***
Awal pertemuan. Hikaru terbangun, mendapati bahwa dirinya tidak mengetahui apapun. Hikaru hanya menatap dalam diam, kedua mata yang menatap dengan tatapan kosongnya.
"..."
keheningan melanda seketika. mendadak semuanya terasa baru, Suara pintu yang mendadak terbuka paksa.
menampilkan seseorang dengan surai coklat yang terlihat kacau. mungkin karena bergegas kemari, Hikaru hanya menatap dalam diam tanpa ekspresi.
"Kau..kau sudah bangun, Hikaru?" tanya seseorang yang terlihat begitu asing.
Bibir Hikaru perlahan terbuka, "Hikaru?" ulangnya kembali. wajah orang yang seumuran dengannya kembali terlihat bingung, dengan senyuman yang masih terlukiskan di wajahnya. pria itu, memegangi kedua bahu Hikaru yang hanya diam. tidak merespon apapun.
"Kau..kau adalah Hikaru!" seru pria itu terdengar putus asa. saat melihat wajah Hikaru yang hanya menatapnya datar.
"kau siapa? aku tidak mengenalmu" seru Hikaru dengan tenang melepaskan tangan Pria itu dari bahunya, memandangi tubuhnya yang penuh dengan balutan kain perban. anehnya, Hikaru tidak bisa mengingat apapun.
Apapun. Hikaru memegangi wajahnya yang terlihat penuh perban dan terlihat menyedihkan di pantulan jendela kamar nya. satu mata kirinya yang diperban, saat Hikaru hendak memeganginya, mendadak sebuah tangan segera menghentikannya. Hikaru hanya melirik dengan wajahnya yang sangat datar.
"..." Dia terlihat begitu putus asa. Hikaru hanya diam, dan memutuskan untuk tidak memeganginya. Pria itu terduduk dengan wajahnya yang memucat, dia memandangi Hikaru dengan wajah yang terlihat penuh kesedihan, rasa bersalah.
"Aku... Kazuya.." bisik Kazuya pelan.
"aku tidak mengenalmu" seru Hikaru datar. Hikaru menatapnya datar, tanpa perasaan apapun. rasanya semuanya hanyalah seperti sebuah kertas kosong.
apa yang dirasakannya, dan apa yang sekarang sedang dilihatnya. bagi Hikaru, Hikaru tidak dapat merasakan apapun.
bahkan mengenai dirinya sendiri.
"Aku tau..." seru Kazuya mengigit bibir nya, seperti sedang merasakan rasa bersalah terhadap dirinya sendiri dan kepada Hikaru. namun Hikaru masih tidak terlalu peduli dengan semuanya.
"Namamu Hikaru.., dan aku ..." bisik Kazuya pelan. Hikaru menatap ke arah jendela, dimana terdapat anak anak yang sedang asyik bermain. Hikaru balik menatap Kazuya yang ada di depannya.
"sahabatku?" seru Hikaru membuat Kazuya menatapnya terdiam, wajahnya yang terlihat begitu tampan. namun Hikaru sama sekali tidak mengenalnya. bagi Hikaru, orang didepannya tidak lebih hanyalah orang asing baginya. orang asing yang tidak sekalipun pernah ada dalam kehidupannya.
lebih tepatnya, Hikaru yang tidak mengenalinya.
Kazuya menatap Hikaru, di kamar yang terasa begitu sepi. angin yang perlahan berhembus, membuat suasana terasa dingin dan sepi. setidaknya bagi mereka berdua yang tidak saling mengenal. Hikaru dengan wajahnya yang datar, dan Kazuya dengan wajah terdiamnya.
Kazuya memasang senyuman, entah kenapa Hikaru bisa mengetahuinya.
bahwa itu hanyalah kebohongan.
"benar... kita sahabat Hikaru.." seru Kazuya seraya tersenyum tipis, Kazuya yang terlihat begitu dewasa. Hikaru hanya diam , tidak menanggapi. Hikaru hanya memandangi jendela, dimana terdapat banyak orang disana bersama dengan keluarga mereka...oh ya, Hikaru sampai melupakannya. bukankah Hikaru juga punya keluarga, ..? Hikaru menatap dengan mata kanannya yang terasa semakin kosong. anehnya, Bahkan Hikaru tidak merasa kesepian.
