"Rei, kenapa kau melamun?" Aku menoleh ketika Miyazaki menyentuhku. Dirinya memanggilku berulang kali, tapi aku tidak menoleh. Sial! Lagi-lagi aku melamun.
"Maafkan aku!" kataku kepadanya.
"Akhir-akhir ini kau selalu melamun. Apakah kau baik-baik saja?" tanyanya. Ku anggukkan kepalaku.
"Aku baik-baik saja. Memangnya kenapa kalau aku melamun? Bukankah itu adalah hal biasa?" jawabku membuat Miyazaki menatapku dengan tatapan khawatirnya. Aku pun segera memalingkan tatapanku ke arah lain.
"Kau juga terlihat lebih kurus, dan wajahmu pucat. Apakah kau sudah memeriksakan dirimu ke rumah sakit?"