[ CERITA INI HANYA FIKSI BELAKA. JIKA ADA KESAMAAN TOKOH, TEMPAT, KEJADIAN ATAU CERITA, ITU ADALAH KEBETULAN SEMATA DAN TIDAK ADA UNSUR KESENGAJAAN ]
Karya orisinil @ookamisanti_ jikapun ada kesamaan mohon maaf dan mungkin tidak sengaja.
><><><
Ternyata akan ada banyak kegiatan yang harus dilakukan. Mulai dari latihan, kemungkinan aku akan debut, menghadiri sebuah acara dan konser yang akan diadakan oleh Artchies Projects. Aku terkejut dengan banyaknya kegiatan itu, urusan kantorku akan terbengkalai jika aku terus berada di sini, apalagi Hotaka belum tentu bisa menanganinya seperti sejam yang lalu. Aku mengatakan kepada mereka bahwa aku tidak bisa sesibuk itu berada di sini, ada pekerjaan lain yang sedang menungguku di Hokkaido. Aku tak bisa membicarakan tentang pekerjaanku yang lain. Dengan kesepakatan aku datang ke sini selama tiga hari dalam seminggu, aku menyetujuinya. Empat hari itu akan ku gunakan untuk mengurusi perusahaan. Setelah perbincangan selesai, aku dan Shiori segera kembali ke Hokkaido. Tuan Kudou menyuruhku agar datang ke sini esok lusa. Aku harus melakukan banyak kegiatan, belum lagi berkenalan dengan orang-orang yang belum aku kenal.
Keesokan harinya, seorang wanita berpakaian blazer datang ke kantor dan ingin bertemu denganku. Dia membicarakan tentang saham yang akan dia investasikan kepada perusahaan Rizer Corp. Tentu saja aku merasa senang. Sebelum berkas kerja sama kami tertandatangani, aku menanyakan beberapa hal kepadanya. Aku tak bisa menerima begitu saja kerja sama kami, aku harus mencari tahu tujuan dan maksud dia menginvestasikan sahamnya kepadaku.
"Jadi, bagaimana?" tanya dia setelah menjelaskan beberapa pertanyaan dariku. Aku pun menjelaskan bahwa saham yang dia investasikan aku tolak, karena alasannya sedikit tidak bisa ku terima. Dia bangkit dari duduknya lalu berkata ini dan itu. Tak ku sangka dia malah duduk di pahaku, mengalungkan sebelah tangannya di leherku. Tangannya yang lain mengusap dadaku dengan pelan.
"Apakah kau tidak ingin bekerja sama dengan perusahaan kami, Tuan Rizer? Kami bisa membantu meningkatkan rangsangan, um … maksudku meningkatkan nama perusahaanmu," ucapnya sembari membusungkan dada. Belahan dada yang terlihat itu sengaja dia tunjukkan kepadaku, dengan rok yang di atas lutut dan terlihat pendek sekali.
"Maafkan aku, Nyonya. Aku belum bisa bekerja sama dengan perusahaanmu dan menerima investasi sahammu. Mungkin memang benar perusahaanmu besar dan terkenal, tapi karena alasan yang kau berikan membuatku menolaknya. Sekali lagi maafkan aku dan tolong turunlah dari pangkuanku!" balasku. Dia berdecak lalu berdiri dan menjauhiku.
"Tidak bisakah kau mengerti keadaan perusahaanku hah? Jangan mentang-mentang perusahaanmu lebih besar dan kau seenaknya menolak perusahaan yang lebih kecil. Tanpa kami, perusahaanmu bukanlah apa-apa. Ingat itu! Hm!" Dia meninggalkan ruanganku sembari membawa rasa kesalnya. Apakah aku salah mengambil keputusan? Lagi pula aku tidak suka wanita seperti itu di kantorku. Pakaiannya terlalu minim. Bicaranya terlalu dibuat-buat. Ku hela nafasku lalu menghembuskannya. Aku kembali menyibukkan diri dengan laptop.
Siang harinya, aku dikejutkan dengan kedatangan mama. Dia memperlihatkan wajah sombongnya sembari duduk di sofa. Aku bangkit dari dudukku dan menghampiri mama.
"Bagaimana? Apakah kau menerima penawaran dari agensi musik itu?" tanya mama.
"Tentu saja. Kemarin aku baru saja pulang dari Tokyo dan sudah melihat-lihat gedung agensi musik itu. Aku juga sudah menandatangani kontrak," jawabku sembari duduk di hadapannya.
"Berapa tahun?"
"Untuk sementara aku akan dikontrak selama 3 tahun, itu pun masih dalam tahap percobaan. Jika aku bisa terkenal berkat agensi musik itu, mungkin masa kontrakku akan diperpanjang," jawabku lagi. Mama nampak mengernyitkan dahinya.
"Ku dengar kau menolak untuk bernyanyi bersama orang lain, apakah itu benar?" Ah sial! Pasti Shiori yang sudah memberi tahu wanita ini tentang penolakanku bernyanyi bersama orang lain. Aku pun menganggukkan kepalaku dan menjelaskan alasanku ingin menjadi penyanyi solo.
"Aku tidak bisa bersama orang lain karena aku tidak ingin membuat mereka kesulitan. Aku ini seorang direktur utama, tidak menutup kemungkinan kalau aku akan lebih banyak bekerja di kantor daripada di agensi musik itu. Lagi pula aku bisa melakukan hal sendiri kalau aku menjadi penyanyi solo. Jika aku bersama mereka, kemungkinan mereka akan menunggu kehadiranku, hanya bisa bekerja bersamaku dan tidak bisa sebebas itu. Agensi musik juga tidak akan menghadirkan dirinya ke acara yang tidak bisa ku hadiri. Aku khawatir kalau hal itu terjadi, mereka akan mendapatkan kesulitan," jelasku membuat mama menarik nafasnya lalu menghembuskannya pelan. Dia menatapku dengan tatapan tak suka.
"Meskipun begitu, kau harus tetap menghadiri acara apapun. Aku tak ingin kau menolak semua pekerjaan yang ada di sana. Aku ingin kau semakin dikenal, bahkan sampai masuk ke televisi. Jika kau dikenal banyak orang, aku bisa menyombongkannya kepada teman-temanku. Kalau bisa segeralah masuk televisi, agar mereka bisa melihat anakku yang tampan menjadi artis," kata mama membuatku menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya pelan. Apakah mama ingin aku mati karena kelelahan bekerja? Padahal aku sudah menjelaskan dengan baik bahwa aku tidak bisa sebebas itu untuk bekerja menjadi artis. Apakah dia tidak bisa mengerti bagaimana perasaan anaknya? Aku akan cepat kelelahan jika aku memaksakan diri apalagi kalau harus bolak-balik Hokkaido dan Tokyo. Perjalanannya pun tak memakan waktu yang singkat. Aku khawatir pekerjaanku akan terhambat akibat aku kelelahan dan membuat fisikku lemah. Ditambah sindrom itu akan muncul dalam waktu tertentu.
Saat aku hendak mengatakan sesuatu, mama melanjutkan, "Aku ingin kau menjadi orang yang dikenal banyak orang lebih dari sekarang. Kalau bisa kau tinggalkan saja pekerjaan dari papamu itu. Aku yakin kau lelah sekali sudah bergelut dengan dunia bisnis ini, maka dari itu pergilah ke dunia luar dan saksikan bagaimana penggemarmu menyerukan nama dan wajah tampanmu itu, Reizero. Aku yakin kau akan memiliki banyak keuntungan daripada terus berada di dalam ruangan yang sama setiap harinya. Sudahlah! Aku harus pergi karena ada pertemuan penting dengan teman-temanku. Oh iya, kalau kau menolak apa yang aku katakan, lihat saja nanti! Mungkin kau tidak akan aku anggap anak lagi."
Mama pergi setelah mengatakan hal itu. Aku menghempaskan tubuh ke sandaran sofa. Ku usap poniku ke belakang sembari menarik nafas dan menghembuskannya lagi. Sungguh, aku tidak bisa menolak permintaan mama. Bukan karena ancaman yang dia lontarkan, tapi aku kasihan jika dia akan dicemooh oleh teman-temannya jika aku tidak menjadi orang terkenal yang bisa masuk ke televisi. Jika aku tidak menjadi apa yang dia inginkan, entah apa yang akan terjadi. Ku gelengkan kepalaku lalu kembali berkutat dengan layar laptop dan beberapa berkas yang ada di meja.
Bersambung ...
><><><
ATTENTION : [ Please, jangan lupa komentar dan collection! ]
Arigatou! Thank you! Nuhun! Terima kasih! Obrigada!