Aku membuka masker dan topiku lalu mengganti rambut palsu yang biasa aku gunakan. Karena waktu Papa pulang masih lama, aku memilih untuk membuat lagu lagi. Meski sulit, aku melakukannya karena inilah hobiku saat ini.
Samar-samar aku mendengar Papa menyerukan namaku. Dengan cepat, aku menyimpan gitar lalu keluar dari ruangan ini dan menutup pintu masuk ruang bawah tanah dengan lemari geser itu. Barulah aku membuka pintu rumah.
"Lama sekali!" geramnya sembari mendorongku pelan.
"Maaf! Aku ketiduran," kataku berbohong. Papa tidak merespon. "Makan malam Papa ada di kulkas, kau hanya perlu memanaskannya saja. Ak-"