"Kali ini aku tak akan menuruti permohonanmu itu! Sebanyak apapun kau memohon, mengeluarkan air mata dan mengatakan sesuatu, aku tak akan melepaskannya. Inilah hukuman bagimu yang telah menentang aku! Jika dihajar tidak membuatmu kapok, jika tubuhku dilukai sampai keluar darah tidak membuatmu berhenti menentang dan jika kau tetap seperti itu, maka hanya cara ini agar kau bisa mengerti." Aku menganggukkan kepalaku.
"Baiklah kalau itu yang kau inginkan," serahku. Aku sudah menyerah dan pasrah. Biarkan saja dia menyiksaku. Bukan karena aku ingin mendapatkan rasa kasihan darinya, hanya saja aku sudah tak bisa berbuat apapun. Sepertinya mengatakan sesuatu juga percuma. Dendam, amarah dan kebencian sudah menguasai hati kedua orang di depanku ini.
"Kenapa kau melarikan diri dariku?" tanya Papa.
"Aku takut dengan Papa, dan sudah tidak tahan dengan penyiksaan serta rasa sakit yang Papa berikan kepadaku," jawabku.