Bab 133: KABAR GEMBIRA DARI SAHABAT

Usai sholat Subuh, sesuai janji, Fatih mengajak manemani mamanya jalan-jalan keliling komplek. Mamanya tidak perlu lagi pakai kursi roda. Karena, dia sudah bisa berjalan. Jadi, cukup jalan jalan santai saja tanpa mengenakan alas kaki untuk terapi refleksi.

"Jordan, apakah kamu benar-benar nyaman dengan keyakinanmu yang sekarang ini?" tanya mamanya Ketika mereka berdua dudik bersantai di sebuah kursi panjang dari besi dan bercat warna putih.

"Alhamdulillah, Ma," jawabnya. Dia memang perlu berkata jujur. Tapi, ia jugatahu. Setiap jawaban juga harus memiliki batas. Karena ini hal yang snagat sensitive, lagi pula mengingat dulu, sebelumnya mamanya juga sangat menentang keputusannya.

"Ya sudah. Papapun agamanya, tai kamu harus ingat dalam berkelakuan harus baik. Cukuplah mama senang dengan melihat dirimu yang lebih kalem dan tidak urakan, tidak mabuk-mabukan. Mungkin begini juga baik dari pada anak yang seiman tapi kerjaannya tidur memeluk botol."