Unduh Aplikasi
30.95% SEASON 2 TERANG DALAM GELAPKU / Chapter 26: KEMARAHAN

Bab 26: KEMARAHAN

Diangkatnya tubuh Fatma keluar kamar mandi, lalu di letakkannya ke atas ranjang. Dengan masih memegang erat kedua tangan Fatma, Harun mengikat tangan istrinya itu dengan khimar Fatma yang ditarik lepas oleh Harun.

Harun sudah seperti orang kesetanan, terlebih saat melihat istrinya yang tidak memakai khimar. Hasrat kelelakiannya semakin minta di puaskan. Dilucutinya satu-persatu pakaian Fatma hingga wanita itu polos.

" Jika kau berani menyentuhku, aku bersumpah akan membencimu seumur hidupku!" kata Fatma dengan air mata yang mengalir bagai anak sungai.

" Aku suamimu!" balas Harun lalu melepaskan semua pakaiannya dan dengan cepat menyatukan miliknya yang sejak tadi bereaksi dengan milik Fatma.

" Astaughfirullahhhhhh!" teriak Fatma.

" Aku membencimu, Harun Basyarrrrrr!" teriak Fatma lagi.

Tapi Harun seakan tuli, dia terus saja mereguk kenikmatan hingga berkali-kali dan baru berhenti saat dirasa kesadarannya kembali. Sedangkan Fatma sudah tidak sadarkan diri karena ulah Harun.

" Astaughfirullah! Apa yang sudah hamba lakukan, Ya, Allah?" kata Harun saat melihat keadaan Fatma yang menyedihkan dan keadaannya yang polos.

" Zahirah! Sayang! Tolong bangunlah!" panggil Harun menangis.

Harun berjalan mondar-mandir di depan pintu kamarnya. Dia sangat khawatir dengan keadaan Fatma. Tidak beberapa lama, seorang dokter wanita keluar dari kamar itu.

" Bagaimana keadaannya, Mir?" tanya Harun cemas.

" Kita bicara diruang kerjamu!" kata Amirah, saudara sepupu Harun.

" Zahirah..."

" Ada perawatku yang merawat dia!" kata Amirah yang tahu kekhawatiran Harun.

Harun berjalan ke pojok ruangan, lalu membuka sebuah pintu dan mesuk ke dalamnya.

" Apa ada yang serius?" tanya Harun.

" Apa kakak maniak seks?" tanya Amirah marah.

" Apa maksudmu? Aku baru pertama kali melakukan itu dengan wanita!" jawab Harun jujur.

" Tapi begitu banyak memar di tubuh istrimu, Kak!" kata Amirah.

Harun hanya terdiam, bayangan kejadian saat itu samar-samar memenuhi benaknya.

" Dan kemaluan istri kakak mengalami pendarahan ringan dan trauma!" tutur Amirah.

" Innalillahi! Apa yang sudah aku lakukan, Mir? Aku...aku sudah mendzolimi istriku!" ucap Harun sangat menyesal. Tubuhnya luruh ke lantai dan kedua tangannya menutup wajahnya yang berurai airmata.

" Maafkan aku, Zahirah! Tolong maafkan aku!" kata Harun hancur.

" Apa yang terjadi, Kak? Kenapa kakak sampai berlaku kasar seperti itu?" tanya Amirah yang tahu jika Harun adalah pribadi yang lembut.

" Entahlah! Tadi aku pergi ke Taman dan bertemu Safira!" kata Harun mengingat-ingat kembali kejadian hari ini.

" Safira? Tunangan kakak dulu?" tanya Amirah.

" Iya! Dia memberikanku minum sebelum Zahirah datang!" kata Harun.

" Jangan-jangan itu obat perangsang, Kak!" kata Amirah curiga.

" Apa? Maksudmu, Safira memberikanku minuman yang berisi obat perangsang?" tanya Harun tidak percaya.

" Iya, Kak!" jawab Amirah.

" Mira! Jangan suudzon sama orang..."

" Kak! Ini bukan masalah suudzon lagi, lebih baik darah kakak aku periksa!" kata Amirah.

Harun duduk di pinggir ranjang, matanya tidak lepas dari Fatma. Wajah Fatma terlihat pucat dan sembab, membuat hati Harun semakin hancur. Aku memang tidak pantas menjadi suamimu! Aku akan menalakmu setelah kamu sembuh dan kamu bisa kembali dengan mantan suamimu! batin Harun sedih.

Mata Fatma bergerak-gerak, dia merasa tubuhnya sakit, terlebih bagian bawahnya. Meskipun Amirah sudah memberikannya suntikan, tapi dia masih merasakan sakit, mungkin pengaruh suntikan tersebut sudah habis.

" Aku dimana?" tanya Fatma lemah.

" Zahirah! Kamu sudah bangun?" tanya Harun mendekati istrinya.

Seketika mata Fatma membulat saat melihat Harun, karena sejurus dengan itu bayangan Harun memperkosanya bermain di pelupuk matanya.

" Pergi! Aku tidak mau melihat wajahmu!" kata Fatma.

" Zahirah! Aku..."

" Pergiiiii!" teriak Fatma lalu dia kembali menangis.

" Pergiiiii! Aku benci kamu! Aku benciiiii!" terika Fatma lagi.

