Wanita itu pun berbalik dan berjalan meninggalkan aku. Akhirnya aku bisa bernapas lega. Namun dia berhenti melangkahkan kakinya. Dirinya kembali membalikkan badan lalu menghampiriku. Dia menarik kerah bajuku lalu berbisik, "Kalau aku tahu kau berbohong, aku akan mencabik-cabikmu, bahkan menusukkan pisau ke tubuhmu yang lain dan membuat tubuhmu kepanasan lebih daripada apa yang kau rasakan di kedua tanganmu. Ingat itu!"
Aku sampai mematung mendengar ancamannya. Secara bersamaan, memori tentang wanita ini muncul di benakku. Sebuah adegan dirinya yang marah-marah, menampar, memukuli, mencekik bahkan menusukkan pisau ke perutku pun berputar dengan cepat. Aku meringis kesakitan sembari memegangi kepalaku. Miyazaki yang berdiri di sampingku pun menanyakan apa yang terjadi. Aku tidak merespon karena mencoba fokus untuk mengingat memori yang terlintas itu sembari memejamkan mata.