Unduh Aplikasi
43.93% Romantika Gadis Kontrak / Chapter 29: Chapter 29 Hari Pembalasan

Bab 29: Chapter 29 Hari Pembalasan

Hari ini adalah hari ulang tahun Lily. Ia mengundang bos dan CEO perusahaan terkenal ke acara ulang tahunnya. Ia lebih senang ketika melihat Kage datang, lalu ia mendekat. "Tuan Kage, aku sangat senang kau bisa datang. Aku akan membuatmu menemaniku di panggung, ya."

"Tidak masalah," Kage membalas dengan tampang biasanya.

Lalu acara dimulai. Lily menaiki panggung dan menghadap mereka semua. "Terima kasih kalian sudah datang. Aku benar-benar sangat senang. Dan lebih senang jika Tuan Kage menemaniku di atas sini," kata Lily. Semua orang bertepuk tangan dan menghadap ke Kage yang masih ada di tempatnya.

"(Sekarang mari mulai permainan nya,)" batin Kage sambil berjalan, tapi tiba-tiba layar yang ada di belakang Lily berubah menjadi tampilan rekaman saat ia melakukan adegan berhubungan dengan Ray di dalam mobil. Semua orang menjadi terkejut tak percaya.

Lily yang terkaku mendengar suara kenikmatannya sendiri berbalik dengan gemetar. "Ini, ini, ini tidak mungkin!!" ia menjadi histeris.

Kage berhenti berjalan sambil tersenyum kecil.

"Matikan layarnya, bodoh, kenapa ada beginian? Ini palsu!!" Lily berlari ke bawah, tapi ia tersandung kabel dan terjatuh.

"Akh...!" kini semua tahu kekotoran di balik wanita yang selalu bersikap merayu.

Sementara itu, Ray berjalan masuk ke ruangan pesta, tapi seorang pelayan yang membawa minuman menabraknya. Alhasil, minumannya tumpah sedikit di baju Ray. "Kau ini bagaimana sih, pelayan tidak punya mata!"

"Maaf, Tuan, bisa saya bersihkan." Pelayan itu membersihkan bajunya dengan sapu tangan, tapi rupanya ia juga memasukkan sebuah flashdisk ke saku Ray tanpa di ketahui oleh Ray sendiri. Setelah selesai, Ray langsung pergi buru-buru. Ia tidak tahu bahwa pelayan itu adalah Chen yang menyamar. "Misi selesai," gumam Chen.

"Apa yang terjadi di sini?" Ray terkejut melihat ruangan itu yang kacau dan melihat Lily masih terduduk di lantai.

"Lily, apa yang terjadi?"

"Semuanya kacau, semuanya kacau karena dirimu! Kau diam-diam merekam saat kita ada di mobil, kan!!" Lily berteriak.

"Apa? Tidak, aku tidak melakukannya!!" Ray terkejut.

"Omong kosong!" Lily menamparnya, dan saat itu juga flashdisk yang ada di saku Ray terpental keluar, dan Lily mengambilnya.

"INI APA, RAY!! Dasar kau bajingan!!" Lily sangat marah karena flashdisk itu bertuliskan rekaman yang sama, tapi mendadak Chichi datang di saat itu juga.

"Chi... Chichi!?" Lily menoleh dengan terkejut.

"Dasar perempuan jalang. Aku sudah berusaha menutupi perceraianmu dengan Kage hanya karena masalah kau tidak perawan, dan rupanya, kau memang jalang kotor!" Chichi menatap kesal dan seketika menamparnya hingga jatuh.

"Akh..." Lily terjatuh, tertangkap Ray.

Tapi tiba-tiba Chichi terkena serangan jantung dan menjadi tak sadarkan diri. Kage yang melihat itu hanya terdiam saja, tatapannya tak peduli, apalagi ketika Haku datang ke tempat, dia terkejut melihat Chichi akan tumbang. "Chichi!" dia mendekat, tapi Chichi sudah jatuh duluan.

Kage bahkan hanya diam. Ia yang memegang segelas minuman jamuan meletakkannya ke nampan pelayan di sampingnya, kemudian berbalik. "(Terserah saja... Yang penting, ini semua sudah selesai...)" ia bahkan tak peduli pada Chichi; mau bagaimana lagi, itu karena Chichi melakukan kesalahannya sendiri dengan percaya pada Lily.

"Tuan besar, cepat bawa Tuan besar!" Semua orang membopong Chichi.