"dimana keluarga ku Kazuya? apa kau tau sesuatu?" seru Hikaru dengan datar.
Hikaru bisa merasakan tangannya yang di genggam erat oleh Kazuya, tangan Kazuya yang gemetaran. saat Hikaru melihatnya bahwa Kazuya menunduk. merendahkan dirinya di hadapan Hikaru tanpa alasan yang diketahuinya. Kazuya mengenggam erat tangan kanan Hikaru yang penuh perban dengan kedua tangannya. Hikaru bisa merasakan bahwa Kazuya perlahan menangis terisak tanpa suara disana, Hikaru tidak bisa melihatnya. karena Kazuya yang mungkin tidak mau memperlihatkannya. hanya kepalanya yang tertunduk dan didekatkan pada tangan Hikaru yang hanya diam tidak bergeming, rambut coklatnya yang perlahan bergoyang dan Hikaru bisa melihatnya gemetaran.
"Maaf...Hikaru...maafkan aku.." seru Kazuya dengan nada yang penuh dengan kesedihan, dia menundukkan wajahnya di hadapan Hikaru, dan berlutut di hadapannya. alasan yang bahkan tidak diketahui Hikaru, yang membuat seorang pria menangis di hadapannya. mata hitam yang bahkan tidak menunjukkan apapun, rasa kesedihan ataupun yang lainnya mungkin karena Hikaru tidak dapat mengetahui apapun, sebenarnya siapa kah dia..dan siapakah Kazuya, Hikaru melupakan semuanya. melupakan tentang kebenaran dirinya, hanya dalam diam. Hikaru menatapnya di atas tempat tidur. dan Kazuya yang mengucapkan maaf berkali-kali seraya berlutut di lantai di samping kasurnya.
"maafkan aku..Hikaru ..aku tidak pantas untuk menerima maafmu.." bisik Kazuya dengan nada yang penuh penyesalan.
Kazuya terlihat menyedihkan.
Hikaru bisa merasakan tangannya yang basah oleh air mata Kazuya. Kazuya yang tampak begitu menyesal, bahkan Hikaru tidak mengetahuinya. alasan mengapa Kazuya terlihat begitu kesakitan ketika melihatnya, apa yang membuatnya menangis karenanya.
Hikaru tidak mengetahui apapun.
***
setiap hari Kazuya selalu datang, saat selesai sekolah dan hari libur.
hanya Kazuya. tidak ada yang lainnya.
Hikaru tidak mengatakan apapun, begitu pun dengan Kazuya. Kazuya masih bersekolah, Hikaru hanya menatap dalam diam jendela yang menampilkan pemandangan luar nya. terlihat jauh berbeda dengan keadaannya yang selalu sama. ruangan yang selalu sama, dan pantulan dirinya yang selalu sama.
Perban yang menutupi sebagian kepalanya sehingga Hikaru tidak dapat melihat penampilannya sendiri.
Sebenarnya apa yang terjadi kepada nya-? apa dia mengalami kecelakaan-?
Hikaru hanya diam. semua ingatannya seolah hanyalah kertas putih kosong.
Hikaru bahkan tidak mengetahui tentang dirinya sendiri, hari hari yang dihabiskannya selalu hanya diam. dan tidak memikirkan apapun. mencari kebenaran tentang jati dirinya, dan Hikaru tidak dapat menemukan apapun. angin yang perlahan berhembus dan seolah mengetahui kesendirian Hikaru, tanpa suara apapun. anginnya terasa lebih dingin dari biasanya, sama seperti hatinya yang terasa begitu beku.
Srek...
Hikaru meliriknya datar di atas kasur putih dengan selimut yang menutupi sebagian tubuhnya selalu sama.
"Hikaru.." sapa ramah Kazuya membawa makanan di tangannya, tanpa ada jawaban apapun. mungkin karena Hikaru enggan menjawabnya.
Kazuya tidak mengatakan apapun, tidak merasakan sedih ataupun kecewa.
Kazuya duduk di kursi satu-satunya kamar itu. membuka makanan yang di bawakan-nya untuk Hikaru. seolah Kazuya ingin menyenangkannya entah untuk alasan apa... mungkin karena dulunya mereka adalah sahabat, atau mungkin semuanya hanya kebohongan.
