Aku tak bisa memutuskannya. Banyak hal yang aku khawatirkan. Jujur saja, aku lebih memilih hidup seorang diri daripada bersama orang tuaku yang egois. Aku tak mau lagi diperintahkan bagaikan anak buah, aku tidak ingin mendengar aku harus melakukan hal ini atau hal itu dan aku sudah lelah menjalani hidupku di bawah pengawasan serta perintah kedua orang tuaku. Kalau bisa aku ingin pergi jauh, tanpa mereka, tanpa kantor dan tanpa siapapun. Hanya diriku seorang. Namun aku tahu hal tersebut sangatlah mustahil. Aku pernah membayangkan diriku berada di suatu tempat, sayang sekali, angan hanyalah sekedar angan. Tak akan pernah terjadi dan tidak mungkin terwujud. Bagaikan adegan di dalam sebuah komik fiksi yang tak akan mungkin bisa menjadi kenyataan.
"Rei?" Aku menoleh ketika seseorang memanggil namaku. Aku terkejut ketika melihat Miyazaki datang kemari. Aku pun bangkit dari dudukku dan menghampirinya.
"Ada apa? Apakah kau perlu sesuatu?" tanyaku.