Kayora, Kazame dan Sasuke mencari Rembulan di malam hari yang dibawa oleh medusa. Mereka bertemu dengan Yobi di air terjun.
"Yobi, apakah kamu melihat medusa disini. Medusa membawa Rembulan pergi"tanya Kayora
"Tidak, aku tidak melihat siapapun disini"
"Oh begitu, hah..dimana dia sekarang? Dia tak mungkin jauh dari sini"ucap Kayora melihat jauh.
Sasuke melihat ke arah Yobi, lalu dia mendekati gadis itu. "Kamu sedang apa di hutan ini sendirian?",
Yobi kaget, ia mulai berpikir Sasuke akan mencurigai dirinya. "A..aku. Aku sedang menemui seseorang. Dia memberikan ramuan ini. Kupikir setelah aku mendapatkan ramuan ini, ibu akan menerimaku lagi."
"Benarkah? Siapa yang kamu temui? Jika benar ramuan itu berhasil mengubahmu, aku akan mengajakmu pulang"senyumnya.
Wajah Yobi berseri-seri seketika mendengar anjakan calon suaminya, dengan senyuman manis ia menjawab "Ya, aku akan pulang bersamamu"
"Kazame, Kayora. Aku mengantar Yobi dulu, kalian pulang saja. Besok aku akan meminta Kim untuk membantu mencari Rembulan. Sekarang Rembulan akan baik-baik saja",
"Bagaimana kamu tahu bahwa Rembulan baik-baik saja?"tanya Kayora dengan nada tinggi.
Senyum manis pria itu seakan telah memberi ketenangan bagi Kayora, ia pun mengerti dan membiarkan Sasuke pergi.
Kini hanya ada mereka berdua di air terjun, Kazame tersenyum manis "Cantik, jangan marah! Percaya saja dengan ucapan Sasuke."
Kembali Kayora berucap dengan nada tinggi, "Bagaimana aku bisa tenang? Gadis itu bukan dari negeri ini. Bagaimana jika ia terluka, ia ketakutan dan mati. Apa yang harus kita katakan jika seseorang bertanya tentangnya? Apa kita harus berbohong?"
"Em, tidak. Tentu saja tidak",
Tiba-tiba Kayora langsung menonjok Kazame hingga terjatuh, "Pria idiot, kamu sama saja seperti Sasuke! Apa karena Yobi, kalian jadi melupakan Rembulan?" tegas Kayora yang kemudian pergi meninggalkan air terjun.
"Sakit sekali! Dia benar-benar marah ya? Ah…hey, tunggu aku!"teriak Kazame yang kemudian menyusul Kayora.
Desa Tanjung Bunga atau Desa Flower
Kayora dan Kazame secepatnya menuju rumah Yora atau Kayora. Kedatangan mereka disambut oleh Yobi, Kanzuka dan Kim.
Yora secepatnya mendekati Kayora yang datang bersama Kazame.
"Dimana Rembulan?"
"Maafkan kami, Yora. Rembulan, kami kehilangan jejaknya!"jawab Kayora dengan wajah sedih.
"Ah, sial. Medusa itu benar-benar jahat, jika aku bertemu dengannya lagi, aku akan menghabisinya tanpa ampun"sumpah Yora
"Lalu dimana Sasuke?"tanya Irranix
"Dia pulang bersama Yobi ke istana. Kupikir gadis itu telah benar-benar mendapatkan ramuan kecantikan tiada tanding, ia telah memenuhi persyaratan pernikahan dengan Sasuke",
Malam ini mereka semua menginap di rumah Kayora. Mereka semua lelah, dan berusaha untuk tidur malam ini dengan tenang. Dan, sebuah harapan malam ini untuk medusa tak muncul lagi agar tidur mereka benar-benar nyenyak hingga pagi menjelang.
Tetapi di kamar Kayora, yang tidur dengan Yora bersampingan. Mereka belum memejamkan mata sedikit pun. Mereka tak bisa tidur meski suasanya tak panas. Pikiran mereka tertuju pada Rembulan, sahabat mereka. Meski baru mengenal gadis itu, di pikiran mereka selintas dapat menyatakan gadis itu baik.
"Yora, sekarang menurutmu. Bagaimana kondisi Rembulan? AKu takut dia terluka"ucap Kayora duduk di kasurnya.
"Kayora, kamu ini jangan terlalu khawatir. Berdoa saja, ya agar dia selamat. Aku yakin, Medusa tak akan menyakitinya"jawab Yora duduk di kasur dan melihat sahabatnya.
"Aku berharap begitu untuk Rembulan",
"Eh, tapi tadi kalian bilang bahwa Sasuke pergi bersama Yobi ke istana. Kalian bertemu gadis itu dimana?"
"Di air terjun, tempat biasa kita berlatih",
"Hem, menurutmu ada yang aneh gak dengannya? Soalnya kan kalau dia disana malam hari maka medusa akan datang lalu membawanya seperti Rembulan",
"Em, aku tak terpikir itu. Ia bilang ia telah mendapatkan ramuan kecantikan itu",
"Ramuan kecantikan? Ramuan bagaimana? Apa ia sudah meminumnya?"
"Soal dia meminumnya atau tidak, aku melihat aura kecantikan yang luar biasa padanya. Dia sangat cantik",
"Hah, sebenarnya aku membenci gadis itu",
"Kenapa?"
"Dia cantik tetapi dia sepertinya licik",
"Oh, temanku cemburu ya?"
"Eh, enak saja. Aku tidak cemburu tau!"
Kayora tersenyum manis, "Katakan saja kamu cemburu? Kan gak usah banyak alasan",
"Aku pulang aku gak cemburu!"kesal Yora yang kemudian menyelimuti dirinya dengan selimut.
Angin malam menerpa tirai jendela hingga terbang, Kayora melihat jendela dengan tirai berantakan ditiup angin. Hatinya kembali sedih, ia beranggapan dirinya telah lalai dan tak bertanggung jawab, dan semua ini adalah salah dirinya.
"Yora, jika kamu jadi Rembulan. Apakah kamu akan memaafkanku? Karena aku tak bisa melindungimu?"
Dalam selimut Yora menjawab, "Ya aku akan memaafkanmu, jika kamu datang menyelamatkanku. Kenapa kamu tanyakan itu padaku? Mungkin saja sifatku dengannya berbeda. Misalnya ia keras kepala".
Kayora tertunduk, air matanya jatuh perlahan. Lalu dia memilih menyelimuti dirinya dengan selimut, dan tidur dalam kesedihan.