Terpaksa Harun mengalah dan keluar dari kamarnya. Sejak saat itu Fatma tidak mau lagi bertemu dengan Harun, karena akan mengingatkan peristiwa keji itu. Dan Harun benar-benar merasa bersalah dan memaklumi semua sikap Fatma.

Fatma akan bangun dan shalat sendiri di kamar saat datang waktu shalat. Harun juga selalu menjaga agar Fatma tidak bertemu dengannya.

" Habib!" panggil Fatma saat melihat Brian yang datang setelah mengurus semua urusannya dengan Vero.

FLASHBACK ON

Vero tidak terima Brian menceraikannya, walau semua bukti sudah dia tunjukkan pada Vero.

" Aku tidak perduli, aku mencintaimu dan akan melakukan apapun untuk memilikimu!" kata Vero. marah.

" Dasar jalang! Apa kamu tidak tahu malu? Jangan-jangan dia bukan putriku!" kata Brian membuat Vero semakin marah.

" Dia anakmu! Aku tidak pernah sekalipun menyentuh pria lain selain kamu selama kita bersama!" teriak Vero.

" Aku akan melakukan tes DNA padanya! Dan jika sampai ketahuan dia bukan anakku, aku akan membuat hidupmu hancur berkeping-keping!" kata Brian dingin.

" Lakukan! Aku berani bersumpah jika dia benar-benar darah daging kita!" kata Vero.

Setelah tes DNA, memang putrinya benar-benar darah dagingnya dan Vero berpikir Brian akan kembali bersamanya.

" Apa? Apa kamu gila? Hasil tes itu tidak membuat aku akan kembali pada wanita jahat sepertimu!" Kata Brian.

" Apa maksudmu, baby! Kamu sudah tahu bukan kalo Miki benar-benar anakmu?" ucap Vero memegang tangan Brian.

" Seperti yang pernah aku bilang, aku telah menalak kamu dan aku juga sudah memasukkan gugatan perceraian ke pengadilan!" kata Brian.

" Apa? Kamu tidak bisa seperti ini, baby! Kamu tidak bisa memisahkan kami berdua!" rengek Vero takut.

Dia semakin mempererat pegangan tangannya, malah sekarang berpindah ke pinggang Brian.

" Lepaskan!" kata Brian menarik tangan Vero dan mendorong tubuh wanita itu hingga jatuh ke ranjang.

" Jangan berani menyentuhku lagi. Aku jijik melihatmu! Ya, Tuhan! Aku benar-benar bodoh telah percaya dan ti....Arghhhhh! Kamu benar-benar menjijikkan! Pengacaraku akan menghubungimu dan kamu boleh membawa Miki!" kata Brian.

" Brian! Baby! Tolong jangan tinggalkan kami! Briannnnnnnn! Aku akan membunuh Miki jika kamu pergi!"

Langkah Brian terhenti saat Vero mengancam dirinya, dia memutar tubuhnya dan mendekati Vero. Vero berlari menuju ke kamar Michelle lalu menguncinya, dia mengangkat putrinya yang sedang tertidur itu lalu berlari ke pintu lainnya. Tapi dia terlambat, karena Brian sudah membuka pintu itu.

" Lepaskan dia!" kata Brian.

" Tidak sebelum kamu berjanji tidak meninggalkanku!" kata Vero tegas.

" Kita bicara baik-baik, Ok!" rayu Brian, dia takut Vero nekat dan melakukan hal yang tidak-tidak pada Michelle.

" Berjanjilah dulu!" kata Vero lagi.

" Ok, kamu tenang dulu, letakkan putri kita dulu! Kita..."

" Tidakkkkkk! Brengsek kaliannnn!" teriak Vero yang dipegang dari belakang oleh anak buah Brian yang masuk membuka pintu penghubung kamar Michelle dan kamarnya.

Dengan cepat Brian berlari dan mengambil Michelle dari tangan Vero.

Michelle menangis karena mendengar suara ribut-ribut.

" Mommyyyyyy!"

" Miki sama daddy, Ok!" kata Brian memeluk putrinya yang masih menangis.

" Lepaskannnnnn! Mikiiiiiii!" teriak Vero meronta.

" Bawa dia!" perintah Brian lalu dia pergi membawa Michelle.

Vero akhirnya masuk rehabilitasi karena depresi.

FLASHBACK OFF

" Qolbi? Ada apa?" saat Brian melihat airmata menetes di kedua pipi mantan istrinya.

Fatma menceritakan semua kejadian antara dirinya dan Harun hingga membuat Brian mengepalkan kedua tangannya dengan wajah menggelap.

" Diaman dia?" tanya Brian pada Fatma.

" Aku tidak tahu dan tidak mau tahu!" kata Fatma.

" Tapi aku mau memberikan dia pelajaran!" kata Brian lagi.

" Sudah! Semua sudah terjadi, aku..."

Tiba-tiba pandangan Fatma menjadi kabur dan tubuhnya terjatuh. Secepat kilat Brian menangkap tubuh mungil Fatma dan membaringkannya di sofa.

" Zahirah! Qolbi! Ada apa denganmu? Bangunlah!" kata Brian mencoba membangunkan Fatma.


next chapter
Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C26
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk