"Kamu meremehkan aku ya,” bisik laki-laki itu akhirnya.
“Aku memang tidak yakin.” Kaluna terkekeh. “Memangnya apa yang bisa kamu lakukan hingga aku tidak akan bisa meremehkan kamu lagi?”
“Aku bisa lakukan apa saja, termasuk membuatmu mengingatku selamanya.” Dengan lembut laki-laki itu mengecup bibir tipis merah Kaluna dan bodohnya, Kaluna hanya diam saja.
Laki-laki tampan itu tertawa melihat Kaluna menerima ciumannya tanpa sedikitpun berusaha menolaknya.
“Ini ...” Kaluna menyentuh bibirnya sendiri dengan tangan.
“Kenapa? Kamu sering melakukannya dengan teman sekolahmu?” tanya laki-laki itu dengan antusias. Perlahan Kaluna menggelengkan kepalanya.
“Aku tidak pernah melakukannya,” ucap Kaluna jujur.
“Benarkah? Jadi aku orang pertama yang cium kamu?” Si tampan berucap bangga. “Kamu harus banyak belajar lagi.”
Kaluna mengerjabkan matanya seraya berdiri.
— Bab baru akan segera rilis — Tulis ulasan