"Apa? Pertunangan mereka tidak nyata? Kamu tahu tentang ini, kan?" tanya Harry saat dia dan Jade menonton acara itu bersama di televisi layar datar besar di ruang tamu.
Jade hanya mengangkat bahu tanpa mengalihkan pandangannya dari layar, "Bukankah kamu merasa pertunangan itu terlalu biasa untuk seseorang dengan status Bryan?"
"Apa yang biasa tentang pertunangan itu? Mengapa kamu menganggapnya biasa? Apakah ada cara khusus bagi seseorang dengan statusnya untuk melamar wanita yang dia cintai?" tanya Harry dengan kerutan kening yang bingung, dan Jade berbalik untuk menatapnya kali ini.
"Jangan bilang saat kamu bertemu wanita impianmu, kamu hanya akan melamarnya dengan cincin?" Tanya dia dengan kerutan kening kecil.
"Apa yang salah dengan itu?"
"Maksud kamu tidak ada usaha yang menggelepar kepala?" Jade bertanya lagi.
"Apakah itu penting? Yang terpenting adalah kami berdua saling mencintai dan bersedia berbagi sisa hidup kami bersama," ujar Harry, dan Jade menggulung matanya.