Hikaru tidak mempedulikannya.
"apa kau baik baik saja Hikaru?" tanya ramah Kazuya dengan senyuman tipis. Rambutnya yang selalu rapi dan penampilan yang selalu dewasa, dan Kazuya yang selalu sangat baik. mungkin saja, di sekolah Kazuya adalah orang paling populer. dan banyak di sukai, sangat berbeda dengan dirinya yang bahkan tidak mengetahui penampilan nya sendiri. penuh dengan perban, dan Hikaru tidak mengetahui bagaimana bentuk dari wajahnya. karena bagian atas kepalanya yang di perban. menyisakan sedikit rambut hitam dan mata kirinya yang diperban.
padahal Hikaru tidak merasakan apapun di mata kirinya yang selalu di perban.
"haha...aku tau kau tidak akan berkata apapun. aku membawakan mu makanan baru, semoga kau menyukai nya ya?. aku mencoba memasak, kau dulu sangat suka makanan kan?.." seru Kazuya dengan senyumnya meredup.
"andai saja...waktu berbalik..." seru Kazuya tanpa sadar, dan Kazuya kembali tersenyum dan mengaruk kepalanya dengan canggung. dengan kedua mata emerald yang men-yendu.
"ah maaf..aku berbicara hal yang aneh" seru Kazuya meminta maaf. selalu saja, seperti Kazuya berbuat hal yang salah.
"..." Hikaru tidak mengatakan apapun lagi, tidak menanggapinya dan terlihat Kazuya tidak mempersalahkan itu.
mungkin semuanya hanyalah sebuah kebohongan, namun Kazuya yang selalu bersama dengannya. Hikaru mungkin masih tidak mengetahui tentang dirinya, semuanya hanyalah orang asing baginya. Hikaru hanya ingin agar dirinya merasa tidak sendirian di kamar ini.
Hikaru selalu sendirian. rasanya sepi. tidak ada seorangpun yang mengingatnya dan Hikaru yang bahkan tidak mengingat siapapun. bahkan dirinya sendiri, Hikaru sama sekali tidak mengenali dirinya sendiri.
mungkin hanya sekedar itu. dan lagi melihat wajah Kazuya yang bersedih, membuat Hikaru merasa tidak enak. mungkin Karena namanya, makanya Hikaru menginginkan kebahagiaan orang lain. Hikaru merasa lebih nyaman untuk melihat kebahagiaan orang lain.
"Kazuya..kan?" seru Hikaru pelan. Kazuya yang sedari tadi berbicara, terdiam sejenak. melihat ke arah Hikaru dengan wajah tertegun nya. Hikaru memiringkan wajahnya, dengan wajah datarnya tanpa adanya ekspresi.
"aku boleh memanggilmu begitu kan?" seru Hikaru. mungkin karena ini pertama kalinya Hikaru berbicara, dan Tetesan hangat mengalir di pelupuk mata Kazuya. pertama kalinya, Hikaru melihatnya menangis secara langsung.
Kazuya menyadarinya dan langsung menghapus air matanya seraya tersenyum. merasakan kebahagiaan dari orang lain, rasanya ternyata begitu nyaman. Hikaru menyukainya. apa ini yang dirasakan Hikaru sebelumnya-?
"maaf..Hikaru... pertama kalinya kau memanggilku. rasanya aku senang sekali, aku tidak dapat berhenti..., hehe maaf..aku sangat bahagia sekarang karena kau mulai berbicara denganku" seru Kazuya terkekeh dengan wajahnya yang terlihat begitu senang dengan hal kecil. hanya Karena Hikaru berbicara dengannya. tanpa sadar Hikaru perlahan tersenyum, senyuman pertama yang di ukir nya sejak bangun tanpa ingatan di rumah sakit yang selalu sepi.
mungkin apa yang dilakukan Hikaru hanyalah sebuah kebohongan belaka. namun kebohongan itulah yang bisa membuat seseorang tersenyum, dan meksipun Kazuya berbohong akan sesuatu yang tidak diketahuinya. namun Hikaru bisa mengetahuinya bahwa dia tersenyum begitu tulus kepadanya. Kazuya menyayanginya. senyuman tulus yang membuatnya ikut tersenyum juga.
Kebohongan yang Membahagiakan.
***