"Lily, itu bukan aku... Percayalah padaku..." Ray membantunya berdiri, tapi Lily menepis tangannya.

"Aku akan memenjarakanmu," kata Lily, membuat Ray terkejut. Apalagi semuanya langsung riuh, tak ada yang tenang, dan semuanya mulai bergosip buruk tentang Lily sendiri yang pastinya akan membuat reputasinya hancur.

Setelah kejadian itu, pekerjaannya dan semua yang Ray punya sudah hilang karena dia berada di penjara. Sementara itu, Lily sudah sangat terpuruk dalam kehidupannya. Banyak orang membicarakan, termasuk di media sosial, membuatnya harus terkena gangguan mental dan menetap di kamar dengan perasaan sangat kesal dan tak terima.

Sebelumnya, masih di tempat yang berbeda, di kantor Kage. Dia mencium bibir Hikari yang menatapnya dengan tatapan masih sangat tertekan.

Lalu dia mengusap air mata Hikari. "Jika kau mengatakan yang sebenarnya soal apa yang terjadi padamu saat ini, soal apa hubunganmu dengan salah satu orang di dunia ini, dan bahkan soal bayi yang berani-beraninya memanggilmu ibu, maka aku akan mengatakan semuanya juga," kata Kage.

Hikari terdiam sebentar dengan tatapan kosong, lalu membuang wajahnya kemudian membalas perkataannya. "Aku tak memiliki hubungan dengan siapapun dan bahkan Nian bukan putraku. Aku tidak pernah mengandung bayi, aku tak pernah melakukan apapun pada lelaki sejak aku mencoba berlari dari kenyataan hidupmu," kata Hikari.

Lalu Kage menghela napas panjang dan menjauh, membuat Hikari terdiam menatap. Kage berjalan agak jauh membelakanginya.

"(Kenapa aku bisa tenang jika aku mendengar perkataannya itu? Tentu saja, sebagai seorang pria yang bahkan bisa dibilang pertama kali menyentuh seorang gadis yang suci dari apapun, aku bisa berpikir bahwa gadis yang bersih itu mungkin tidak akan melakukan apapun untuk membalas dendam... Dia hanya mencoba membuatku sadar bahwa aku tidak bisa membela orang lain apalagi diriku sendiri...)" pikirnya dengan kecewa.

Lalu Hikari mengatakan sesuatu. "Kamu bilang, kamu akan memberitahuku semuanya... Apa kau ingin aku menganggapmu bahwa kau memang masih memiliki hubungan dengan wanita itu?" tatapnya.

Hal itu membuat Kage menoleh lalu mendekat. Dia menatap sangat dekat tanpa menyentuh Hikari, bahkan matanya hanya menatap ke bawah.

"Sebenarnya dari awal, aku juga ingin keluar dari pengekangan keluargaku. Aku tak mau menjadi penopang dalam apapun. Mulai dari mereka yang mengambil perusahaan yang aku bangun sendiri, mereka memperkerjakan aku di gedung ini hanya sebagai figur pembantu. Ujung-ujungnya, aku tidak disebutkan dalam apapun... Kamu hanya perlu mengambil contoh ketika kamu berkuliah. Kamu sudah mengerjakan skripsi, tapi dosen mengubah tugasmu seorang, dan skripsi yang telah kau buat harus dibuang begitu saja. Padahal skripsi itu bagus dan dosen menggunakan namanya sendiri untuk menciptakan materi baru dari skripsi yang telah kau anggap kau buang," kata Kage membuat Hikari terdiam.

"(Mungkin, itu menyakitkan...)"

"Kemudian, mereka menentukan aku menikah dengan Lily. Dari awal mungkin aku terlihat seperti seorang pria yang bisa melakukan apapun, aku bebas melakukan apapun, tapi nyatanya kau tahu sendiri, aku terlalu takut melawan pengekangan. Aku bukan pria yang berani... Hingga aku mengenalmu, namamu yang begitu cantik dan sangat menggambarkan apa itu cahaya yang akan menemani namaku dalam kegelapan... Dibandingkan aku, aku hanyalah kegelapan yang akan hilang di antara cahaya yang terang," kata Kage.

Hal itu membuat Hikari mengerti, dia lalu menggigit bibirnya sendiri dan seketika menampar Kage sangat keras membuat Kage terkejut. Tapi dia terdiam dan mencoba menjadi patung, dia membiarkan Hikari membencinya.

