Lembutnya awan biru menyapa semua insan dipagi hari tak berarti lebih untuk seorang Ruby, wanita itu masih betah menangis dan meringkuk di tempat tidurnya, lampu temaram yang menghiasi kamarnya menambah kesan menyedihkan dalam hidupnya.
Berulang kali Mbak Tik mengetuk pintu kamarnya namun tak ada jawaban, sekali dia masuk ke dalam melihat Ruby yang jauh dari kata baik-baik saja, Wanita itu yak menjawab apapun yang Mbak Tik tanyakan kepadanya, Ruby bungkam seribu bahasa.
Sudah jam 8 lewat 25 menit, itu artinya sudah sangat telat untuknya berangkat ke sekolah, untuk kesekian kalinya Ruby memilih untuk di rumah saja, dan biarkan dia bertempur dengan isi hatinya kembali.
"Non.."
Mbak Tik masuk dengan membawakan beberapa makanan seperti biasa, namun hari ini hatinya tak bisa lagi menahan semuanya, dia terluka kala melihat Ruby seperti ini.
"Butuh pendengar Non?"