"Sungguh, aku tidak tahu kalau ternyata tanganku mencengkeram leher seseorang. Aku berusaha untuk menahan diri, tapi rasanya sulit sekali untuk ku lakukan. Maafkan aku, Harada. Aku tidak berniat untuk melakukannya. Bahkan aku tak tahu kalau kau ada di depanku," kataku. Aku sengaja berkata seperti itu agar dia tak lagi menanyakan apa yang ku lihat ketika aku mengalami hal tadi dan siapa yang aku incar. Harada berkata kalau dia memaafkan aku, tapi dirinya ingin tahu siapa yang aku lihat. Sepertinya tak ada pilihan lain selain menceritakannya kepada mereka.
"Saat kau mengalami hal itu, kami berusaha untuk menenangkanmu. Bertepatan sekali dengan Harada yang ada di depanmu, tak kami sangka ternyata kau malah menyerangnya. Apakah kau kerasukan?" ujar Tamura sekaligus mengajukan pertanyaan. Kerasukan? Yang benar saja! Bahkan aku tak percaya dengan keberadaan makhluk tak kasat mata.