"Yah! Benar! Kamu bukan pria yang berani! Kau bahkan tidak melawan perkataan mereka! Tunjukkan bahwa kau adalah seorang pria yang berani! Hanya karena namamu melambangkan arti hidupmu, buatlah namamu lebih cocok dengan namaku! Kau benar-benar buruk!" Hikari berteriak mencaci maki, tapi Kage hanya terdiam menerima perkataan itu.

Hingga Hikari menangis. "Kenapa kau hanya diam... Kenapa diam... Aku mencoba mencaci makimu! Kenapa kau diam! Lawanlah perkataanku, perkataan seperti itu jangan dilihat dari orangnya!" Hikari berteriak, dia terus mengatakan hal itu.

Tapi mendadak Kage menyela. "Karena aku mencintaimu!" Dia langsung memegang kedua bahu Hikari dengan erat dan mengatakan kalimat itu dengan tegas.

"Aku mencoba membangun sebuah cerita yang baik! Cerita romansa, bukan cerita drama! Keadaan memaksaku! Dan kita tidak mengerti satu sama lain, kesalahpahaman mengalahkan kebenaran dalam apa yang terjadi... Jadi, maafkan aku jika aku tidak cukup berani..." kata Kage.

Tapi Hikari menamparnya lagi, dia tak hanya menampar sekali, tapi menampar beberapa kali hingga Kage mendadak mencengkeram tangan Hikari bahkan pipinya menjadi merah.

"Kenapa! Kau tidak tahan... Sekarang kau tahu kenapa kau begitu banyak menerima perlakuan yang buruk... Itu karena kau bertindak setelah kau mendapatkan perlakuan buruk, hanya membalas kemudian kau baru bertindak setelah sekian lama—"

"Itu adalah pembalasan dendam!" Kage menyela dengan tegas. Hal itu membuat Hikari terkejut.

"Aku menerima setiap perlakuan buruk, aku tidak akan melawan, aku menunggu orang lain bicara dan aku hanya sedikit bicara, itu karena aku mengamati... Aku mencari banyak informasi untuk menyiapkan pembalasan dendam, soal hal apa yang terjadi... Aku pastikan, aku akan membalas semuanya... Mereka yang telah memisahkan kita secara percuma, aku akan melakukannya..." Kage menatap serius pada Hikari, dan dia masih memegang tangan Hikari, bahkan dia menciumnya.

Tatapan yang sangat penuh haus darah membuat Hikari terdiam. "(Rupanya benar apa yang dikatakan masa lalunya... Dia bukan lelaki yang normal dari kecil, dia adalah seseorang yang hidup dalam bayangan, dia tidak bisa dikalahkan, karena bayangan bisa hidup di antara cahaya dan kegelapan dan dia yang sekarang, adalah seseorang yang berada di antara keduanya...)"

Lalu Kage mendekat, dia memeluk Hikari dan berbisik, "Aku akan membalas dendam... Berjanjilah, jangan membenciku lagi," bisiknya. Hal itu membuat Hikari kembali menangis kemudian dia memeluk erat tubuh Kage.

"Peganglah janjimu..."

---

Dan begitulah bagaimana itu terjadi. Kage membiarkan semua orang melihat hal memalukan milik Lily, membawa nama buruk Ray, dan sekarang Chichi menjadi koma di rumah sakit.

Haku akan mengurus Chichi dan perusahaan yang harusnya terus bekerja sama dan sibuk menjadi sepi.

Semuanya menjadi mencap buruk keluarga Monoyaki dan keluarga Lily sendiri.

Sekarang dia sedang ada di kamarnya, tampak depresi dan kesal. "Ah! Kenapa ini semua terjadi padaku? Harusnya bajingan itu tidak aku turuti dan sekarang... Aku sedang dalam masa ombang-ambing, aku harus membayar semuanya... Kenapa ini terjadi padaku..." Ia tampak berantakan dan masih tak bisa menerima dengan apa yang terjadi.

Semua orang di tempatnya terus mencoba membujuknya tapi Lily sudah terlalu malu pada publik, bahkan dia hanya bisa memarahi dirinya sendiri. "Kenapa!! Kenapa!!!"

Berita semacam itu sudah menyebar dengan sangat cepat bahkan seharusnya Hikari tahu akan hal ini, Kage benar benar sudah berusaha keras membuktikan pada orang orang mana yang harus di rendahkan dan mana yang harus di buruk kan.


next chapter
Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C29
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk