"Berhentilah!" pintaku. Miyazaki meredakan tangisannya. Aku pun mengusap pelan pipi dia sembari membantunya menghapus air mata.
"Aku mencintaimu," bisikku. Dia menatapku. Miyazaki pun memajukan diri dan mencium bibirku sebentar lalu berkata kalau dia juga mencintai aku. Aku hanya mengangguk. Ku peluk dirinya dengan lembut. Kami saling terdiam, hanya deru napas dan jam berdetak yang kami dengar. Tak lama, ku lepaskan pelukanku. Akan memalukan kalau kami melakukan hal itu dan tiba-tiba seseorang datang, makanya aku melepaskannya. Aku kembali menaikkan kakiku dan duduk di tengah ranjang. Miyazaki juga melanjutkan mengupas kulit apel.
"Apakah akhir-akhir ini kau merasa tubuhmu baik-baik saja?" tanya Miyazaki. Aku mengangguk.