Tiba-tiba saja polisi yang ada di dalam ruangan itu menghampiri kami. Katanya hal ini akan diproses lebih lanjut, aku dipersilakan untuk pulang dan akan dipanggil lagi beberapa hari ke depan. Aku hanya menganggukkan kepalaku. Ku ucapkan terima kasih kepadanya. Papaku dibawa oleh polisi itu menuju ke suatu tempat. Aku hanya memandangi Papa yang terus memaki-makiku dengan kata-kata yang menyakitkan.
"Kenapa kau berubah pikiran? Apakah ada seseorang yang membuatmu sampai berubah seperti ini?" tanya Fievero.
Tanpa menatapnya, aku menjawab, "Aku hanya memanfaatkan apa yang sekarang sedang terjadi. Aku tak tahu siapa yang melapor, tapi inilah kesempatanku. Tak apa kalau Papa semakin membenci aku, dan menuduhku yang melaporkannya. Setidaknya aku bisa bebas untuk sementara waktu."