keberatan, kan?" tutur Feng Gang dengan ekspresi penuh kebencian. "Hei pelacur kecil, mari kita lihat bagaimana aku akan mengurusmu hari ini."
Gu Xiaoran sama sekali tidak menyangka jika Feng Gang berani untuk mengganggunya di area sekolah. Dia segera berlari berusaha kabur, namun sayangnya Feng Gang jauh lebih cepat darinya, pria itu telah menangkap tubuhnya dengan satu tangan, sedangkan tangannya yang lain berusaha untuk melepas celana jeans yang dikenakannya.
"To… Tolong!!"
Belum sempat Gu Xiaoran menjerit, Feng Gang telah membungkam mulutnya dan mengancamnya, "Berani-beraninya kamu berteriak? Masuk ke dalam mobil!" Dia pun menyeret tubuh gadis itu menuju ke mobilnya.