"Kenapa kau menyuruhku melakukan hal itu?" tanya Fievero. Papa menegakkan kembali tubuhnya dan duduk.
"Aku hanya tak mau kalian merasakan hal yang sama, menyesali sesuatu karena tak bisa memberi tahu isi hatimu kepada keduanya," jawabnya.
"Setelah itu, apa yang harus aku lakukan? Apakah aku akan memintanya untuk membiarkan kami tinggal bersama? Aku tak sudi satu rumah dengan keluarganya," balas lelaki di sampingku ini.
"Aku tak akan memaksa kalian untuk tinggal atau tidak bersama Mama kalian, tapi aku sarankan agar kalian cepat kembali setelah menyelesaikan urusan itu. Pekerjaan di agensi menunggu kalian berdua," kata dia. Aku membelalakkan mataku.
"Pekerjaan di agensi? Bukankah kita sudah keluar dari sana? Tidak seharusnya kita bergabung lagi, apalagi Ayah juga sudah tidak menjadi produser siapapun," tanyaku. Ayah menatap aku.